Painan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan (Pessel) melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan peluncuran aplikasi Pesisir Selatan Dalam Genggaman sebagai upaya memantapkan Satu Data Indonesia (SDI).
Peluncuran aplikasi Pesisir Selatan dalam genggaman bentuk implementasi Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang terintegrasi dengan Satu Data Indonesia (SDI) agar benar-benar tercapai secara maksimal sesuai dengan harapan masyarakat.
Launching yang juga dilanjutkan dengan Seminar Pesisir Selatan Dalam Angka (PSDA) tahun 2022 itu, digelar di gedung Painan Convention Centre (PCC), Selasa.
Kegiatan yang terlaksana dengan juga melalui kerja sama Badan Pusat Statistik (BPS) Pessel itu, dibuka secara resmi oleh Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar, dengan diwakili Wakil Bupati, Rudi Hariyansyah.
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala BPS Sumbar, Herum Fajarwati, sebagai nara sumber, Kepala Dinas Kominfo Pessel, Junaidi, Kepala BPS Pessel, Yudi Yos Elvin, Kepala Bapedalitbang Pessel, Adi Susilo, para asisten, staf ahli, kepala perangkat daerah, serta pejabat eselon III lainnya.
Seminar PSDA tahun 2022 yang juga digelar secara online itu, juga menghadirkan Prof Dr Zulfan Tadjoeddin, dari Sydney University Australia, sebagai narasumber virtual/online, dengan juga diikuti secara virtual oleh semua camat dan wali nagari se Pessel.
Wabup Rudi Hariyansyah, dalam kesempatan itu menyampaikan ucapan terimakasih dan juga apresiasi kepada BPS Pessel beserta jajarannya atas kerjasama yang telah terjalin selama ini.
Dia berharap agar kerjasama itu bisa terus dipertahankan dalam menghadapi tantangan yang sangat dinamis, khususnya dalam mewujudkan Satu Data Pesisir Selatan dalam mendukung percepatan Satu Data Indonesia.
"Dengan telah di launchingnya Aplikasi Pesisir Selatan Dalam Genggaman, maka Keterbukaan Informasi Publik yang terintegrasi dengan Satu Data Indonesia sebagaimana diharapkan menjadi benar-benar terwujud. Sebab aplikasi ini dapat diakses oleh seluruh masyarakat melalui Android," katanya.
Harapan yang sama juga disampaikan Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar, dengan di launching Aplikasi Pesisir Selatan Dalam Genggaman tersebut kemarin.
Dikatakan Rusma Yul Anwar bahwa selama ini Pemkab dengan BPS belum memiliki prinsip dan metodologi yang sama dalam mengelola data. Akibatnya terjadi interpretasi dan penafsiran berbeda terhadap hasil sebuah pendataan.
"Hal ini bisa dicontohkan dengan jumlah penduduk Pessel pada data tahun 2021 sebanyak 514.444 jiwa menurut data Dinas Dukcapil. Namun pada data BPS sebanyak 504.418 jiwa. Data tentang jumlah penduduk ini sengaja saya sandingkan dari dua sumber data yang berbeda dan sama-sama instansi yang berkompeten untuk dijadikan sebagai pedoman," katanya.
Dijelaskannya bahwa data adalah komoditas yang sangat strategis. Sehingga siapapun yang menguasai data, maka akan menjadi pihak yang memiliki keunggulan kompetitif.
"Di sisi pelayanan pemerintah, data akan menjadi komoditas utama bagi pemberi layanan. Data yang akurat dan terintegrasi mendorong kemudahan dalam melayani meningkatkan nilai sosial dan ekonomi, mendorong adanya pemerintahan yang partisipatif dan meningkatkan efisiensi biaya," ujarnya.
Dalam kesempatan itu dia juga menyampaikan bahwa dengan memiliki data yang berkualitas, maka daerah akan menghasilkan pembangunan yang berkualitas pula.
"Begitu pula sebaliknya, pembangunan yang berkualitas juga akan mendapatkan data yang berkualitas. Saya yakin dengan semangat bersama, Pessel akan berkomitmen mewujudkan data yang berkualitas untuk menunjang terwujudnya Satu Data Indonesia, sehingga pelayanan pemerintah ke depan akan lebih tepat manfaat dan tepat sasaran," ucapnya.
Kepala Dinas Kominfo Pessel, Junaidi, juga menjelaskan bahwa sebagai bentuk implementasi Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, Pemkab Pessel telah pula membentuk Forum Satu Data Pesisir Selatan yang bertugas untuk menyelenggarakan Satu Data Indonesia tingkat daerah.
"Forum Satu Data Pesisir Selatan itu terdiri dari, koordinator forum, pembina data tingkat daerah, wali data, wali data pendukung, dan produsen data," jelasnya.
Suasana pembukaan seminar dan peluncuran aplikasi Pessel dalam genggaman oleh Wakil Bupati Pesisir Selatan Rudi Hariyansyah, di Painan, Selasa. (ANTARA/HO-Diskominfo)
Ketua Panitia, Adi Susilo, yang juga merupakan Kepala Bapedalitbang Pessel, dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa peluncuran Aplikasi Pesisir Selatan Dalam Genggaman itu juga bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan pemahaman mengenai pentingnya Satu Data Indonesia, dalam mendorong pemerintahan yang terbuka serta memudahkan seluruh masyarakat untuk mengakses kebutuhan data.
"Peserta peluncuran Aplikasi Pesisir Selatan Dalam Genggaman dan Seminar Pesisir Selatan Dalam Angka ini adalah seluruh kepala perangkat daerah, secara tatap muka, dan seluruh camat, wali nagari, serta kepala Bappeda, Kepala Dinas Kominfo kabupaten/kota se Sumbar secara online dan offline," jelasnya.
Melalui kegiatan itu, pihaknya menghadirkan dua narasumber, yakni Kepala BPS Sumbar, Herum Fajarwati secara online, dan Prof Dr Zulfan Tadjoeddin, secara online/virtual.*
Seminar dan peluncuran aplikasi Pessel dalam genggaman oleh Wakil Bupati Pesisir Selatan Rudi Hariyansyah, di Painan, Selasa. (ANTARA/HO-Diskominfo)
Peluncuran aplikasi Pesisir Selatan dalam genggaman bentuk implementasi Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang terintegrasi dengan Satu Data Indonesia (SDI) agar benar-benar tercapai secara maksimal sesuai dengan harapan masyarakat.
Launching yang juga dilanjutkan dengan Seminar Pesisir Selatan Dalam Angka (PSDA) tahun 2022 itu, digelar di gedung Painan Convention Centre (PCC), Selasa.
Kegiatan yang terlaksana dengan juga melalui kerja sama Badan Pusat Statistik (BPS) Pessel itu, dibuka secara resmi oleh Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar, dengan diwakili Wakil Bupati, Rudi Hariyansyah.
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala BPS Sumbar, Herum Fajarwati, sebagai nara sumber, Kepala Dinas Kominfo Pessel, Junaidi, Kepala BPS Pessel, Yudi Yos Elvin, Kepala Bapedalitbang Pessel, Adi Susilo, para asisten, staf ahli, kepala perangkat daerah, serta pejabat eselon III lainnya.
Seminar PSDA tahun 2022 yang juga digelar secara online itu, juga menghadirkan Prof Dr Zulfan Tadjoeddin, dari Sydney University Australia, sebagai narasumber virtual/online, dengan juga diikuti secara virtual oleh semua camat dan wali nagari se Pessel.
Wabup Rudi Hariyansyah, dalam kesempatan itu menyampaikan ucapan terimakasih dan juga apresiasi kepada BPS Pessel beserta jajarannya atas kerjasama yang telah terjalin selama ini.
Dia berharap agar kerjasama itu bisa terus dipertahankan dalam menghadapi tantangan yang sangat dinamis, khususnya dalam mewujudkan Satu Data Pesisir Selatan dalam mendukung percepatan Satu Data Indonesia.
"Dengan telah di launchingnya Aplikasi Pesisir Selatan Dalam Genggaman, maka Keterbukaan Informasi Publik yang terintegrasi dengan Satu Data Indonesia sebagaimana diharapkan menjadi benar-benar terwujud. Sebab aplikasi ini dapat diakses oleh seluruh masyarakat melalui Android," katanya.
Harapan yang sama juga disampaikan Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar, dengan di launching Aplikasi Pesisir Selatan Dalam Genggaman tersebut kemarin.
Dikatakan Rusma Yul Anwar bahwa selama ini Pemkab dengan BPS belum memiliki prinsip dan metodologi yang sama dalam mengelola data. Akibatnya terjadi interpretasi dan penafsiran berbeda terhadap hasil sebuah pendataan.
"Hal ini bisa dicontohkan dengan jumlah penduduk Pessel pada data tahun 2021 sebanyak 514.444 jiwa menurut data Dinas Dukcapil. Namun pada data BPS sebanyak 504.418 jiwa. Data tentang jumlah penduduk ini sengaja saya sandingkan dari dua sumber data yang berbeda dan sama-sama instansi yang berkompeten untuk dijadikan sebagai pedoman," katanya.
Dijelaskannya bahwa data adalah komoditas yang sangat strategis. Sehingga siapapun yang menguasai data, maka akan menjadi pihak yang memiliki keunggulan kompetitif.
"Di sisi pelayanan pemerintah, data akan menjadi komoditas utama bagi pemberi layanan. Data yang akurat dan terintegrasi mendorong kemudahan dalam melayani meningkatkan nilai sosial dan ekonomi, mendorong adanya pemerintahan yang partisipatif dan meningkatkan efisiensi biaya," ujarnya.
Dalam kesempatan itu dia juga menyampaikan bahwa dengan memiliki data yang berkualitas, maka daerah akan menghasilkan pembangunan yang berkualitas pula.
"Begitu pula sebaliknya, pembangunan yang berkualitas juga akan mendapatkan data yang berkualitas. Saya yakin dengan semangat bersama, Pessel akan berkomitmen mewujudkan data yang berkualitas untuk menunjang terwujudnya Satu Data Indonesia, sehingga pelayanan pemerintah ke depan akan lebih tepat manfaat dan tepat sasaran," ucapnya.
Kepala Dinas Kominfo Pessel, Junaidi, juga menjelaskan bahwa sebagai bentuk implementasi Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, Pemkab Pessel telah pula membentuk Forum Satu Data Pesisir Selatan yang bertugas untuk menyelenggarakan Satu Data Indonesia tingkat daerah.
"Forum Satu Data Pesisir Selatan itu terdiri dari, koordinator forum, pembina data tingkat daerah, wali data, wali data pendukung, dan produsen data," jelasnya.
Ketua Panitia, Adi Susilo, yang juga merupakan Kepala Bapedalitbang Pessel, dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa peluncuran Aplikasi Pesisir Selatan Dalam Genggaman itu juga bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan pemahaman mengenai pentingnya Satu Data Indonesia, dalam mendorong pemerintahan yang terbuka serta memudahkan seluruh masyarakat untuk mengakses kebutuhan data.
"Peserta peluncuran Aplikasi Pesisir Selatan Dalam Genggaman dan Seminar Pesisir Selatan Dalam Angka ini adalah seluruh kepala perangkat daerah, secara tatap muka, dan seluruh camat, wali nagari, serta kepala Bappeda, Kepala Dinas Kominfo kabupaten/kota se Sumbar secara online dan offline," jelasnya.
Melalui kegiatan itu, pihaknya menghadirkan dua narasumber, yakni Kepala BPS Sumbar, Herum Fajarwati secara online, dan Prof Dr Zulfan Tadjoeddin, secara online/virtual.*