Bukittinggi (ANTARA) -
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Sumbar dan Bukittinggi Peduli ASI (BPA) memotivasi pengunjung taman Jam Gadang di Bukittinggi, Sumatera Barat agar memberikan ASI ekslusif kepada bayi, Pemkot setempat diwakili Wakil Wali Kota mendukung kegiatan yang digelar pada Minggu.
Selain memotivasi dengan orasi seputar ASI, juga digelar konsultasi gratis seputar ibu dan anak, pemberian dukungan berupa tandatangan, dan tips menyiapkan makanan pendamping ASI.
“ASI merupakan anugrah terindah di dunia, semoga ibu dan ayah kompak mendukung agar ASI eksulif terealisasi sampai anak berusia 2 tahun,” kata dokter spesialis anak, Rahmi Yetti.
Kegiatan yang digelar AIMI Sumbar dan BPA ini merupakan kampanye promosi dan edukasi menyusui, pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) serta pencegahan stunting.
Selain itu, juga sebagai momen peringatan dan refleksi 7 Tahun AIMI SUMBAR dan 5 Tahun BPA hadir untuk masyarakat.
“Aksi ini adalah cara kami sebagai organisasi non profit berbasis relawan yang fokus sebagai kelompok pendukung ibu menyusui, untuk terus mengajak semua semua pihak agar terus memberikan dukungannya mengkampanyekan standar emas makanan bayi di Sumatera Barat," kata Ketua AIMI Sumbar, Sri Farmala Susi.
Ia menjelaskan hasil penelitian Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 menunjukan data cakupan ASI eksklusif di Sumatera Barat 62,4 persen.
Sedangkan untuk Kota Bukittinggi menurut data Dinas Kesehatan tahun 2020 berada di angka 68,47 persen, angka ini masih jauh dari target nasional 80 persen.
“Pemerintah harus terus berusaha terus menerus meningkatkan cakupan ibu yang menyusui secara eksklusif, dengan terus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menyusui, meningkatkan jumlah konselor menyusui yang kompeten, serta mengembangkan regulasi untuk mendukung keberhasilan menyusui," katanya menjelaskan.
Pengurus Komunitas Bukittinggi Peduli ASI (BPA), Mega Purnama Sari menyampaikan bahwa Tahun 2022 ini seluruh kabupaten kota di Sumatera Barat menjadi lokus stunting untuk dilaksanakan aksi konvergensinya, termasuk Kota Bukittinggi.
“Sebagai ikon daerah dengan Jam Gadang-nya, aksi ini diharapkan menjadi momentum komitmen bersama keberpihakan semua pemangku kepentingan khususnya di Kota Bukittinggi dan sekitarnya dalam mencegah stunting khususnya pada fase 1000 hari pertama kehidupan, AIMI dan BPA siap berkolaborasi dengan pemerintah,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Bukittinggi Marfendi yang hadir didampingi istrinya Nurna Eva Karmila, turut memberikan motivasi.
Keduanya sepakat menyebut pemberian ASI oleh ibu kepada bayi adalah ibadah yang tidak ternilai harganya, ASI tidak bisa digantikan dengan produk susu formula manapun.
“ASI sangat menentukan tumbuh kembang anak, mereka yang mendapatkan ASI secara ekslusif akan tumbuh dan memiliki kepribadian yang berbeda dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkannya," kata Marfendi.
Ia menambahkan Pemkot Bukittinggi bersama ibu-ibu Pokja 4 PKK siap mendukung upaya sosialisasi ini.
"Semoga angka stunting di Kota Bukittinggi juga dapat segera diturunkan semaksimal mungkin,” pungkasnya.