Jakarta, (ANTARA) - Kantor Pegadaian UPC Cipete Raya, Jalan Cipete Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin disatroni lima perampok bersenpi dan menggondol emas, uang dan handphone milik karyawan saat kantor pegadaian dalam keadaan ramai. Bahkan pelaku sempat melukai kepala seorang satpam bernama Suwandi. Hingga kini kerugian masih belum dikrahui, dan kasus perampokan di pengadaian masih dalam penyelidikan Polres Metro Jakarta Selatan. Salah satu pegawai Pegadaian, Ulan mengatakan, pelaku lebih dari lima orang bersenpi datang dengan menggunakan helm dan masker sebagai pentup wajah. "Mereka masuk dan langsung mengacak-acak seisi kantor Pegadaian, serta menanyakan keberadaan kunci dibrankas," kata Ulan. Ulan melihat dua orang dari pelaku membawa senjata api. Ada empat atau lima pelaku yang masuk ke dalam kantor Pegadaian. Sementara beberapa pelaku lainnya menunggu di luar. "Para pelaku masuk ke dalam pengadaian, satpam yang jaga lagi pergi. Tidak lama kemudian, satpam datang langsung digetok pakai pistol sampai kepalanya berdarah," terangnya. Ulan menambahkan, saat kejadian pengadaian dalam kondisi ramai. "Waktu kejadian kondisinya ramai, banyak orang juga. Di sampingnya ada fotocopy juga," katanya. Menurut Ulan, aksi pelaku berlangsung cukup lama. Pelaku datang sekira pukul 11.50 WIB, kemudian kabur sekitar pukul 12.05 WIB. Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Hermawan, membantah kesulitan mengungkap kasus perampokan pegadaian. Dia mengatakan, dengan kejadian perampokan Kantor Unit Pembantu Cabang (UPC) Pegadaian Cipete, Jalan Cipete Raya, Cilandak Jakarta Selatan yang terjadi hari ini, Senin (5/11), total sudah ada empat kejadian pembobolan pegadaian. "Untuk tahun ini, sudah ada empat kali dan semuanya belum terungkap," kata Hermawan. Dia mengatakan, peran serta warga juga kurang membantu kepolisian. Kata dia, warga yang ada di lokasi kejadian tidak komunikatif dengan polisi untuk pengungkapan ini. " Kesulitannya, karena identitas pelaku tertutup, kesaksian warga juga kurang, tidak ada yang hapal plat nomor pelaku," tuturnya. Dia mengatakan, warga seharusnya turut campur dalam pengungkapan ini. Dia meminta jika ada warga yang mungkin memiliki kecurigaan terhadap kekayaan tetangganya untuk dilaporkan kepada polisi. " Warga diminta untuk memberikan info, mungkin kalau ada kecurigaan emas yang dimiliki orang lain, itu bisa dilaporkan ke polisi. Ini akan dijadikan informasi awal untuk kita," jelasnya. Berdasarkan catatan, kejadian perampokan di Jakarta Selatan bukan kali ini saja. Pada Tanggal 28 September 2012, kawanan perampok ini membobol Kantor Unit Pegadaian Cabang Antam, di Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Hampir satu miliar kerugiannya dari kasus ini. Beberapa Minggu kemudian, pada 15 Oktober 2012 hampir di lokasi yang sama, Kantor Unit Pegadian Cabang Poltangan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, juga dibobol kawanan perampok. Padahal jarak keduanya hanya kurang dari 1 KM. Namun, kedua kasus pembobolan pegadian ini, belum ada titik terang yang mengarah kepada pelaku. (*/sun)

Pewarta : 22
Editor :
Copyright © ANTARA 2025