Padang (ANTARA) - Gempa bermagnitudo 6,2 yang berpusat di Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat sekitar pukul 08.39 WIB merusak dinding kamar hunian warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Talu.
"Akibat gempa tadi pagi empat dari 8 kamar hunian mengalami retak di bagian dinding," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumbar, R Andika Dwi Prasetya di Padang, Jumat.
Ia mengatakan dengan retaknya dinding tersebut maka pihak Lapas Talu harus memperkuat pengamanan karena dinilai rawan gangguan keamanan.
"Kami menambah jumlah petugas serta meminta penguatan dari TNI dan Polri untuk menguatkan pengamanan, untuk korban jiwa tidak ada," katanya.
Selain meretakkan dinding kamar hunian, gempa juga mengakibatkan pecahnya keramik lantai Lapas yang kini dihuni 129 warga binaan dan pegawai sebanyak 24 orang.
Andika mengatakan untuk sementara belum ada rencana pemindahan ratusan tahanan tersebut karena melihat perkembangan situasi.
"Dinding yang retak kami upayakan segera diperbaiki karena tergolong rawan, untuk pemindahan tahanan belum ada rencana karena melihat perkembangan situasi," katanya.
Andika mengatakan pihaknya tengah berupaya menenangkan situasi dan meredakan kecemasan warga binaan akan datangnya gempa susulan.
"Pegawai terus berusaha menenangkan situasi, karena memang (situasi) sempat khawatir dan panik saat gempa terjadi," katanya.
Pada bagian lain, dampak gempa juga di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Pasaman yang mengalami kerusakan di bagian atap serta plafon, listrik padam, dan merubuhkan dinding dapur yang tengah direhabilitasi.
Diketahui Lapas Terbuka Pasaman memiliki jumlah penghuni sebanyak 16 orang, sementara jumlah pegawai sebanyak 29 orang.
Andika menyatakan bahwa seluruh jajarannya menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) Darurat Bencana dan Bahaya dalam kondisi bencana.
Khusus untuk UPT Pemasyarakatan, seluruh warga binaan baik narapidana atau tahanan dikeluarkan dari blok hunian kemudian dikumpulkan pada satu titik tempat terbuka.
"Sesuai SOP seluruh WBP dikumpulkan di titik kumpul, dan segala kegiatan serta program dihentikan sementara untuk mengantisipasi gempa susulan," katanya.
"Akibat gempa tadi pagi empat dari 8 kamar hunian mengalami retak di bagian dinding," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumbar, R Andika Dwi Prasetya di Padang, Jumat.
Ia mengatakan dengan retaknya dinding tersebut maka pihak Lapas Talu harus memperkuat pengamanan karena dinilai rawan gangguan keamanan.
"Kami menambah jumlah petugas serta meminta penguatan dari TNI dan Polri untuk menguatkan pengamanan, untuk korban jiwa tidak ada," katanya.
Selain meretakkan dinding kamar hunian, gempa juga mengakibatkan pecahnya keramik lantai Lapas yang kini dihuni 129 warga binaan dan pegawai sebanyak 24 orang.
Andika mengatakan untuk sementara belum ada rencana pemindahan ratusan tahanan tersebut karena melihat perkembangan situasi.
"Dinding yang retak kami upayakan segera diperbaiki karena tergolong rawan, untuk pemindahan tahanan belum ada rencana karena melihat perkembangan situasi," katanya.
Andika mengatakan pihaknya tengah berupaya menenangkan situasi dan meredakan kecemasan warga binaan akan datangnya gempa susulan.
"Pegawai terus berusaha menenangkan situasi, karena memang (situasi) sempat khawatir dan panik saat gempa terjadi," katanya.
Pada bagian lain, dampak gempa juga di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Pasaman yang mengalami kerusakan di bagian atap serta plafon, listrik padam, dan merubuhkan dinding dapur yang tengah direhabilitasi.
Diketahui Lapas Terbuka Pasaman memiliki jumlah penghuni sebanyak 16 orang, sementara jumlah pegawai sebanyak 29 orang.
Andika menyatakan bahwa seluruh jajarannya menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) Darurat Bencana dan Bahaya dalam kondisi bencana.
Khusus untuk UPT Pemasyarakatan, seluruh warga binaan baik narapidana atau tahanan dikeluarkan dari blok hunian kemudian dikumpulkan pada satu titik tempat terbuka.
"Sesuai SOP seluruh WBP dikumpulkan di titik kumpul, dan segala kegiatan serta program dihentikan sementara untuk mengantisipasi gempa susulan," katanya.