Jakarta, (ANTARA) - Kiper Madura United Muhammad Ridho Djazulie memiliki banyak kesibukan selama tim berjuluk Laskar Sape Kerrab diliburkan berbarengan dengan penundaan Liga 1 2021-2022, terutama menjadi pemateri berbagai seminar.
Baru saja penjaga gawang bernomor punggung 20 di Madura United itu didapuk menjadi pemateri pendidikan keolahragaan di seminar daring, Sabtu (31/7) lalu, namun jadwal seminar lain yang harus diisinya sudah mengantre.
"Sebenarnya acara seperti itu, ajang berbagi apa yang kami tahu. Kalau saya ikut acara itu bisa memotivasi, atau bisa berbagi demi kemajuan pendidikan atau orang lebih percaya terhadap pendidikan, kenapa tidak?" katanya, dikutip dari laman resmi klub, Senin.
Apalagi, pemain kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 21 Agustus 1992 itu masih tercatat sebagai mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP).
Kiper yang pernah membela Tim Nasional Indonesia itu juga telah memiliki jadwal menjadi pemateri kembali, yakni dalam acara webinar nasional yang bertajuk "Pentingnya Pendidikan bagi Atlet untuk Mempersiapkan Masa Depan".
Dalam kesempatan itu, Ridho dijadwalkan menjadi pemateri bersama sejumlah atlet lainnya yang juga masih kuliah, seperti pemain PS Sleman Dendi Agustan.
Pemain berusia 28 tahun itu menjelaskan bahwa tajuk yang diambil sangat selaras dengan kehidupannya, sebab dirinya baru mengambil strata satu (S1) di usianya yang sudah tidak muda lagi.
Ridho menyebutkan bakal memberikan wejangan soal pentingnya pendidikan bagi atlet. Tidak sebatas demi masa depan, melainkan demi mendidikan anak-anaknya kelak.
Selain menjadi pemateri dan kuliah online, Ridho kini juga sibuk mengasuh putri pertamanya yang baru lahir.
Meski demikian, mantan kiper Borneo FC ini mengaku tidak terganggu dengan banyak kesibukan dan yakin bisa membagi waktu walaupun kompetisi berjalan nantinya.
Baru saja penjaga gawang bernomor punggung 20 di Madura United itu didapuk menjadi pemateri pendidikan keolahragaan di seminar daring, Sabtu (31/7) lalu, namun jadwal seminar lain yang harus diisinya sudah mengantre.
"Sebenarnya acara seperti itu, ajang berbagi apa yang kami tahu. Kalau saya ikut acara itu bisa memotivasi, atau bisa berbagi demi kemajuan pendidikan atau orang lebih percaya terhadap pendidikan, kenapa tidak?" katanya, dikutip dari laman resmi klub, Senin.
Apalagi, pemain kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 21 Agustus 1992 itu masih tercatat sebagai mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP).
Kiper yang pernah membela Tim Nasional Indonesia itu juga telah memiliki jadwal menjadi pemateri kembali, yakni dalam acara webinar nasional yang bertajuk "Pentingnya Pendidikan bagi Atlet untuk Mempersiapkan Masa Depan".
Dalam kesempatan itu, Ridho dijadwalkan menjadi pemateri bersama sejumlah atlet lainnya yang juga masih kuliah, seperti pemain PS Sleman Dendi Agustan.
Pemain berusia 28 tahun itu menjelaskan bahwa tajuk yang diambil sangat selaras dengan kehidupannya, sebab dirinya baru mengambil strata satu (S1) di usianya yang sudah tidak muda lagi.
Ridho menyebutkan bakal memberikan wejangan soal pentingnya pendidikan bagi atlet. Tidak sebatas demi masa depan, melainkan demi mendidikan anak-anaknya kelak.
Selain menjadi pemateri dan kuliah online, Ridho kini juga sibuk mengasuh putri pertamanya yang baru lahir.
Meski demikian, mantan kiper Borneo FC ini mengaku tidak terganggu dengan banyak kesibukan dan yakin bisa membagi waktu walaupun kompetisi berjalan nantinya.