Sarilamak (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono menilai bahwa ikan air tawar memiliki peluang ekspor yang besar terkhusus untuk ikan air tawar seperti ikan semah, ikan dewa dan ikan 'gariang'.
"Ikan air tawar ini itu memiliki peluang yang sangat besar, khususnya tadi keluarga ikan 'gariang', semah dan dewa itu sangat mahal dan ini belum digarap," kata menteri saat saat mengunjungi lokasi budidaya ikan Gurami Sago di Kenagarian Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota.
Bahkan, menteri menilai bahwa jenis ikan air tawar ini akan bisa menjadi pesaing ikan dari Norwegia dan Amerika yang terkenal dengan ikan salmonnya.
Ia mengatakan berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Daya Saing Kementerian Kelautan dan Perikanan nilai ekspor di sektor kelautan dan perikanan itu sangat besar.
"Jadi saya kira ini yang menjadi keunggulan kita, itu yang harus kita genjot dan kita tingkatkan, saya minta kepada bapak bupati untuk dua hingga tiga tahun ke depan ditingkatkan menjadi 100 ribu ton," kata dia.
Ia mengatakan kalau produksi dari 100 ribu ton itu bisa diproduksi dan dilakukan oleh masyarakat maka ini akan betul-betul meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemiskinan harus nol di wilayah-wilayah ini.
Untuk itu ia mengharapkan agar Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin bisa menyisihkan anggaran lima sampai 10 persen untuk pengembangan budidaya ikan tawar di daerah tersebut.
"Tadi saya bisik-bisik dengan bapak bupati kalau kita harus membuat sebuah terobosan, kalau bisa untuk pengembangan budidaya perikanan air tawar ini bisa disisihkan dari APBD 5 hingga 10 persen saja," kata dia.
Ia mengatakan anggaran yang di sisihkan ini harus benar-benar difokuskan untuk stimulus pembudidayaan ikan bagi masyarakat.
"Saya ingin sampaikan disini bahwa, ada satu yang sangat luar biasa jadi ini adalah pertama bagian dari pengentasan kemiskinan dan kedua untuk meningkatkan perekonomian," ujarnya.
"Ikan air tawar ini itu memiliki peluang yang sangat besar, khususnya tadi keluarga ikan 'gariang', semah dan dewa itu sangat mahal dan ini belum digarap," kata menteri saat saat mengunjungi lokasi budidaya ikan Gurami Sago di Kenagarian Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota.
Bahkan, menteri menilai bahwa jenis ikan air tawar ini akan bisa menjadi pesaing ikan dari Norwegia dan Amerika yang terkenal dengan ikan salmonnya.
Ia mengatakan berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Daya Saing Kementerian Kelautan dan Perikanan nilai ekspor di sektor kelautan dan perikanan itu sangat besar.
"Jadi saya kira ini yang menjadi keunggulan kita, itu yang harus kita genjot dan kita tingkatkan, saya minta kepada bapak bupati untuk dua hingga tiga tahun ke depan ditingkatkan menjadi 100 ribu ton," kata dia.
Ia mengatakan kalau produksi dari 100 ribu ton itu bisa diproduksi dan dilakukan oleh masyarakat maka ini akan betul-betul meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemiskinan harus nol di wilayah-wilayah ini.
Untuk itu ia mengharapkan agar Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin bisa menyisihkan anggaran lima sampai 10 persen untuk pengembangan budidaya ikan tawar di daerah tersebut.
"Tadi saya bisik-bisik dengan bapak bupati kalau kita harus membuat sebuah terobosan, kalau bisa untuk pengembangan budidaya perikanan air tawar ini bisa disisihkan dari APBD 5 hingga 10 persen saja," kata dia.
Ia mengatakan anggaran yang di sisihkan ini harus benar-benar difokuskan untuk stimulus pembudidayaan ikan bagi masyarakat.
"Saya ingin sampaikan disini bahwa, ada satu yang sangat luar biasa jadi ini adalah pertama bagian dari pengentasan kemiskinan dan kedua untuk meningkatkan perekonomian," ujarnya.