Padang (ANTARA) - Gerbang kayu dengan atap gonjong khas rumah gadang di Minangkabau berdiri anggun seolah menyampaikan selamat datang para pencari ilmu di bumi yang menganut filosofi alam takambang jadi guru.

Berada di Bukit Karamuntiang, Kelurahan Limau Manis Padang, di lahan seluas 500 hektare  berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Padang ke arah timur, para penimba ilmu  di kampus ini amat beruntung bisa berkuliah di lingkungan yang asri dan sejuk dengan pemandangan langsung ke  Samudra Hindia di arah barat.

Tidak hanya itu Kampus Unand Limau Manis juga disebut sebagai salah satu perguruan tinggi dengan bangunan termegah dan unik, karena dinding luarnya dibuat dari campuran semen dan batu kerikil kecil sehingga tidak perlu dicat.

Berdiri pada 13 September 1956 Universitas Andalas merupakan perguruan tinggi pertama yang hadir di Pulau Sumatera dan menjadi universitas tertua di luar Pulau Jawa.

Mengusung motto Untuk Kedjajajaan Bangsa,  Unand diresmikan oleh putra terbaik ranah Minang Wakil Presiden RI Pertama Bung Hatta.

Tepat 13 September 2021 Unand resmi berusia 65 tahun dan setelah melewati perjalanan yang begitu panjang kini resmi berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).

Menurut Rektor Unand Prof Yuliandri  dengan status  sebagai PTNBH Unand  akan memperoleh otonomi  di bidang akademik, maupun non akademik, termasuk kemandirian tata kelola dan pengambilan keputusan, hingga pengaturan yang terkait dengan sistem pengelolaan.

"Kemudian pengelolaan sistem penjaminan mutu serta pengelolaan aset dan keuangan PTNBH, dan Unand juga siap untuk masuk ke dalam 500 universitas terbaik di Dunia dengan program World Class University, di samping sebagai universitas riset," kata dia.

Saat ini Unand tercatat  memiliki  126 program studi  dan 91 persen  terakreditasi A dan B versi BAN-PT dan LAM-PTKES, serta internasional yang terdiri atas 13 level doktor, 43 level magister, 47 di level sarjana, 4 di level Diploma III, 12 spesialis, dan 7 profesi. 

Jumlah mahasiswa aktif saat ini  mencapai  32.451 orang dengan penyebaran 3.799 orang di program Diploma III,  24.833 orang di program sarjana atau 84 persen, 842 orang di  program profesi,  415 orang di program Sp-1, 2.082 orang di program magister, 413 orang di program doktor, ditambah  105 orang mahasiswa asing berasal dari 16 negara.
  Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan secara daring pada  peringatan dies natalis Unand ke-65. (Antara/Ikhwan Wahyudi)

Perjuangan PTNBH 

Jalan panjang Unand memperoleh status PNBH berawal dimulai sejak proses pengajuan kepada Kemendikbud pada 2015.

Setelah melewati tiga periode kepempimpinan rektor, pada 2021  Unand resmi menyandang status PTNBH yang merupakan  perguruan tinggi negeri ke-13 yang ditetapkan oleh pemerintah berstatus PTNBH.

Awal mulanya, pada  Oktober 2015 Menristek Dikti  yang saat itu dijabat Mohamad Nasir memberikan mandat kepada Unand yang dipimpin oleh Rektor Prof Wery Darta Taifur bersama Universitas Brawijaya dan Universitas Sebelas Maret untuk berubah status menjadi PTNBH. 

Atas mandat tersebut pada 10 Mei 2016 Rektor Unand pada ketika itu Prof Tafdil Husn membentuk tim persiapan perubahan status Unand dari Badan Layanan Umum  menjadi PTNBH.

Tahapan persiapan perubahan status Unand dimulai dengan pengumpulan data dan penyusunan empat  dokumen yang mencakup Dokumen Evaluasi Diri/ Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) PTNBH, Rancangan Statuta PTNBH dan Dokumen Transisi.

Pada Juni 2019 Tim persiapan PTNBH melengkapi data dan menyempurnakan Dokumen PTN-BH serta melakukan sosialisasi untuk memperoleh penyamaan persepsi dan dukungan dari  pemangku kepentingan internal dan eksternal.

Pada 17 Oktober 2019 Senat Akademik Unand menyetujui perubahan status menjadi PTNBH dan pada tanggal 21 November 2019, Dokumen PTNBH  diserahkan ke Direktorat Kelembagaan Ditjen Dikti,  dipimpin oleh Ketua Tim PTN-BH Prof Mansyurdin.

Akibat  terjadinya perubahan nomenklatur kementerian menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sekitar Oktober 2019, proses pembahasan dokumen PTN- BH UNAND sempat tertunda.

Namun sekitar awal Mei 2020  kembali dilakukan koordinasi oleh Rektor Unad Prof Yuliandri dengan Direktorat Kelembagaan Ditjen Dikti, dan  diminta untuk menyerahkan Naskah Akademik  sebagai kelengkapan Dokumen PTNBH yang telah ada sebelumnya.

Kemudian pada 17 November 2020 Rektor Unand  Prof Yuliandri menandatangani Pakta Integritas  berisi komitmen setelah Unand  berubah status menjadi PTNBH.

Poin penting dari 26 item isi dari Pakta Integritas ini adalah berada pada poin 5 yaitu Mencapai Peringkat Dunia menjadi QS< 500 dalam jangka 5 sampai 10 tahun ke depan.

Akhirnya, pada 31 Agustus 2021 Presiden RI menetapkan  Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2021 Tentang PTNBH Unand, serta diundangkan  pada tanggal 31 Agustus 2021, melalui Lembaran Negara Tahun 2021 Nomor 203. 

  Suasana peringatan dies natalis Unand ke-65. (Antara/Ikhwan Wahyudi)

Menuju kelas dunia

Merupakan fakta tak terbantahkan dunia saat ini sedang dilanda disrupsi masif didorong oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepat

Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia Prof Rhenald Kasali menyampaikan saat ini dunia sedang dilanda disrupsi akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi.

Oleh sebab itu dunia pendidikan juga harus merespon dan beradaptasi untuk menjawab tantangan pengajaran di masa depan.

Ia melihat dunia pendidikan dapat  menjadi kunci untuk menjadikan era disrupsi sebagai peluang memajukan Indonesia sebagaimana kutipan Nelson Mandela yang menyatakan, pendidikan adalah senjata paling ampuh mengubah dunia.

Menyikapi hal itu Unand pun telah melakukan perubahan kebijakan dan strategi pendidikan terkait kurikulum, strategi pembelajaran, dan sistem monitoring evaluasi kemajuan studi mahasiswa. 

Selain itu, efektivitas sosialisasi prodi pascasarjana dan spesialis ditingkatkan melalui program kerja sama dengan menggandeng perguruan tinggi asuh yang sudah dan sedang dibina Unand.

Peningkatan jumlah mahasiswa asing  juga  dilakukan melalui program credit earning dan summer course. Tak hanya itu dalam rangka  meningkatkan keterserapan lulusan, Unand berkomitmen melaksanakan Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM).

Implementasi MBKM di Unand ditunjukkan dalam kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Akademik Program Sarjana yang baru diterbitkan, Peraturan Rektor tentang Pengembangan Kurikulum MBKM yang memfasilitasi mahasiswa untuk belajar di luar program studi.  

Agar terdapat perluasan akses pendidikan, Unand  juga akan menambah jumlah prodi yang diminati calon mahasiswa  dengan membuka program studi yang dibutuhkan pasar dan pembangunan nasional, serta menutup program studi yang tidak diminati oleh calon mahasiswa. 

Dalam  hal Penjaminan Mutu, Unand untuk Akreditasi Institusi memperoleh peringkat akreditasi A dari BAN PT berturut-turut pada 2014 dan  2018. 

Saat ini 44 persen  Program Studi terakreditasi A dan termasuk 3 Program Studi terakreditasi  Unggul karena memperoleh akreditasi internasional ABET. 

Sejumlah prestasi pun dituai berkat sinergi dan kerja sama pemangku kepentingan, hingga akhir Agustus 2021, tercatat Unand telah memiliki telah memiliki 11 Program Studi (Prodi) Sarjana yang terakreditasi/tersertifikasi Internasional, yaitu 4 Prodi di Fakultas Teknik meliputi prodi Sarjana Teknik Industri, Prodi Sarjana Teknik Mesin, Prodi Sarjana Teknik Lingkungan, dan Prodi Teknik Elektro dengan akreditasi ABET/IABEE.

Kemudian ada  7 Prodi yang mendapatkan sertifikasi internasional (AUN-QA) yaitu S1 Manajemen, S1 Ekonomi, S1 Farmasi, S1 Fisika, S1 Akuntansi, S1 Biologi, dan Pendidikan Dokter.

Pada aspek publikasi internasional hingga 31 Agustus 2021 tercatat telah mencapai 991 judul, yang terdiri dari artikel terindeks Scopus dan pengindeks internasional lainnya atau  mencapai 94,3 persen  dari target. 

Sementara itu jumlah publikasi nasional tercatat  mencapai 591, atau 73 persen  dari target  2021. 

Berikutnya  jumlah Hak Kekayaan Intelektual berupa paten, hak cipta, dan sebagainya tercatat sebanyak 857 judul hingga 31 Agustus 2021.

Terakhir mahasiswa Unand juga terpilih sebagai juara pertama mahasiswa berprestasi tingkat nasional 2021.

Komersialisasi Pendidikan ?

Sejak awal rencana pengusulan Unand menjadi PTNBH ada kekhawatiran sejumlah pihak akan terjadi komersialisasi pendidikan karena kampus berstatus otonom.

Kekhawatiran ini tidak hanya di Unand namun juga di seluruh dunia, soal masa depan pendidikan tinggi yang kian hari disebut  semakin komersial.

Bahkan seorang guru besar University Technology Sydney Peter Fleming menulis keresahannya dalam  buku berjudul Dark Academia How Universities Die.

Menurut Fleming berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan saat ini perguruan tinggi semakin bersifat komersil dan korporatif.

Universitas ia ibaratkan seperti unit produksi massal, mahasiswa adalah konsumen yang harus dilayani dan dosen adalah menjadi faktor produksi yang kian hari semakin teralienasi dari dunia akademis yang ideal.

Namun menjawab kekhawatiran tersebut  Unand memastikan kekhawatiran komersialisasi yang disebut sejumlah pihak tidak akan terjadi  kendati sudah berstatus PTNBH.

"Terkait kekhawatiran sejumlah pihak biaya kuliah akan naik, perlu digarisbawahi sejak awal proses pengajuan PTNBH ke Kemendikbud, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah memberikan keringanan biaya kepada minimal 20 persen mahasiswa baru yang tidak mampu," kata Rektor Unand Prof Yuliandri.

Oleh sebab itu menurutnya tidak perlu ada yang dikhawatirkan, karena selama ini minimal 20 persen mahasiswa kurang mampu mendapatkan keringanan biaya mulai dari beasiswa bidik misi hingga Kartu Indonesia Pintar.

Menurutnya selain syarat tersebut juga dilakukan kelayakan finansial apakah kondisi keuangan kampus mampu setelah berstatus PTNBH.

Selain itu Unand juga punya kewajiban menjalankan tanggung jawab sosial sebagai perguruan tinggi dengan mengakomodasi peserta didik dari kalangan mahasiswa kurang mampu.

Ia menyebutkan dari 6.000 mahasiswa yang diterima setiap tahun hampir 2.000 mahasiswa yang diberi keringanan biaya pendidikan.

Terkait adanya pihak yang menyatakan perguruan tinggi yang berstatus PTNBH akan fokus kepada bisnis ia menampik dan menyatakan akan lebih fokus menjadikan Unand sebagai perguruan tinggi riset.

Sejalan dengan itu  Wakil Rektor II Unand Dr Wirsma Arif Harahap menyampaikan saat ini Unand menerapkan kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sejak 2015.

"Dan sampai saat ini sejak 2015 belum ada kenaikan UKT dan saya pastikan tahun ini juga tidak ada kenaikan," kata dia.

Ia menyampaikan saat ini UKT Unand merupakan yang terendah di Indonesia karena UKT terendah  Rp500 ribu  dan rata-rata UKT adalah Rp3,7 juta per semester.

"Artinya dengan biaya Rp500 ribu sudah bisa kuliah dan rasanya kalau pun dinaikan tidak ada hubungan dengan status PTNBH karena memang sudah perlu ditinjau kenaikannya," kata dia.

Menurutnya selain ada mahasiswa yang berlatar orang tua kurang mampu juga ada mahasiswa yang secara prestasi cemerlang dan punya orang tua yang mapan secara ekonomi.

Ia menceritakan pernah mendapatkan telepon dari orang tua mahasiswa yang  mampu bahwa UKT di Unand terlalu murah.

"Untuk kedokteran Rp12 juta per semester rasanya murah sekali bagi orang tua yang punya kemampuan lebih, mereka ingin menyumbang tapi kita tidak punya instrumen untuk itu, dengan PTNBH bisa diakomodasi," katanya.

Selain itu saat pandemi COVID-19 pihaknya juga memberikan keringanan UKT kepada 2.481 mahasiswa senilai Rp3,9 miliar.

Kini setelah berganti status sebagai PTNBH tertumpang harapan agar Unand bisa berlari lebih kencang setara dengan perguruan tinggi hebat lainnya dengan tetap menjalankan tridharma berupa pendidikan, penelitian dan pengabdian.

Selain itu Unand harus  mengambil peran signifikan dalam kolaborasi mewujudkan Indonesia Maju.

Sebagaimana pesan Presiden Joko Widodo pada sambutannya dalam peringatan dies natalis ke-65  Unand harus  menjadi pusat pengembangan SDM unggul dan memberi ruang seluas-luasnya untuk mengembangkan talenta.

Caranya Memfasilitasi mahasiswa untuk belajar kepada siapa pun di mana pun di mana pun dan mendatangkan talenta hebat dari luar kampus dari kalangan praktisi dan profesional untuk mengajar.

Tak lupa membangun jejaring dan kolaborasi lewat kerja sama dengan organisasi, praktisi dan pelaku industri harus terus digalang.



 

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024