Batusangkar, (ANTARA) - Bupati Tanah Datar, Sumatera Barat Eka Putra meminta para perantau daerah itu untuk menahan diri tidak pulang kampung pada lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah menyikapi meningkatnya angka positif COVID-19.
"Dengan semakin dekatnya hari raya Idul Fitri saya berharap perantau menahan diri untuk tidak pulang kampung terlebih dahulu," kata Bupati Eka Putra di Batusangkar, Senin.
Ia mengatakan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), camat, wali nagari, dan tokoh masyarakat agar memberitahukan kepada warga yang ada di perantauan untuk tidak pulang tahun ini.
Imbauan larangan mudik itu demi mencegah munculnya kluster baru di Tanah Datar mengingat kondisi saat ini sudah mulai mengkhawatirkan.
"Mari kita sosialisasikan secara bersama-sama baik Forkopimda, camat, wali nagari, dan tokoh masyarakat memberitahukan perantau untuk tidak pulang kampung lebaran tahun ini demi mencegah muncul klaster baru penyebaran COVID-19 di Tanah Datar," katanya.
Ia mengaku dalam beberapa hari ke depan tim satuan tugas akan melakukan penertiban dan menindak siapa saja yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
Tim satuan tugas juga akan mendatangi pusat-pusat perbelanjaan, warung, atau cafe-cafe tempat nongkrong anak muda yang berpotensi terjadinya keramaian.
Sementara Wakil Bupati Richi Aprian mengatakan pandemi COVID-19 belum berakhir dan tidak ada yang tahu kapan berakhir, sementara perkembangannya akhir-akhir ini kembali meningkat tidak hanya di Tanah Datar, namun juga secara akumulasi di provinsi dan nasional.
Sementara di sisi lain kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan semakin menurun.
Untuk itu pemerintah tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dengan 3 M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. (*)
"Dengan semakin dekatnya hari raya Idul Fitri saya berharap perantau menahan diri untuk tidak pulang kampung terlebih dahulu," kata Bupati Eka Putra di Batusangkar, Senin.
Ia mengatakan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), camat, wali nagari, dan tokoh masyarakat agar memberitahukan kepada warga yang ada di perantauan untuk tidak pulang tahun ini.
Imbauan larangan mudik itu demi mencegah munculnya kluster baru di Tanah Datar mengingat kondisi saat ini sudah mulai mengkhawatirkan.
"Mari kita sosialisasikan secara bersama-sama baik Forkopimda, camat, wali nagari, dan tokoh masyarakat memberitahukan perantau untuk tidak pulang kampung lebaran tahun ini demi mencegah muncul klaster baru penyebaran COVID-19 di Tanah Datar," katanya.
Ia mengaku dalam beberapa hari ke depan tim satuan tugas akan melakukan penertiban dan menindak siapa saja yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
Tim satuan tugas juga akan mendatangi pusat-pusat perbelanjaan, warung, atau cafe-cafe tempat nongkrong anak muda yang berpotensi terjadinya keramaian.
Sementara Wakil Bupati Richi Aprian mengatakan pandemi COVID-19 belum berakhir dan tidak ada yang tahu kapan berakhir, sementara perkembangannya akhir-akhir ini kembali meningkat tidak hanya di Tanah Datar, namun juga secara akumulasi di provinsi dan nasional.
Sementara di sisi lain kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan semakin menurun.
Untuk itu pemerintah tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dengan 3 M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. (*)