Butusangkar (ANTARA) - Kepala Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat membantah adanya guru sekolah keagamaan di daerah itu menolak untuk divaksin.


"Tidak ada guru yang tidak ikut divaksin pada jadwal yang telah ditentukan, kalaupun ada itu karena berhalangan sesuatu hal," kata Kepala Kementerian Agama Tanah Datar, Syahrul di Batusangkar Selasa.


Ia menjelaskan adapun guru yang menolak divaksinasi itu diantaranya ada jadwal keluarga yang baralek, guru yang tengah hamil berat, dan guru yang memiliki penyakit.


Namun untuk guru yang memiliki penyakit disayangkan ia tidak melampirkan riwayat penyakitnya kepada petugas pemberi vaksin.


Seperti di sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs 3) guru itu tengah hamil berat, tidak mungkin divaksin karena kondisinya yang lemah, ditambah lagi dia punya penyakit TBC.


"Contoh lainnya juga terjadi di MTs 14, guru itu ada pesta baralek, keluarganya baralek pas jadwal vaksinasi," katanya.


Ia mengaku untuk guru-guru yang belum divaksin tersebut akan kembali dijadwal ulang untuk dilakukan vaksinasi, dan kemenag Tanah Datar mendukung program pemerintah dalam pencegahan penyebaran COVID-19.


"Secara umum tidak ada yang menolak. Kalau menolak resiko ada pada guru itu, mereka paham itu. Kalau menolak mereka tidak bisa datang ke sekolah, kalau mereka tidak sekolah berarti mereka tidak mengajar," katanya.


Sementara Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Tanah Datar, Roza Mardiah mengatakan untuk vaksinasi terhadap tenaga pendidik telah dilakukan dan masih ditemukan guru yang belum divaksin, dan umumnya dibawah naungan Kementarian Agama.


"Guru-guru sudah siap di swab (tes usap) kecuali yang menolak. Yang menolak itu ada dari sekolah keagamaan, kalau untuk guru SMP, SD dan SMA sudah," katanya.


 

Pewarta : Etri Saputra
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024