Solok (ANTARA) - Konsultan Bisnis dari ASB Indonesia, Dedi Vitra Johor memberikan pelatihan kewirausahaan tentang menumbuhkan dan mengelola pikiran serta sikap-sikap yang mendukung kesuksesan agar menjadi pengusaha milenial yang sukses.
"Terlebih dahulu saya mengapresiasi Pemprov Sumbar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumbar yang telah mengundang kami untuk bisa hadir di sini dalam mewujudkan program penumbuhan 100 ribu pengusaha milenial baru," kata Dedi di Solok, Rabu.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa materi yang disampaikannya pada peserta pelatihan di Kota Solok itu ialah cara tentang memunculkan dan mengelola pikiran serta sikap-sikap yang mendukung kesuksesan menjadi seorang pengusaha.
"Dalam kegiatan ini saya mencoba memotifasi mereka untuk mengubah pemikiran mereka agar menjadi pengusaha yang tangguh. Karena kebanyakan dari mereka sudah hebat buat produk. Namun pemikiran bisnisnya tetap diubah," ucap dia.
Ia mengatakan tujuan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan semangat mereka bagaimana menjadi pengusaha milenial yang sesungguhnya dan meningkatkan inner power.
"Karena kebanyakan yang kita lihat selama ini para pengusaha bingung memulai usaha mereka dari mana. Satu hal yang harus dipahami dalam berbisnis itu ada dua, yakni mengelola dan berjualan yang harus bisa dikembangkan," ujar dia.
Selain itu, kunjungan Dedi ke Kota Solok merupakan kunjungan yang ke 12 kalinya dalam memberikan motivasi kepada para pengusaha milenial dari 18 kota dan kabupaten di Sumbar yang mendapatkan kesempatan dari Pemrov.
"Kebanyakan usaha yang digeluti peserta berupa usaha makanan. Namun apapun usaha mereka yang perlu diperkuat adalah paradigma mereka tentang bisnis serta mengasah kemampuan mereka dalam berjualan," ujar dia.
Menurutnya menjadi seorang pengusaha harus tahan banting dan pantang menyerah. Selain itu, juga mampu mengelola ide bisnis serta harus jeli dalam mencari peluang.
"Yang dibutuhkan adalah keuletan bisnis. Harus main di pasar yang bagus. Harus ada berbeda dengan yang lainnya," ujar dia.
Selain itu, Dedi juga menceritakan tentang jatuh bangunnya dalam membangun usaha, tetapi tetap semangat dan pantang menyerah. Ia bahkan sudah memulai usaha sejak tahun 1998 di bidang teknologi dan bangkrut. Kemudian dimulai lagi tahun 1999 bangun bisnis bidang transportasi. Tahun 2000 bidang pertanian dan properti dan bangkrut lagi dan terus mulai bidang teknologi.
"Saya merasa kegagalan itu disebabkan karena saya sombong dan tidak mau belajar sehingga bangkrut dan kerugian mencapai miliaran rupiah. Sejak saat itu saya memulai bangkit lagi dengan terus belajar. Baik belajar di dalam maupun luar negeri," kata dia.
Hingga akhirnya pada 2003 berhasil membangun PT ASB Indonesia yang terus berkembang hingga saat ini di bidang training, konsulting dan IT. Bahkan hari ini sudah membuka cabang di Jakarta dan Padang.
Lebih lanjut, Dedi merupakan salah satu motivator yang ditunjuk Pemprov Sumbar pada program pembentukan 100 ribu wirausaha baru di Sumbar itu menilai jika para pelaku usaha baru mau naik kelas harus kuat berjuang dan memiliki semangat pantang menyerah.
"Terlebih dahulu saya mengapresiasi Pemprov Sumbar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumbar yang telah mengundang kami untuk bisa hadir di sini dalam mewujudkan program penumbuhan 100 ribu pengusaha milenial baru," kata Dedi di Solok, Rabu.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa materi yang disampaikannya pada peserta pelatihan di Kota Solok itu ialah cara tentang memunculkan dan mengelola pikiran serta sikap-sikap yang mendukung kesuksesan menjadi seorang pengusaha.
"Dalam kegiatan ini saya mencoba memotifasi mereka untuk mengubah pemikiran mereka agar menjadi pengusaha yang tangguh. Karena kebanyakan dari mereka sudah hebat buat produk. Namun pemikiran bisnisnya tetap diubah," ucap dia.
Ia mengatakan tujuan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan semangat mereka bagaimana menjadi pengusaha milenial yang sesungguhnya dan meningkatkan inner power.
"Karena kebanyakan yang kita lihat selama ini para pengusaha bingung memulai usaha mereka dari mana. Satu hal yang harus dipahami dalam berbisnis itu ada dua, yakni mengelola dan berjualan yang harus bisa dikembangkan," ujar dia.
Selain itu, kunjungan Dedi ke Kota Solok merupakan kunjungan yang ke 12 kalinya dalam memberikan motivasi kepada para pengusaha milenial dari 18 kota dan kabupaten di Sumbar yang mendapatkan kesempatan dari Pemrov.
"Kebanyakan usaha yang digeluti peserta berupa usaha makanan. Namun apapun usaha mereka yang perlu diperkuat adalah paradigma mereka tentang bisnis serta mengasah kemampuan mereka dalam berjualan," ujar dia.
Menurutnya menjadi seorang pengusaha harus tahan banting dan pantang menyerah. Selain itu, juga mampu mengelola ide bisnis serta harus jeli dalam mencari peluang.
"Yang dibutuhkan adalah keuletan bisnis. Harus main di pasar yang bagus. Harus ada berbeda dengan yang lainnya," ujar dia.
Selain itu, Dedi juga menceritakan tentang jatuh bangunnya dalam membangun usaha, tetapi tetap semangat dan pantang menyerah. Ia bahkan sudah memulai usaha sejak tahun 1998 di bidang teknologi dan bangkrut. Kemudian dimulai lagi tahun 1999 bangun bisnis bidang transportasi. Tahun 2000 bidang pertanian dan properti dan bangkrut lagi dan terus mulai bidang teknologi.
"Saya merasa kegagalan itu disebabkan karena saya sombong dan tidak mau belajar sehingga bangkrut dan kerugian mencapai miliaran rupiah. Sejak saat itu saya memulai bangkit lagi dengan terus belajar. Baik belajar di dalam maupun luar negeri," kata dia.
Hingga akhirnya pada 2003 berhasil membangun PT ASB Indonesia yang terus berkembang hingga saat ini di bidang training, konsulting dan IT. Bahkan hari ini sudah membuka cabang di Jakarta dan Padang.
Lebih lanjut, Dedi merupakan salah satu motivator yang ditunjuk Pemprov Sumbar pada program pembentukan 100 ribu wirausaha baru di Sumbar itu menilai jika para pelaku usaha baru mau naik kelas harus kuat berjuang dan memiliki semangat pantang menyerah.