Pariaman (ANTARA) - Perajin cendramata miniatur tabuik di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) tetap eksis berkarya meski Pesta Budaya Hoyak Tabuik yang biasanya dilaksanakan setiap 10 Muharram tidak bisa dilaksanakan akibat pandemi COVID-19 yang berimbas pada omzet.


"Sebelum pandemi omzet bisa mencapai Rp15 juta per bulan, sekarang berkurang sampai 70 persen ditambah dengan Pesta Budaya Tabuik tidak dapat dilaksanakan, namun alhamdulillah pembeli masih ada," kata seorang perajin miniatur tabuik Adek Sovenir, Ade Ratman (39) di Pariaman, Kamis.


Ia mengatakan biasanya saat perayaan Pesta Budaya Hoyak Tabuik penjualannya jauh meningkat karena banyak wisatawan yang datang ke Pariaman untuk melihat atraksi yang dilaksanakan setiap tahun itu.


Pada momen tersebut, lanjutnya dirinya dapat menjual sekitar 100 suvenir miniatur tabuik yang pemasarannya dibantu oleh sejumlah pedagang di Kota Pariaman.


"Namun karena pandemi kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan, sekarang pembeli rata-rata dari pemerintah untuk cendera mata, seperti dinas dan sekolah-sekolah," katanya.


Ia menyebutkan dirinya memproduksi miniatur tabuik berbagai ukuran dan harga mulai dari tinggi 18 centimeter dengan harga Rp200 ribu, 30 centimeter Rp300 ribu, 40 centimeter Rp350 ribu, 60 centimeter Rp600 ribu.


Penjualan suvenir tersebut, lanjutnya tidak saja di tingkat Sumbar dan Indonesia namun juga luar negeri namun hal itu sekarang sudah jauh menurun yang akibatnya juga karena pandemi.  


"Terakhir 2020 saya mengirimkan ke Jerman. Kalau promosi melalui daring juga dilakukan oleh adik-adik," ujarnya.


Ia merincikan tabuik terdiri dari sejumlah bagian yakni buraq yaitu makhluk tunggangan Nabi Muhammad SAW, pasu-pasu, biliak, gomaik, bungo salapan, dan bunga puncak.


Ia menyampaikan sebelumnya di daerah itu terdapat empat orang perajin suvenir miniatur tabuik namun sekarang hanya dirinya yang aktif.


Selain membuat miniatur tabuik berbagai ukuran dirinya juga memproduksi mainan kunci bermotif tabuik dengan bahan karet yang dijual dengan harga Rp5 ribu.


Lalu miniatur rumah gadang dengan lebar 28 centimeter dan tinggi 18 centimeter dijual dengan Rp250 ribu, serta jam Gadang dengan tinggi 25 centimeter dan lebar 10 centimeter dijual dengan harga Rp150 ribu.


Sebelumnya Kota Pariaman, Sumatera Barat tahun ini kembali meniadakan kegiatan salah satu pendongkrak pariwisata di daerah itu yakni pesta budaya Hoyak Tabuik karena pandemi COVID-19 masih berlangsung.


"Tabuik belum bisa dilaksanakan karena masih pandemi COVID-19," kata Wali Kota Pariaman, Genius Umar di Pariaman, Kamis.


Tahun lalu Kota Pariaman juga tidak melaksanakan pesta budaya Hoyak Tabuik karena pemerintah setempat tidak ingin kegiatan yang menjadi ikon daerah itu berujung pada penyebaran COVID-19.




 

Pewarta : Aadiaat M.S
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2025