Sarilamak (ANTARA) - Anggota DPR-RI asal Dapil Sumatera Barat II, Rezka Oktoberia mendukung perhelatan Pacu Jawi Tradisional Batali Sikek yang dilaksanakan di Luak Limopuluah (Payakumbuh dan Limapuluh Kota) dapat dijadikan sebagai Warisan Budaya tak Benda Indonesia.
"Saya bangga, ini adalah salah satu tradisi kita di Luak Limopuluah yang harus kita jaga dan lestarikan," kata Rezka saat mendatangi langsung pelaksanaan Pacu Jawi di Jorong Boncah, Nagari Batu Balang, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Senin sore.
Kalau perlu, sambungnya iven atau kegiatan Pacu Jawi ini dapat dilaksanakan dengan skala nasional sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
"Kalau wisatawan ramai datang ke sini, tentu juga akan berdampak dengan ekonomi di sini di daerah kita. Saya sebagai putri Luak Limopuluah tentu akan mendukung kegiatan ini," ujarnya didampingi Sastri Andiko Dt. Putiah.
Ia mengharapkan ke depannya pelaksanaan Pacu Jawi ini nantinya juga mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah, baik dari Kabupaten Limapuluh Kota maupun Pemprov Sumbar.
"Apalagi Pacu Jawi Batali Sikek berbeda dengan yang ada di daerah lain. Kenapa tidak kalau kegiatan Pacu Jawi Batali Sikek di Luak Limopuluah ini kita jadikan Warisan Budaya tak Benda Indonesia," ungkapnya.
Pacu Jawi Batali Sikek di Luak Limopuluah sendiri belum menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Perhelatan Pacu Jawi yang telah menjadi warisan Budaya Tak Benda Indonesia baru Pacu Jawi di Kabupaten Tanah Datar.
Sementara Ketua Panitia Pelaksana Mondra mengatakan pelaksanaan Pacu Jawi di Luak Limopuluah tidak akan ditemukan di daerah lain karena pada saat berpacu, jawi tidak ditunggangi oleh joki melainkan joki yang mengikuti irama saat sapi tersebut berlari.
"Tidak hanya yang dulu sampai finis, juga ada ketentuan lain, seperti joki tidak terjatuh alias tercecer. Walau jatuh tapi masih berpegang pada tali sampai finis tidak dianggap gugur," katanya.
Ia mengatakan kegiatan ini digelar satu kali dalam setahun di Jorong Boncah seusai panen menjelang musim tanam sebelum benih sawah panjang.
"Kami berharap ke depannya ini dapat diagendakan di kalender pariwisata Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh," ujarnya.
"Saya bangga, ini adalah salah satu tradisi kita di Luak Limopuluah yang harus kita jaga dan lestarikan," kata Rezka saat mendatangi langsung pelaksanaan Pacu Jawi di Jorong Boncah, Nagari Batu Balang, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Senin sore.
Kalau perlu, sambungnya iven atau kegiatan Pacu Jawi ini dapat dilaksanakan dengan skala nasional sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
"Kalau wisatawan ramai datang ke sini, tentu juga akan berdampak dengan ekonomi di sini di daerah kita. Saya sebagai putri Luak Limopuluah tentu akan mendukung kegiatan ini," ujarnya didampingi Sastri Andiko Dt. Putiah.
Ia mengharapkan ke depannya pelaksanaan Pacu Jawi ini nantinya juga mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah, baik dari Kabupaten Limapuluh Kota maupun Pemprov Sumbar.
"Apalagi Pacu Jawi Batali Sikek berbeda dengan yang ada di daerah lain. Kenapa tidak kalau kegiatan Pacu Jawi Batali Sikek di Luak Limopuluah ini kita jadikan Warisan Budaya tak Benda Indonesia," ungkapnya.
Pacu Jawi Batali Sikek di Luak Limopuluah sendiri belum menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Perhelatan Pacu Jawi yang telah menjadi warisan Budaya Tak Benda Indonesia baru Pacu Jawi di Kabupaten Tanah Datar.
Sementara Ketua Panitia Pelaksana Mondra mengatakan pelaksanaan Pacu Jawi di Luak Limopuluah tidak akan ditemukan di daerah lain karena pada saat berpacu, jawi tidak ditunggangi oleh joki melainkan joki yang mengikuti irama saat sapi tersebut berlari.
"Tidak hanya yang dulu sampai finis, juga ada ketentuan lain, seperti joki tidak terjatuh alias tercecer. Walau jatuh tapi masih berpegang pada tali sampai finis tidak dianggap gugur," katanya.
Ia mengatakan kegiatan ini digelar satu kali dalam setahun di Jorong Boncah seusai panen menjelang musim tanam sebelum benih sawah panjang.
"Kami berharap ke depannya ini dapat diagendakan di kalender pariwisata Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh," ujarnya.