Sarilamak (ANTARA) - Proses belajar mengajar (PBM) tatap muka di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat mulai memberlakukan dan menyesuaikan zona COVID-19 di jorong masing-masing.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, Indrawati di Sarilamak, Jumat, mengatakan keputusan ini setelah pelaksanaan rapat dengan pihak provinsi dan kementerian.
"Misalnya di salah satu jorong di Kecamatan bisa sekolah tatap muka, tapi di jorong lain belum tentu bisa. Melihat dan menyesuaikan dengan zona di setiap daerah," ujarnya.
Menurutnya, untuk saat ini kebanyakan yang sudah melaksanakan PBM tatap muka ini merupakan daerah yang memang tidak memiliki jaringan internet untuk pelaksanaan PBM secara daring.
"Tetapi tetap diatur jumlahnya atau shifnya, jika ada yang positif di sekitar sekolah sekolah tatap muka langsung dihentikan untuk sementara waktu," ungkapnya.
Sementara Kepala SMA Negeri 1 Kecamatan Harau, Afrizal mengatakan pihaknya memang telah melaksanakan kembali sekolah tatap muka setelah Pemkab Limapuluh Kota telah membolehkan kembali PBM tatap muka secara terbatas.
"Kita sudah memulai PBM tatap muka semenjak Senin (10/8) dan pelaksanaannya kita bagi shifnya sehingga yang datang ke sekolah itu tidak sampai 50 persen," ujarnya.
Apalagi, kata dia saat ini ada perbaikan kelas sehingga ada pembagian pembelajaran di pagi hari dan siang hari.
"Paling penting itu untuk di sekolah kita tetap memastikan pelaksanaan prokes secara ketat, setiap siswa harus memakai masker ketika datang ke sekolah," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya terus melakukan penyemprotan desinfektan secara berkala untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 di sekolah tersebut.
"Minimal itu sekali seminggu, tapi ada yang setiap hari kalau lokal itu dipakai untuk belajar pagi dan siang. Ini salah satu upaya kita untuk menekan penyebaran COVID-19 di sekolah," kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, Indrawati di Sarilamak, Jumat, mengatakan keputusan ini setelah pelaksanaan rapat dengan pihak provinsi dan kementerian.
"Misalnya di salah satu jorong di Kecamatan bisa sekolah tatap muka, tapi di jorong lain belum tentu bisa. Melihat dan menyesuaikan dengan zona di setiap daerah," ujarnya.
Menurutnya, untuk saat ini kebanyakan yang sudah melaksanakan PBM tatap muka ini merupakan daerah yang memang tidak memiliki jaringan internet untuk pelaksanaan PBM secara daring.
"Tetapi tetap diatur jumlahnya atau shifnya, jika ada yang positif di sekitar sekolah sekolah tatap muka langsung dihentikan untuk sementara waktu," ungkapnya.
Sementara Kepala SMA Negeri 1 Kecamatan Harau, Afrizal mengatakan pihaknya memang telah melaksanakan kembali sekolah tatap muka setelah Pemkab Limapuluh Kota telah membolehkan kembali PBM tatap muka secara terbatas.
"Kita sudah memulai PBM tatap muka semenjak Senin (10/8) dan pelaksanaannya kita bagi shifnya sehingga yang datang ke sekolah itu tidak sampai 50 persen," ujarnya.
Apalagi, kata dia saat ini ada perbaikan kelas sehingga ada pembagian pembelajaran di pagi hari dan siang hari.
"Paling penting itu untuk di sekolah kita tetap memastikan pelaksanaan prokes secara ketat, setiap siswa harus memakai masker ketika datang ke sekolah," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya terus melakukan penyemprotan desinfektan secara berkala untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 di sekolah tersebut.
"Minimal itu sekali seminggu, tapi ada yang setiap hari kalau lokal itu dipakai untuk belajar pagi dan siang. Ini salah satu upaya kita untuk menekan penyebaran COVID-19 di sekolah," kata dia.