Jakarta, (Antara) - Humas Persatuan Gantolle dan Paralayang Indonesia Bidang Gantolle (Layang Gantung) Tagor Siagian mengatakan juara dunia Lis Andriana akan berlaga di World Games 2013 Cali, Kolombia, 1-4 Agustus.
"Berkat prestasinya sebagai juara dunia ketepatan mendarat Paralayang Putri Seri PGAWC (Para Gliding Accuracy World Cup) 2012, Lis Andriana diundang mengikuti World Games 2013 di Cali, Kolombia," ujar Tagor Siagian dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Selain Lis, menurut dia, penerbang Letkol (Kes) Dr. Elisa Manueke, Juara IV Dunia Putra Seri PGAWC 2012 dan penerbang nasional Nanang Sunarya (peringkat 17 Dunia sementara), juga akan berlomba di World Games 2013.
World Games yang dimulai 25 Juli-4 Agustus adalah Pekan Olahraga Dunia setiap empat tahun, bagi cabang-cabang yang tidak turut pada Olimpiade Musim Panas.
Kali ini diikuti sekitar 4.000 atlet dari 120 negara dan melombakan 32 cabang, di antaranya senam akrobatik, renang sirip, sumo, rugby, dansa dan squash.
"Diundangnya Lis, Elisa serta Nanang, membuktikan bahwa para penerbang Paralayang Indonesia sudah sangat diperhitungkan Federasi Aeronautika Internasional (kLeFAI), induk olahraga dirgantara dunia.
Prestasi Lis tahun lalu itu, memantapkan dominasi atlit paralayang putri kita di nomor Ketepatan Mendarat tingkat dunia, setelah sebelumnya gelar Juara Dunia diraih Ifa Kurniawati (2010) dan Milawati Sirin (2011)," kata dia.
Lis Andriana mengatakan target utamanya tahun ini adalah mempertahankan gelar Juara Dunia. Cali jadi pemanasan untuk saya, sebelum mengikuti sisa dua seri PGAWC.
Setelah menyelesaikan Seri I-III di Painan (Sumatera Barat), Thailand dan Portugal, ia mengatakan dirinya masih harus berjuang di Serbia-Montenegro (20-22/9) dan Rumania (27-29/9). Sedangkan Super Final 2013 akan berlangsung di Sabah, Malaysia, November ini.
"Dengan absennya pesaing utamanya, Marketa Tomaskova (Rep. Ceko) akibat cedera, saya harus mewaspadai penerbang Serbia, Milica Marinkovic. Dia sangat pandai mengatur emosi. Teknik terbangya bagus banget. Sedangkan saya masih suka emosi kalau terbang, jadi kurang konsentrasi saat mendarat," ujar Lis, peraih medali emas nomor Lintas Alam Terbatas Perorangan dan Beregu, medali perak Ketepatan Mendarat Perorangan dan medali emas Ketepatan Mendarat Beregu SEA Games XXIII/2011 tersebut.
Sementara itu Nanang, mantan Para Boy (semacam caddie dalam olahraga golf), petugas yang membantu penerbang membuka, mengangkut dan membungkus parasut, World Games adalah mimpi yang menjadi kenyataan.
"Bagi saya ini kehormatan besar mengikuti ajang dunia yang sangat bergengsi. Saya tidak akan ngotot, tapi tetap menikmati terbang dan berusaha semakismal mungkin," ujar peraih medali perak PON XVIII Riau tahun lalu.
Mengenai bakal lawan-lawannya, terutama peringkat 10 Besar Dunia, tidak membuat atlit Jawa Barat itu, lantas ciut nyalinya.
"Semuanya teman lama, sudah sering ketemu di PGAWC. Kita sudah saling mengetahui keunggulan dan kelemahan masing-masing. Kuncinya di mental aja," ujar dia.
Senada dengan Nanang, Dokter Elisa mengingatkan pentingnya menjaga konsentrasi jelang pendaratan.
"Percuma saja lepas landas baik, terbangnya bagus, manuver jelang mendarat oke, tapi begitu mau injak titik blank, hilang konsentrasi. Jadi kuncinya ada di koordinasi otak dengan kaki," tegas ahli bedah mata Rumahsakit Lanud TNI AU Adisumarmo Solo itu.
Sementara Wahyu Yuda, manajer tim Paralayang Indonesia, mengharapkan para juri dan panitia pelaksana taat peraturan lomba, tegas mengambil keputusan dan tidak memihak.
"Jangan sampai kejadian Seri III PGAWC Portugal terulang," katanya. (*/jno)