Painan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar mengalokasikan Rp45 miliar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2022 untuk pengembangan sektor pertanian dan peternakan di daerah itu.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Madrianto di Painan, Minggu mengatakan besaran anggaran itu guna meningkatkan kinerja sektor pertanian dan peternakan sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi daerah.
"Memang target pertumbuhan berbasis komoditi unggulan daerah sehingga fundamentalnya kuat," kata dia.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) sektor pertanian tercatat penyumbang terbesar pertumbuhan tiap tahunnya. Pada 2020 kontribusi tercatat 37 persen, meski turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 40 persen.
Ia merinci dari total alokasi anggaran sepanjang 2022, sebesar Rp18 miliar diantaranya dipakai untuk belanja pegawai dan sisanya yang sekitar Rp27 miliar bakal dijadikan sebagai belanja modal barang dan jasa.
Untuk tahun ini pada sektor pertanian pemerintah kabupaten juga memberikan bantuan bibit tanaman pangan, utamanya warga yang lahan pertanian yang terdampak banjir dan longsor.
Selain itu juga memberikan bantuan bibit tanaman buah dan bantuan peternakan bagi kelompok ternak. "Ini tentu merupakan stimulan bagi peningkatan kesejahteraan keluarga petani di Pesisir Selatan," terang dia.
Ia menyampaikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 untuk sektor pertanian, perkebunan dan peternakan pemerintah kabupaten juga meningkatkan fasilitas pendukung.
Kemudian mengupayakan intensifikasi dan ekstensifikasi, peningkatan irigasi dengan kondisi baik. Penyediaan sarana prasarana pemasaran produksi yang lebih memadai dan peningkatan kualitas sumber daya manusia petani dan peternak.
"Dengan demikian mereka bisa melakukan usaha mereka sesuai dengan standar operasional dan prosedur (SOP). Artinya sudah lebih modern," tuturnya.
Lebih dari itu menurutnya pengembangan sektor pertanian dan peternakan tidak hanya fokus pada sisi hulu semata. Akan tetapi juga penyiapan kegiatan hilirnya, sehingga produk yang dihasilkan bisa memiliki nilai lebih.
Pemberian nilai tambah itu diyakini akan lebih mengangkat kesejahteraan petani dan masyarakat Pesisir Selatan pada umumnya. Sebab selama ini sebagian besar dari produk yang dihasilkan masih dijual dalam bentuk bahan mentah.
"Nah, nanti pada tahap awal minimal setengah jadi. Kami sebenarnya memang fokus ke arah hilirisasi, tentu juga tanpa mengabaikan sisi hulu sebagai pemasok bahan baku," kata dia.