Simpang Empat (ANTARA) - Pasca gempa di Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, warga Simpang Timbo Abu dan Mudiak Simpang saat ini juga ditakutkan dengan ancaman satwa harimau yang sudah mulai menampakkan wujudnya di perkampungan mereka.
"Ketakutan kami bertambah dengan munculnya harimau tiga hari setelah gempa Jumat (25/2) dan terus berulang," kata salah seorang Mudiak Simpang Talamau Usman, Rabu.
Menurutnya sejumlah warga telah melihat kemunculan harimau itu di dekat perkampungan namun tidak sempat mengambil fotonya karena takut.
"Saat melihat harimau itu, warga langsung berlarian dan takut. Tidak hanya sekali namun juga sering baik di dekat perkampungan maupun dekat sawah ladang," katanya.
Warga lainnya Tasirin mengatakan selain melihat wujud Harimau warga Mudiak Simpang Tanjung Aro juga sering mendengar auman harimau pada malam hari.
"Kami merasa khawatir sekali dengan kondisi saat ini. Warga selain masih menginap di tenda pengungsian, juga ditakutkan dengan kemunculan harimau," sebutnya.
Ia berharap dengan kemunculan harimau dari Gunung Talamau tidak menandakan ada bencana di daerahnya.
"Hingga saat ini harimau itu belum ada memakan ternak warga dan menganggu tetapi hanya memperlihatkan wujudnya saja," katanya.
Untuk itu, ia berharap kepada pihak terkait dapat menanganinya agar harimau itu tidak memakan korban.
Jorong Mudiak Simpang dan Simpang Timbo Abu merupakan salah satu daerah terdampak gempa beberapa waktu lalu.
Warga hingga saat ini masih banyak bertahan di tenda pengungsian karena rumah mereka banyak yang rusak berat.
Selain itu juga ada warga yang menginap di tenda dekat rumah yang rusak.
Sementara itu Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Khairi Ramadhan saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya belum menerima laporan adanya satwa harimau yang masuk ke perkampungan di Mudiak Simpang Timbo Abu Talamau.
Menurutnya pihaknya tentu akan melakukan verifikasi. Namun tentu harus ada pihak pemerintah yang melaporkan secara tersurat.
"Minimal walinagari atau kepala desa bersurat yang dialamatkan ke Kepala Balai KSDA di Padang. Bisa juga surat disampaikan melalui pesan WhatApp," katanya.
Setelah nanti pimpinan memberikan surat tugas maka pihaknya akan turun kelapangan untuk melakukan verifikasi.***3***
"Ketakutan kami bertambah dengan munculnya harimau tiga hari setelah gempa Jumat (25/2) dan terus berulang," kata salah seorang Mudiak Simpang Talamau Usman, Rabu.
Menurutnya sejumlah warga telah melihat kemunculan harimau itu di dekat perkampungan namun tidak sempat mengambil fotonya karena takut.
"Saat melihat harimau itu, warga langsung berlarian dan takut. Tidak hanya sekali namun juga sering baik di dekat perkampungan maupun dekat sawah ladang," katanya.
Warga lainnya Tasirin mengatakan selain melihat wujud Harimau warga Mudiak Simpang Tanjung Aro juga sering mendengar auman harimau pada malam hari.
"Kami merasa khawatir sekali dengan kondisi saat ini. Warga selain masih menginap di tenda pengungsian, juga ditakutkan dengan kemunculan harimau," sebutnya.
Ia berharap dengan kemunculan harimau dari Gunung Talamau tidak menandakan ada bencana di daerahnya.
"Hingga saat ini harimau itu belum ada memakan ternak warga dan menganggu tetapi hanya memperlihatkan wujudnya saja," katanya.
Untuk itu, ia berharap kepada pihak terkait dapat menanganinya agar harimau itu tidak memakan korban.
Jorong Mudiak Simpang dan Simpang Timbo Abu merupakan salah satu daerah terdampak gempa beberapa waktu lalu.
Warga hingga saat ini masih banyak bertahan di tenda pengungsian karena rumah mereka banyak yang rusak berat.
Selain itu juga ada warga yang menginap di tenda dekat rumah yang rusak.
Sementara itu Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Khairi Ramadhan saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya belum menerima laporan adanya satwa harimau yang masuk ke perkampungan di Mudiak Simpang Timbo Abu Talamau.
Menurutnya pihaknya tentu akan melakukan verifikasi. Namun tentu harus ada pihak pemerintah yang melaporkan secara tersurat.
"Minimal walinagari atau kepala desa bersurat yang dialamatkan ke Kepala Balai KSDA di Padang. Bisa juga surat disampaikan melalui pesan WhatApp," katanya.
Setelah nanti pimpinan memberikan surat tugas maka pihaknya akan turun kelapangan untuk melakukan verifikasi.***3***