Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginginkan perempuan menduduki 25 persen kursi direksi di perusahaan pelat merah setidaknya pada akhir 2023 sebagai wujud implementasi kesetaraan gender di lingkungan kerja.
"Kami mengintervensi kebijakan di mana sampai 2023 harus ada 25 persen kepemimpinan perempuan di BUMN," ujarnya dalam acara implementasi peluncuran Respectful Workplace Policy di Audithorium Telkom Hub, Jakarta, Kamis.
Erick menegaskan bahwa target itu tidak bisa dinegosiasi lagi mengingat porsi perempuan yang menempati kursi direksi di perusahaan global kini telah mencapai 30 persen.
Kebijakan yang dilakukan di BUMN ini merupakan perubahan besar dan signifikan yang tak hanya untuk BUMN saja. Slogan terbang tinggi menjulang prestasi dari Srikandi BUMN bukan hanya sebagai simbolik tetapi sebuah kenyataan.
Menurut Erick, perubahan banyak didorong oleh kaum wanita dan karena itu ia sangat berharap kebijakan yang sudah dilakukan dan diambil oleh BUMN bisa menciptakan perubahan yang positif bagi perusahaan-perusahaan pelat merah yang dapa memberikan kontribusi untuk Indonesia.
"Para wanita kuat di BUMN adalah nukleus perubahan. Saya memohon kesempatan yang telah diberikan ini bisa menjadi kenyataan," ucapnya.
Lebih lanjut Erick juga meminta agar perusahaan pelat merah bisa menjaga kenyamanan lingkungan kerja melalui kesetaraan gender dan tidak diskriminasi.
Ia percaya iklim kerja yang baik akan memberikan dampak positif terhadap hasil dan kinerja dari perusahaan-perusahaan tersebut. Menurutnya, kenyamanan lingkungan kerja akan selaras dengan pertumbuhan bisnis perusahaan karena kerukunan yang ada di dalam BUMN cukup kompleks.
"Ini kami coba terus tingkatkan. Kami juga mendorong agar jumlah wanita di BUMN bisa meningkat," katanya.
"Kami mengintervensi kebijakan di mana sampai 2023 harus ada 25 persen kepemimpinan perempuan di BUMN," ujarnya dalam acara implementasi peluncuran Respectful Workplace Policy di Audithorium Telkom Hub, Jakarta, Kamis.
Erick menegaskan bahwa target itu tidak bisa dinegosiasi lagi mengingat porsi perempuan yang menempati kursi direksi di perusahaan global kini telah mencapai 30 persen.
Kebijakan yang dilakukan di BUMN ini merupakan perubahan besar dan signifikan yang tak hanya untuk BUMN saja. Slogan terbang tinggi menjulang prestasi dari Srikandi BUMN bukan hanya sebagai simbolik tetapi sebuah kenyataan.
Menurut Erick, perubahan banyak didorong oleh kaum wanita dan karena itu ia sangat berharap kebijakan yang sudah dilakukan dan diambil oleh BUMN bisa menciptakan perubahan yang positif bagi perusahaan-perusahaan pelat merah yang dapa memberikan kontribusi untuk Indonesia.
"Para wanita kuat di BUMN adalah nukleus perubahan. Saya memohon kesempatan yang telah diberikan ini bisa menjadi kenyataan," ucapnya.
Lebih lanjut Erick juga meminta agar perusahaan pelat merah bisa menjaga kenyamanan lingkungan kerja melalui kesetaraan gender dan tidak diskriminasi.
Ia percaya iklim kerja yang baik akan memberikan dampak positif terhadap hasil dan kinerja dari perusahaan-perusahaan tersebut. Menurutnya, kenyamanan lingkungan kerja akan selaras dengan pertumbuhan bisnis perusahaan karena kerukunan yang ada di dalam BUMN cukup kompleks.
"Ini kami coba terus tingkatkan. Kami juga mendorong agar jumlah wanita di BUMN bisa meningkat," katanya.