Sarilamak (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Perumahan Rakyat dan Permukiman (DLH Perkim) Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat mengatakan terdapat kenaikan volume sampah hingga 300 persen di kawasan jembatan layang Kelok Sembilan selama libur Lebaran.
"Selama libur Lebaran kemarin memang terjadi peningkatan volume sampah yang cukup besar khususnya di daerah wisata dan di kelok sembilan," kata Kepala DLH Perkim Yunire Yunirman di Sarilamak, Selasa.
Pada saat libur Lebaran, sambungnya, volume sampah di jembatan layang Kelok Sembilan diperkirakan mencapai 16 ton dalam sehari atau meningkat hingga empat kali lipat dari hari biasa.
"Perkiraan itu dari jumlah sampah yang ada di kontainer dan dijemput ke lokasi. Biasanya penjemputan hanya sekali dua hari untuk satu kontainer, sekarang sampai empat kontainer dalam sehari," ujarnya.
Puncak meningkatnya volume sampah selama libur lebaran terjadi pada tingginya intensitas kendaraan atau kemacetan yakni pada Rabu (4/5) hingga Jumat (6/5).
"Sampai hari ini (Selasa) petugas kita masih mengambil sampah ke kelok sembilan dan untuk saat ini kondisi di jembatan layang Kelok Sembilan sudah mulai bersih dari sampah yang dihasilkan selama libur lebaran," kata dia.
Dijelaskannya terdapat dilema dalam menuntaskan permasalahan sampah di kelok sembilan karena adanya larangan untuk berjualan di lokasi atau di atas jembatan layang.
"Di fly over kan sebetulnya tidak boleh ada pedagang, jadi kalau kita siapkan petugas di sana berarti kita secara tidak langsung melegalkan pedagang untuk berjualan di sana," ujarnya.
Namun, untuk tetap menjaga kebersihan di jembatan kelok sembilan pihaknya tetap berkoordinasi dengan koordinator pedagang untuk mengumpulkan sendiri sampah termasuk sampah yang berserakan di jalan.
"Jadi petugas kita setiap hari akan menjemputnya sehingga fly over Kelok Sembilan tetap terjaga kebersihannya," ungkapnya.
Khusus untuk wilayah jembatan layang kelok sembilan peningkatan terjadi karena masih banyaknya wisatawan dan pengendara yang tidak sadar untuk membuang sampah pada tempatnya.
"Ini yang kita sayangkan masih ada pengendara dan wisatawan yang membuang sampah dari dalam mobilnya. Padahal himbauan kita itu lebaran minim sampah kurang direspon masyarakat," ujarnya.
Dia berharap pada iven keramaian termasuk lebaran selanjutnya pihaknya dapat lebih mampu menyampaikan imbauan untuk membuang sampah ada tempatnya.
"Setiap mobil juga seharusnya memiliki tong sampah sendiri di mobilnya nanti akan kita atur melalui Perbup yang memang bisa lebih cepat diselesaikan," katanya.
"Selama libur Lebaran kemarin memang terjadi peningkatan volume sampah yang cukup besar khususnya di daerah wisata dan di kelok sembilan," kata Kepala DLH Perkim Yunire Yunirman di Sarilamak, Selasa.
Pada saat libur Lebaran, sambungnya, volume sampah di jembatan layang Kelok Sembilan diperkirakan mencapai 16 ton dalam sehari atau meningkat hingga empat kali lipat dari hari biasa.
"Perkiraan itu dari jumlah sampah yang ada di kontainer dan dijemput ke lokasi. Biasanya penjemputan hanya sekali dua hari untuk satu kontainer, sekarang sampai empat kontainer dalam sehari," ujarnya.
Puncak meningkatnya volume sampah selama libur lebaran terjadi pada tingginya intensitas kendaraan atau kemacetan yakni pada Rabu (4/5) hingga Jumat (6/5).
"Sampai hari ini (Selasa) petugas kita masih mengambil sampah ke kelok sembilan dan untuk saat ini kondisi di jembatan layang Kelok Sembilan sudah mulai bersih dari sampah yang dihasilkan selama libur lebaran," kata dia.
Dijelaskannya terdapat dilema dalam menuntaskan permasalahan sampah di kelok sembilan karena adanya larangan untuk berjualan di lokasi atau di atas jembatan layang.
"Di fly over kan sebetulnya tidak boleh ada pedagang, jadi kalau kita siapkan petugas di sana berarti kita secara tidak langsung melegalkan pedagang untuk berjualan di sana," ujarnya.
Namun, untuk tetap menjaga kebersihan di jembatan kelok sembilan pihaknya tetap berkoordinasi dengan koordinator pedagang untuk mengumpulkan sendiri sampah termasuk sampah yang berserakan di jalan.
"Jadi petugas kita setiap hari akan menjemputnya sehingga fly over Kelok Sembilan tetap terjaga kebersihannya," ungkapnya.
Khusus untuk wilayah jembatan layang kelok sembilan peningkatan terjadi karena masih banyaknya wisatawan dan pengendara yang tidak sadar untuk membuang sampah pada tempatnya.
"Ini yang kita sayangkan masih ada pengendara dan wisatawan yang membuang sampah dari dalam mobilnya. Padahal himbauan kita itu lebaran minim sampah kurang direspon masyarakat," ujarnya.
Dia berharap pada iven keramaian termasuk lebaran selanjutnya pihaknya dapat lebih mampu menyampaikan imbauan untuk membuang sampah ada tempatnya.
"Setiap mobil juga seharusnya memiliki tong sampah sendiri di mobilnya nanti akan kita atur melalui Perbup yang memang bisa lebih cepat diselesaikan," katanya.