Arosuka (ANTARA) - Kelompok sadar wisata (Pokdarwis), Taluak Dalam, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar mengembangkan potensi wisata Pulau Indah, Danau Diatas untuk meningkatkan perekonomian warga setempat.


Wakil Ketua Pokdarwis Taluak Dalam Ijal (45) di Taluak Dalam, Selasa, mengatakan pulau indah tersebut sudah ada sejak lama, namun belum terurus dengan baik.


"Sekarang, muncul keinginan dari kami selaku anggota Pokdarwis untuk mengembangkan potensi objek wisata ini," kata dia.


Ia berharap dengan adanya objek wisata tersebut dapat membantu membangkitkan ekonomi masyarakat setempat.


Ijal mengaku saat ini banyak masyarakat  yang tertarik berkunjung untuk menikmati keindahan pulau itu, terutama masyarakat sekitar pada sore hari sekadar berfoto.


"Bahkan pada hari biasanya jumlah pengunjung mencapai 60 orang atau Rp300 ribu tiket habis terjual. Kami menjual tiket masuk hanya Rp5 ribu per orang," kata dia.


Saat ini pulau indah itu semakin dikenal masyarakat. Selain menyediakan tempat duduk dan tempat berfoto, juga disediakan sewa tenda untuk kamping.


Pulau indah itu merupakan satu-satunya pulau yang terletak di pinggir Danau Diatas atau di Taluak Dalam, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar.


Saat ini pulau tersebut masih dalam tahap pengerjaan, rencananya Pokdarwis di sana akan memperluas pulau dan membuatkan jembatan untuk akses ke pulau.  


"Sebetulnya sudah ada jembatan menuju pulau, namun masih sederhana dan terbuat dari bambu. Kami takut akan membahayakan pengunjung," ujar dia.


Saat ini Pokdarwis itu masih terkendala anggaran, mereka berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pembangunan objek wisata pulau indah.


Ijal mengatakan Pokdarwis Taluak Dakam sudah terbentuk sejak 2019 dengan jumlah 100 orang, namun yang aktif hanya 50 orang. Selain itu, ia mengatakan saat ini Dinas pariwisata Kabupaten Solok turut mendukung rencana mereka untuk mengembangkan objek wisata tersebut.


"Kalau untuk bantuan sih belum ada, yang ada baru berupa pelatihan tata cara pengelolaan objek wisata," ucap dia.


Selain itu, Ijal mengatakan rata-rata mata pencaharian masyarakat di sana sebagai nelayan dan bertani.


"Makanya kami butuh bantuan untuk pengelolaan objek wisata ini, karena kalau diharapkan uang dari masyarakat yang hanya pencaharian sebagai nelayan atau bertani saja, tentu tidak cukup," ucapnya. ***3***





 

Pewarta : Laila Syafarud
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024