Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Dua dari sembilan korban ledakan petasan di Tulungagung, Jawa Timur akhirnya meninggal dunia akibat luka bakar serius yang dideritanya di bagian selangkangan, tangan dan sekujur tubuh.
Informasi dari bagian Humas RSUD dr. Iskak Tulungagung, Selasa, korban yang meninggal diidentifikasi bernama M Asrori (25) dan Nuzul Ilham (21), warga Desa Sukorejo Wetan, Kecamatan Rejotangan.
"Dua korban meninggal saat mendapat perawatan intensif di unit Red Zone IGD RSUD dr Iskak. Kondisinya terus memburuk akibat luka bakar hingga 50 persen di sekujur tubuh, terutama yang paling parah di bagian paha, selangkangan dan tangan," tutur Kasi Humas RSUD dr Iskak Tulungagung Moch Rifai.
M Asrori yang kondisinya paling buruk meninggal lebih dulu pada Selasa dini hari pukul 02.05 WIB.
Sementara Nuzul Ilham menyusul sejam berikutnya, sekitar pukul 03.15 WIB
Saat ini masih ada dua korban ledakan petasan yang kondisinya kritis dan mendapat penanganan kedaruratan medis di unit Red Zone IGD RSUD dr Iskak.
Sementara tiga korban lainnya yang mengalami luka bakar sedang masih observasi dan ditangani di bagian Yellow Zone IGD
"Untuk dua korban yang luka ringan dan kondisinya stabil sudah diizinkan pulang per pagi ini," terang Rifai.
Total korban ledakan petasan yang masuk IGD RSUD dr Iskak sebelumnya ada sembilan orang. Empat korban masuk bagian Red Zone karena kondisi kritis, dan lima lainnya ditangani di Yellow Zone dan Green Zone, sesuai tingkat keparahan luka bakar yang diderita masing-masing korban.
Insiden terjadi diperkirakan sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu, M Asrori dan belasan pemuda lain sedang menyelesaikan tahap akhir pembuatan petasan berukuran jumbo dengan lingkar seukuran pipa empat dim (lingkar sekitar 10-15 centimeter) di rumah Abdullah, warga Desa Sukorejo Wetan, Kecamatan Rejotangan.
Naas, salah satu petasan yang proses penutupan pangkal sumbu tidak sengaja meledak dan memicu ledakan ratusan petasan lainnya.
Petasan-petasan besar itu telah dibuat/diproduksi sejak awal puasa.
"Sebagian sudah ada yang kami uji coba ledakkan, dan sisanya ada 205 buah yang tadi malam kami isi bubuk petasan dan dilakukan penutupan lubang di bagian pangkal sumbu," imbuhnya bercerita.
Rencananya, petasan-petasan besar itu akan diledakkan pada malam di akhir (bulan) Ramadhan dan pada pagi hari setelah shalat Id, hari pertama Lebaran.
Para korban yang mengalami luka bakar sempat dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta di wilayah Ngunut, Tulungagung.
Namun karena kondisi para korban yang buruk, mereka akhirnya langsung dirujuk di RSUD dr Iskak Tulungagung.
Informasi dari bagian Humas RSUD dr. Iskak Tulungagung, Selasa, korban yang meninggal diidentifikasi bernama M Asrori (25) dan Nuzul Ilham (21), warga Desa Sukorejo Wetan, Kecamatan Rejotangan.
"Dua korban meninggal saat mendapat perawatan intensif di unit Red Zone IGD RSUD dr Iskak. Kondisinya terus memburuk akibat luka bakar hingga 50 persen di sekujur tubuh, terutama yang paling parah di bagian paha, selangkangan dan tangan," tutur Kasi Humas RSUD dr Iskak Tulungagung Moch Rifai.
M Asrori yang kondisinya paling buruk meninggal lebih dulu pada Selasa dini hari pukul 02.05 WIB.
Sementara Nuzul Ilham menyusul sejam berikutnya, sekitar pukul 03.15 WIB
Saat ini masih ada dua korban ledakan petasan yang kondisinya kritis dan mendapat penanganan kedaruratan medis di unit Red Zone IGD RSUD dr Iskak.
Sementara tiga korban lainnya yang mengalami luka bakar sedang masih observasi dan ditangani di bagian Yellow Zone IGD
"Untuk dua korban yang luka ringan dan kondisinya stabil sudah diizinkan pulang per pagi ini," terang Rifai.
Total korban ledakan petasan yang masuk IGD RSUD dr Iskak sebelumnya ada sembilan orang. Empat korban masuk bagian Red Zone karena kondisi kritis, dan lima lainnya ditangani di Yellow Zone dan Green Zone, sesuai tingkat keparahan luka bakar yang diderita masing-masing korban.
Insiden terjadi diperkirakan sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu, M Asrori dan belasan pemuda lain sedang menyelesaikan tahap akhir pembuatan petasan berukuran jumbo dengan lingkar seukuran pipa empat dim (lingkar sekitar 10-15 centimeter) di rumah Abdullah, warga Desa Sukorejo Wetan, Kecamatan Rejotangan.
Naas, salah satu petasan yang proses penutupan pangkal sumbu tidak sengaja meledak dan memicu ledakan ratusan petasan lainnya.
Petasan-petasan besar itu telah dibuat/diproduksi sejak awal puasa.
"Sebagian sudah ada yang kami uji coba ledakkan, dan sisanya ada 205 buah yang tadi malam kami isi bubuk petasan dan dilakukan penutupan lubang di bagian pangkal sumbu," imbuhnya bercerita.
Rencananya, petasan-petasan besar itu akan diledakkan pada malam di akhir (bulan) Ramadhan dan pada pagi hari setelah shalat Id, hari pertama Lebaran.
Para korban yang mengalami luka bakar sempat dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta di wilayah Ngunut, Tulungagung.
Namun karena kondisi para korban yang buruk, mereka akhirnya langsung dirujuk di RSUD dr Iskak Tulungagung.