Bukittinggi (ANTARA) - Kabupaten Agam, Sumatera Barat memiliki ragam objek wisata mandiri yang dikelola masyarakatnya, salah satunya Wisata Petik Stroberi di pinggang Gunung Singgalang.
Selain menghasilkan nilai ekonomi langsung kepada petani Stroberi, lahan pertanian di daerah berhawa sejuk itu juga disulap menjadi tujuan wisata unik dengan cara memetik buah langsung oleh pengunjung.
Kampung Upang, Jorong Pahambatan, Nagari Balingka, Agam itu berada tepat di sisi kiri pegunungan Singgalang dari arah Nagari Balingka menuju Malalak dan Kabupaten Padang Pariaman.
Pengunjung yang didominasi orangtua bersama anak-anaknya itu dimanjakan dengan puluhan kebun dan ribuan batang Stroberi yang bisa dipetik sendiri karena tingginya yang tidak sampai satu meter.
Salsa, salah seorang pengelola Kebun Stroberi mengatakan pengunjung tidak dipungut biaya apapun saat memasuki area perkebunan.
"Hanya ada semacam kotak sumbangan suka rela di depan kampung, pengunjung cukup membayar buah Stroberi yang dipetik dan dibawa pulang, harganya per kilogram Rp 80 ribu," kata Salsa di Balingka, Agam, Minggu.
Ia mengatakan, warga di kampung Upang mulai bercocok tanam Stroberi sejak sekitar 2013 yang dikelola secara mandiri hingga mampu menghasilkan tambahan penghasilan melalui penjualannya yanv merambah hingga ke luar daerah.
"Permintaan ada yang dari Aceh, Pekanbaru, Medan dan lainnya, awalnya dimulai dari warga kami bernama Pak Dadang hingga terus berkembang dan viral di tengah masyarakat," katanya.
Buah Stroberi itu menurutnya banyak dipesan melalui permintaan dari media sosial yang terlebih dulu diseleksi setelah dipetik sebelum dikirimkan.
Awalnya, kebun stroberi milik Pak Dadang hanya berjumlah 1.600 batang dari pembibitan awal yang hanya 17 batang dan susah dipasarkan.
"Kini jumlah kebun Pak Dadang sudah sekitar tiga hektar dan beberapa menampung juga buah dari warga lain untuk dipasarkan," kata Salsa.
Meskipun sudah memiliki pelanggan tetap, warga Kampung Upang sangat terbuka jika ada masyarakat yang ingin menikmati sensasi memetik Stroberi langsung dari batangnya di kebun.
"Sangat bagus ya, udara sejuk dan ramah anak, sekaligus wisata edukasi pertanian bagi anak, buahnya pun rasanya enak manis tidak kalah dari Stroberi daerah lain," kata seorang pengunjung, Widia.*
Selain menghasilkan nilai ekonomi langsung kepada petani Stroberi, lahan pertanian di daerah berhawa sejuk itu juga disulap menjadi tujuan wisata unik dengan cara memetik buah langsung oleh pengunjung.
Kampung Upang, Jorong Pahambatan, Nagari Balingka, Agam itu berada tepat di sisi kiri pegunungan Singgalang dari arah Nagari Balingka menuju Malalak dan Kabupaten Padang Pariaman.
Pengunjung yang didominasi orangtua bersama anak-anaknya itu dimanjakan dengan puluhan kebun dan ribuan batang Stroberi yang bisa dipetik sendiri karena tingginya yang tidak sampai satu meter.
Salsa, salah seorang pengelola Kebun Stroberi mengatakan pengunjung tidak dipungut biaya apapun saat memasuki area perkebunan.
"Hanya ada semacam kotak sumbangan suka rela di depan kampung, pengunjung cukup membayar buah Stroberi yang dipetik dan dibawa pulang, harganya per kilogram Rp 80 ribu," kata Salsa di Balingka, Agam, Minggu.
Ia mengatakan, warga di kampung Upang mulai bercocok tanam Stroberi sejak sekitar 2013 yang dikelola secara mandiri hingga mampu menghasilkan tambahan penghasilan melalui penjualannya yanv merambah hingga ke luar daerah.
"Permintaan ada yang dari Aceh, Pekanbaru, Medan dan lainnya, awalnya dimulai dari warga kami bernama Pak Dadang hingga terus berkembang dan viral di tengah masyarakat," katanya.
Buah Stroberi itu menurutnya banyak dipesan melalui permintaan dari media sosial yang terlebih dulu diseleksi setelah dipetik sebelum dikirimkan.
Awalnya, kebun stroberi milik Pak Dadang hanya berjumlah 1.600 batang dari pembibitan awal yang hanya 17 batang dan susah dipasarkan.
"Kini jumlah kebun Pak Dadang sudah sekitar tiga hektar dan beberapa menampung juga buah dari warga lain untuk dipasarkan," kata Salsa.
Meskipun sudah memiliki pelanggan tetap, warga Kampung Upang sangat terbuka jika ada masyarakat yang ingin menikmati sensasi memetik Stroberi langsung dari batangnya di kebun.
"Sangat bagus ya, udara sejuk dan ramah anak, sekaligus wisata edukasi pertanian bagi anak, buahnya pun rasanya enak manis tidak kalah dari Stroberi daerah lain," kata seorang pengunjung, Widia.*