Batusangkar (ANTARA) - Sebagian wilayah di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat mulai kekeringan dan terancam gagal panen akibat cuaca panas dan rusaknya saluran irigasi pertanian di daerah setempat.
Warga masyarakat di Jorong Kapuak Koto Panjang Nagari Barulak, Kecamatan Tanjung Baru Eli Yarnis dan Nelvi (30) mengaku cuaca panas yang terjadi di daerah itu sejak satu bulan belakangan membuat sumur di daerahnya tidak lagi ber air.
Akibatnya dia dan beberapa masyarakat lainnya di daerah setempat kesulitan untuk mendapatkan air bersih terutama untuk keperluan mandi, cuci dan kakus.
"Sumur kami kering, untuk mandi saja tidak cukup, sebelum-sebelumnya juga pernah kekeringan, tapi tidak selama dan separah ini," katanya.
Di sisi lain masyarakat di Jorong Kapuak Koto Panjang Ponco itu terancam gagal panen karena kekeringan dan masih belum diperbaikinya saluran irigasi yang rusak parah pasca dihantam air bah sekitar kurang lebih tiga tahun yang lalu.
Meski sudah dilaporkan dan diusulkan kepemerintahan nagari setempat terkait perbaikan irigasi yang rusak parah tersebut namun tidak juga diperbaiki.
Sudirman (63) mengatakan sejak musim kemarau lebih kurang satu bulan yang lampau hingga saat ini sawahnya tak kunjung berair dan terancam gagal panen karena tanah persawahannya yang sudah retak.
"Dulu saluran irigasi ke sawah kami ada, tapi sudah rusak dan tidak kunjung diperbaiki. Alternatif satu-satunya selama ini dengan mengharapkan limpahan air dari sawah lain yang disambungkan ke saluran irigasi menuju persawahan kami juga sudah tidak berfungsi karena kekeringan," katanya.
Dampaknya jika kemarau ini berlangsung lama sekitar puluhan hektare persawahan di daerah itu akan terancam gagal panen.
"Harapan kami para petani berharap kepada pemerintah baik nagari maupun kabupaten untuk memperbaiki segera saluran irigasi ke persawahan kami yang rusak itu," katanya.
Ditempat lain di Kabupaten Tanah Datar tepatnya di Nagari Rambatan, Kecamatan Rambatan juga mengalami kekeringan karena musim kemarau yang melanda daerah itu.
Warga setempat Ericka Yulidra Marta mengatakan musim kemarau yang terjadi dalam waktu cukup lama membuat masyarakat di daerah itu telah melaksanakan sholat istisqa atau sholat minta hujan.*
Warga masyarakat di Jorong Kapuak Koto Panjang Nagari Barulak, Kecamatan Tanjung Baru Eli Yarnis dan Nelvi (30) mengaku cuaca panas yang terjadi di daerah itu sejak satu bulan belakangan membuat sumur di daerahnya tidak lagi ber air.
Akibatnya dia dan beberapa masyarakat lainnya di daerah setempat kesulitan untuk mendapatkan air bersih terutama untuk keperluan mandi, cuci dan kakus.
"Sumur kami kering, untuk mandi saja tidak cukup, sebelum-sebelumnya juga pernah kekeringan, tapi tidak selama dan separah ini," katanya.
Di sisi lain masyarakat di Jorong Kapuak Koto Panjang Ponco itu terancam gagal panen karena kekeringan dan masih belum diperbaikinya saluran irigasi yang rusak parah pasca dihantam air bah sekitar kurang lebih tiga tahun yang lalu.
Meski sudah dilaporkan dan diusulkan kepemerintahan nagari setempat terkait perbaikan irigasi yang rusak parah tersebut namun tidak juga diperbaiki.
Sudirman (63) mengatakan sejak musim kemarau lebih kurang satu bulan yang lampau hingga saat ini sawahnya tak kunjung berair dan terancam gagal panen karena tanah persawahannya yang sudah retak.
"Dulu saluran irigasi ke sawah kami ada, tapi sudah rusak dan tidak kunjung diperbaiki. Alternatif satu-satunya selama ini dengan mengharapkan limpahan air dari sawah lain yang disambungkan ke saluran irigasi menuju persawahan kami juga sudah tidak berfungsi karena kekeringan," katanya.
Dampaknya jika kemarau ini berlangsung lama sekitar puluhan hektare persawahan di daerah itu akan terancam gagal panen.
"Harapan kami para petani berharap kepada pemerintah baik nagari maupun kabupaten untuk memperbaiki segera saluran irigasi ke persawahan kami yang rusak itu," katanya.
Ditempat lain di Kabupaten Tanah Datar tepatnya di Nagari Rambatan, Kecamatan Rambatan juga mengalami kekeringan karena musim kemarau yang melanda daerah itu.
Warga setempat Ericka Yulidra Marta mengatakan musim kemarau yang terjadi dalam waktu cukup lama membuat masyarakat di daerah itu telah melaksanakan sholat istisqa atau sholat minta hujan.*