Batusangkar, (ANTARA) - Wakil Bupati Tanah Datar, Sumatera Barat Richi Aprian meminta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah itu untuk memaksimalkan pemakaian telepon pintar (smartphone) guna meningkatkan keterampilan dan memperluas pasar produk yang dihasilkan.
"Saya meminta peserta untuk memaksimalkan smartphone, jangan sampai aplikasi yang ada di dalamnya hanya dimanfaatkan untuk ghibah, tapi saatnya untuk mencari pasar yang lebih luas," kata Wakil Bupati setempat Richi Aprian saat membuka acara Digital Entrepreneurship Academy (DEA) di Batusangkar, Selasa.
Wabup mengatakan, UMKM memiliki peranan penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia dan terkhusus di Tanah Datar.
Pada saat pandemi COVID-19 melanda, banyak bidang-bidang usaha yang besar dan menengah terhenti bahkan gulung tikar.
Sementara UMKM mampu bertahan bahkan omzet penjualan industri di bidang UMKM meningkat, tidak hanya di bidang makanan dan minuman saja tapi produk ekonomi kreatif lain juga tumbuh berkembang.
"Sehingga kami memandang UMKM mampu memberikan dampak yang langsung di setiap lapisan masyarakat, kami berharap bapak ibu bisa memanfaatkan momen ini dengan sungguh-sungguh," katanya.
Ia menjelaskan sektor UMKM salah satu potensi yang dimiliki Tanah Datar selain sektor Pariwisata dan Pertanian, hal itu bahkan tercantum dalam misi ke dua RPJMD Tanah Datar, yaitu meningkatkan ekonomi masyarakat dan perluasan lapangan kerja berbasis pertanian, industri dan UMKM.
Untuk mewujudkan itu semua, Pemkab Tanah Datar telah melakukan fasilitasi untuk mendorong pemberdayaan melalui berbagai fasilitas, seperti masalah pengemasan, pelatihan tentang merek, produk halal, sertifikasi dan lain-lain.
Bahkan juga bantuan modal dan peralatan melalui alokasi dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan program "Makan Randang" di Tanah Datar, bekerja sama dengan Bank Nagari untuk menyalurkan dengan maksimal pinjaman sebesar Rp.10 juta dengan bunga tiga persen per tahun.
"Insya Allah kami sudah upayakan bagaimana nanti bunga pinjamannya nanti bisa di bawah tiga persen per tahun. Jadi sudah ilmunya diperoleh, pendidikan diperoleh, dan modalnya juga di bantu," kata Wabup.
Sementara perwakilan Kepala Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP) Kominfo Medan Amal Hasim Siagian mengatakan Pandemi COVID-19 adalah proses terjadinya akselerasi penggunaan digital dalam pemenuhan konsumsi, produksi, maupun transaksi investasi.
Berbagi kebijakan juga terus diperkuat untuk pengembangan usaha UMKM melalui pemanfaatan digitalisasi untuk meningkatkan daya tahan lebih tinggi.
"Untuk peningkatan kapasitas tersebut perlu diberikan pelatihan salah satunya melalui program DEA ini," katanya. (*)
"Saya meminta peserta untuk memaksimalkan smartphone, jangan sampai aplikasi yang ada di dalamnya hanya dimanfaatkan untuk ghibah, tapi saatnya untuk mencari pasar yang lebih luas," kata Wakil Bupati setempat Richi Aprian saat membuka acara Digital Entrepreneurship Academy (DEA) di Batusangkar, Selasa.
Wabup mengatakan, UMKM memiliki peranan penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia dan terkhusus di Tanah Datar.
Pada saat pandemi COVID-19 melanda, banyak bidang-bidang usaha yang besar dan menengah terhenti bahkan gulung tikar.
Sementara UMKM mampu bertahan bahkan omzet penjualan industri di bidang UMKM meningkat, tidak hanya di bidang makanan dan minuman saja tapi produk ekonomi kreatif lain juga tumbuh berkembang.
"Sehingga kami memandang UMKM mampu memberikan dampak yang langsung di setiap lapisan masyarakat, kami berharap bapak ibu bisa memanfaatkan momen ini dengan sungguh-sungguh," katanya.
Ia menjelaskan sektor UMKM salah satu potensi yang dimiliki Tanah Datar selain sektor Pariwisata dan Pertanian, hal itu bahkan tercantum dalam misi ke dua RPJMD Tanah Datar, yaitu meningkatkan ekonomi masyarakat dan perluasan lapangan kerja berbasis pertanian, industri dan UMKM.
Untuk mewujudkan itu semua, Pemkab Tanah Datar telah melakukan fasilitasi untuk mendorong pemberdayaan melalui berbagai fasilitas, seperti masalah pengemasan, pelatihan tentang merek, produk halal, sertifikasi dan lain-lain.
Bahkan juga bantuan modal dan peralatan melalui alokasi dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan program "Makan Randang" di Tanah Datar, bekerja sama dengan Bank Nagari untuk menyalurkan dengan maksimal pinjaman sebesar Rp.10 juta dengan bunga tiga persen per tahun.
"Insya Allah kami sudah upayakan bagaimana nanti bunga pinjamannya nanti bisa di bawah tiga persen per tahun. Jadi sudah ilmunya diperoleh, pendidikan diperoleh, dan modalnya juga di bantu," kata Wabup.
Sementara perwakilan Kepala Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP) Kominfo Medan Amal Hasim Siagian mengatakan Pandemi COVID-19 adalah proses terjadinya akselerasi penggunaan digital dalam pemenuhan konsumsi, produksi, maupun transaksi investasi.
Berbagi kebijakan juga terus diperkuat untuk pengembangan usaha UMKM melalui pemanfaatan digitalisasi untuk meningkatkan daya tahan lebih tinggi.
"Untuk peningkatan kapasitas tersebut perlu diberikan pelatihan salah satunya melalui program DEA ini," katanya. (*)