Painan (ANTARA) -
Bupati Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat Rusma Yul Anwar mengajak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) membantu pemasaran produk atsiri di daerah itu.
Selama ini pemasaran masih menjadi salah satu kendala utama lambannya perkembangan dunia usaha. Pelaku usaha, khususnya Industri Kecil dan Menengah (IKM) kesulitan mencari pasar produk yang mereka hasilkan.
"Lama-lama usahanya tutup, karena tidak terjadi perputaran kapital yang sehat," tegas bupati di Painan.
Fenomena yang terjadi pengeluaran kebutuhan sehari-hari lebih besar dari pendapatan penjualan produk yang dihasilkan, sehingga dalam jangka panjang menggerus modal.
Karena itu lanjut bupati kolaborasi OPD sangat efektif dalam pencarian pasar produk olahan lokal, sehingga berdampak pada kemajuan daerah, kesejahteraan masyarakat dan kemajuan dunia usaha.
Kolaborasi itu bukan saja pemasaran secara langsung, tapi juga bisa dari sisi pemberian stimulan kebijakan perangkat daerah. Sebagai contoh kemudahan perizinan dan berbagai kemudahan administrasi lainnya.
"Karena tujuan birokrasi sebagai organisasi memang bertujuan untuk memudahkan administrasi, bukan justeru mempersulit," sebut bupati.
Secara terpisah Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Mimi Riarty Zainul mengatakan pihaknya secara pro aktif terus melakukan promosi produk-produk industri darah.
Promosi dilakukan melalui berbagai event dan pertemuan, baik skala lokal, regional maupun internasional. Bahkan di ajang temu bisnis di Batam, Kepri beberapa waktu lalu Batik Tanah Liek terjual hingga 5.000 Meter.
Kegiatan tersebut merupakan agenda rutin yang terus diikuti Dekranasda Sumatera Barat dengan melibatkan pemerintah kabupaten/kota beserta para pelaku usaha lokal yang memiliki produk bernilai jual.
"Tak hanya itu, pada event tersebut juga terjadi kesepakatan kerjasama pelaku IKM dengan perantau daerah terkait pemasaran," terang mantan Asisten II itu.
Menurutnya kesepakatan itu adalah peluang besar bagi pelaku usaha untuk memasarkan produknya, tanpa mengabaikan faktor kualitas di tengah ketatnya persaingan.
Selain itu membuat e-katalog daerah, sesuai Peraturan Pemerintah nomor 2 tahun 2022 tentang P3DN. Pesisir Selatan telah memiliki tim pelaksana, melalui Surat Keputusan (SK) Bupati.
"Apalagi atsiri merupakan salah satu produk yang bernilai jual, karena salah satunya seperti nilam adalah bahan baku utama pembuatan parfum," tuturnya.
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan membangun sentra pengolahan atsiri melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perindustrian sebesar Rp14 miliar.
Dari jumlah itu Rp9,8 miliar dipakai untuk membangun fisik pabrik dan sisanya yang sebesar Rp5 miliar untuk peralatan produksi, sarana dan prasarana lainnya.
Sentra Atsiri dibangun di atas lahan seluas 1 Hektare dan dengan luas bangunan 1.300 meter per segi di Nagari Lunang Tengah itu ditargetkan rampung pada 31 Desember tahun ini.