Solok, (ANTARA) - Program electrifying agriculture merupakan upaya PLN untuk memudahkan pelaku usaha di sektor agrikultur mendapatkan akses listrik sebagai solusi guna mendorong peningkatan produktivitas
Dalam penerapannya, program electrifying agriculture di Sumatera Barat telah bekerjasama dengan Bank Mandiri untuk bantuan pinjaman kepada pelaku usaha sektor agrikultur yang ingin beralih ke PLN namun tidak memiliki modal investasi. PLN Sumbar juga meneruskan beberapa program CSR yang sejalan dengan electrifying agriculture.
Pada 25 Mei 2021, PLN mengkomando pengusaha-pengusaha penggilingan padi Kota Pariaman, Bank Mandiri Cabang Padang dan Dinas Pertanian Kota Pariaman untuk melakukan studi banding ke Huller Berbasis Listrik di Kabupaten Solok, yakni dua lokasi huller pertama di Sumatera Barat yang beralih dari penggilingan konvensional ke huller berbasis listrik.
Hadir pada studi banding tersebut Assistant Manager Sales Representative PLN UIW Sumbar Armansyah Putra, Manajer Bagian Pemasaran PLN UP3 Padang Asrul Kalis, Manajer Bagian Pemasaran PLN UP3 Solok Riri Rustam, Manajer PLN ULP Pariaman Bayu Satryawan, Manager PLN ULP Singkarak Eri Darma, Kepala Bagian KUR Bank Mandiri Cabang Padang Tri Barata beserta tim, Kepala UPT Balai Pelaksana Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Kota Pariaman Mulyadi, Koordinator Penyuluh Fitri, serta enam orang pengusaha penggilingan Padi Kota Pariaman.
Lokasi studi banding pertama adalah Huller Harapan Baru Pasar Hilir Sumani, selanjutnya untuk lokasi kedua rombongan mengunjungi Huller Makmur. Kedua lokasi tersebut merupakan huller binaan PLN ULP Singkarak.
Khairi, pemilik Huller Harapan Baru mengaku beralih ke huller berbasis listrik memberikan keuntungan lebih tinggi.
"Huller ini peninggalan orangtua, sudah dari tahun 1980. Sudah 3 kali ganti mesin. Alhamdulilah mesin terakhir yang menggunakan listrik jauh lebih menguntungkan dan hemat biaya perawatan,’’ jelasnya.
Fauzi, salah satu pengusaha Huller Kota Pariaman, seusai kunjungan mengaku tertarik beralih ke huller berbasis listrik karena biaya operasional dari peralihan diesel ke listrik dapat berkurang hingga separuhnya.
‘’Terima kasih kepada PLN yang mau membantu memfasilitasi kami untuk beralih ke mesin bertenaga listrik dan terima kasih sudah mengadakan kegiatan yang menambah wawasan kami ini,’’ tambahnya kemudian.
Kunjungan studi banding ini diharapkan memberikan gambaran nyata mengenai keuntungan menggunakan listrik dibandingkan menggunakan diesel atau bahan bakar solar.
Seperti disebutkan Armansyah, goals kegiatan ini adalah pengusaha penggiling yang ada di wilayah kerja Pariaman paham sehingga kemudian mencontoh untuk beralih menjadi huller berbasis listrik seperti huller di Singkarak ini.
Tri Barata dari Bank Mandiri menuturkan, kegiatan studi banding ini sejalan dengan komitmen kerja sama PLN dengan Bank Mandiri agar pengusaha agrikultur dapat menggunakan mesin-mesin pendukung sumberdaya listrik yang jauh lebih hemat, bersih, dan ramah lingkungan.
‘’Dimana kami dari Bank Mandiri siap untuk membantu tambahan modal atau tambahan investasi untuk pengusaha di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan,’’ ungkapnya.
Sementara Dinas Pertanian, setelah kegiatan ini, akan meneruskan proposal pengajuan ke PLN untuk bantuan CSR berupa mesin huller berbasis listrik yang ditujukan kepada pengusaha penggilingan padi Kota Pariaman.
‘’Mudah-mudahan Kota Pariaman yang memiliki lahan persawahan lebih kurang 1265 hektar bisa diarahkan ke huller berbasis listrik sehingga dapat berhemat hingga 50 persen dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat,’’ ungkap Mulyadi.
Dalam penerapannya, program electrifying agriculture di Sumatera Barat telah bekerjasama dengan Bank Mandiri untuk bantuan pinjaman kepada pelaku usaha sektor agrikultur yang ingin beralih ke PLN namun tidak memiliki modal investasi. PLN Sumbar juga meneruskan beberapa program CSR yang sejalan dengan electrifying agriculture.
Pada 25 Mei 2021, PLN mengkomando pengusaha-pengusaha penggilingan padi Kota Pariaman, Bank Mandiri Cabang Padang dan Dinas Pertanian Kota Pariaman untuk melakukan studi banding ke Huller Berbasis Listrik di Kabupaten Solok, yakni dua lokasi huller pertama di Sumatera Barat yang beralih dari penggilingan konvensional ke huller berbasis listrik.
Hadir pada studi banding tersebut Assistant Manager Sales Representative PLN UIW Sumbar Armansyah Putra, Manajer Bagian Pemasaran PLN UP3 Padang Asrul Kalis, Manajer Bagian Pemasaran PLN UP3 Solok Riri Rustam, Manajer PLN ULP Pariaman Bayu Satryawan, Manager PLN ULP Singkarak Eri Darma, Kepala Bagian KUR Bank Mandiri Cabang Padang Tri Barata beserta tim, Kepala UPT Balai Pelaksana Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Kota Pariaman Mulyadi, Koordinator Penyuluh Fitri, serta enam orang pengusaha penggilingan Padi Kota Pariaman.
Lokasi studi banding pertama adalah Huller Harapan Baru Pasar Hilir Sumani, selanjutnya untuk lokasi kedua rombongan mengunjungi Huller Makmur. Kedua lokasi tersebut merupakan huller binaan PLN ULP Singkarak.
Khairi, pemilik Huller Harapan Baru mengaku beralih ke huller berbasis listrik memberikan keuntungan lebih tinggi.
"Huller ini peninggalan orangtua, sudah dari tahun 1980. Sudah 3 kali ganti mesin. Alhamdulilah mesin terakhir yang menggunakan listrik jauh lebih menguntungkan dan hemat biaya perawatan,’’ jelasnya.
Fauzi, salah satu pengusaha Huller Kota Pariaman, seusai kunjungan mengaku tertarik beralih ke huller berbasis listrik karena biaya operasional dari peralihan diesel ke listrik dapat berkurang hingga separuhnya.
‘’Terima kasih kepada PLN yang mau membantu memfasilitasi kami untuk beralih ke mesin bertenaga listrik dan terima kasih sudah mengadakan kegiatan yang menambah wawasan kami ini,’’ tambahnya kemudian.
Kunjungan studi banding ini diharapkan memberikan gambaran nyata mengenai keuntungan menggunakan listrik dibandingkan menggunakan diesel atau bahan bakar solar.
Seperti disebutkan Armansyah, goals kegiatan ini adalah pengusaha penggiling yang ada di wilayah kerja Pariaman paham sehingga kemudian mencontoh untuk beralih menjadi huller berbasis listrik seperti huller di Singkarak ini.
Tri Barata dari Bank Mandiri menuturkan, kegiatan studi banding ini sejalan dengan komitmen kerja sama PLN dengan Bank Mandiri agar pengusaha agrikultur dapat menggunakan mesin-mesin pendukung sumberdaya listrik yang jauh lebih hemat, bersih, dan ramah lingkungan.
‘’Dimana kami dari Bank Mandiri siap untuk membantu tambahan modal atau tambahan investasi untuk pengusaha di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan,’’ ungkapnya.
Sementara Dinas Pertanian, setelah kegiatan ini, akan meneruskan proposal pengajuan ke PLN untuk bantuan CSR berupa mesin huller berbasis listrik yang ditujukan kepada pengusaha penggilingan padi Kota Pariaman.
‘’Mudah-mudahan Kota Pariaman yang memiliki lahan persawahan lebih kurang 1265 hektar bisa diarahkan ke huller berbasis listrik sehingga dapat berhemat hingga 50 persen dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat,’’ ungkap Mulyadi.