Payakumbuh (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar) akan mengoptimalkan penggunaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk menjadi pupuk organik yang dapat digunakan untuk tanaman tertentu.
Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi di Payakumbuh, Senin, mengatakan IPLT tersebut merupakan bantuan dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumbar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
"Dukungan kementerian sangat membuat kita senang dan kita semua berharap kerjasama dan komunikasi yang sudah terjalin dapat terus ditingkatkan, dengan tujuan mengoptimalisasi pelayanan publik di Kota Payakumbuh. IPLT sudah dibangun, pengelolaan selanjutnya ini adalah tantangan bagi kita semua," kata dia.
IPLT tersebut berada di Kelurahan Sungai Durian, Kecamatan Lamposi Tigo Nagori. Limbah yang telah diolah di IPLT akan menjadi cairan yang bisa layak dibuang ke badan penerima seperti saluran dan sungai tanpa adanya zat pencemar lagi.
"Tidak mungkin limbah domestik atau tinja bisa diturunkan pencemarannya tanpa instalasi pengolahan," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Payakumbuh, Marta Minanda mengatakan IPLT Payakumbuh baru berjalan 2 bulan semenjak diresmikan.
IPLT Payakumbuh, memiliki bangunan pengolahan terdiri dari tujuh instalasi dengan luas lahan sekitar satu hektare itu dapat menampung maksimal 35 kubik setiap hari.
"Saat ini keberadaan IPLT sangat membantu Pemkot dalam prioritas pengolahan limbah domestik di wilayah kota. Makin berkurang dampak negatif limbah domestik terhadap pencemaran lingkungan," katanya.
Ia mengatakan keberadaan IPLT sangat memberikan banyak efek, selain dampak kesehatan bagi masyarakat dengan meminimalisir pencemaran lingkungan akibat limbah domestik juga terdapat keuntungan lainnya yang bisa didapatkan yakni nilai tambah dari output pengelolaan lumpur tinja yakni dari sedimen atau endapan.
Pemkot Payakumbuh tengah menyiapkan sarana dan prasarana tambahan agar limbah domestik tersebut dapat terkelola dengan baik dan memiliki nilai tambah. Hasil dari pengelolaan berbentuk pupuk organik untuk tanaman tertentu yang dihasilkan dari sedimen yang telah diuraikan di pengelolaan IPLT.
"Lumpur tinja yang endapannya bisa dijadikan pupuk hanyalah nilai tambah dari keberadaan IPLT kita. Untuk pemanfaatannya masih dalam tahap uji coba. Sejauh mana bisa dimanfaatkan, maka kita perlu belajar banyak ke daerah yang telah berhasil mengolah dan melakukannya," katanya
Untuk mendukung itu, ke depannya Pemkot Payakumbuh akan menambah besarnya kapasitas sarana hangar jemur sedimen, dari 30 kubik limbah yang diolah ditaksir baru bisa menghasilkan maksimal kira-kira 5 kubik endapan perhari.
Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi di Payakumbuh, Senin, mengatakan IPLT tersebut merupakan bantuan dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumbar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
"Dukungan kementerian sangat membuat kita senang dan kita semua berharap kerjasama dan komunikasi yang sudah terjalin dapat terus ditingkatkan, dengan tujuan mengoptimalisasi pelayanan publik di Kota Payakumbuh. IPLT sudah dibangun, pengelolaan selanjutnya ini adalah tantangan bagi kita semua," kata dia.
IPLT tersebut berada di Kelurahan Sungai Durian, Kecamatan Lamposi Tigo Nagori. Limbah yang telah diolah di IPLT akan menjadi cairan yang bisa layak dibuang ke badan penerima seperti saluran dan sungai tanpa adanya zat pencemar lagi.
"Tidak mungkin limbah domestik atau tinja bisa diturunkan pencemarannya tanpa instalasi pengolahan," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Payakumbuh, Marta Minanda mengatakan IPLT Payakumbuh baru berjalan 2 bulan semenjak diresmikan.
IPLT Payakumbuh, memiliki bangunan pengolahan terdiri dari tujuh instalasi dengan luas lahan sekitar satu hektare itu dapat menampung maksimal 35 kubik setiap hari.
"Saat ini keberadaan IPLT sangat membantu Pemkot dalam prioritas pengolahan limbah domestik di wilayah kota. Makin berkurang dampak negatif limbah domestik terhadap pencemaran lingkungan," katanya.
Ia mengatakan keberadaan IPLT sangat memberikan banyak efek, selain dampak kesehatan bagi masyarakat dengan meminimalisir pencemaran lingkungan akibat limbah domestik juga terdapat keuntungan lainnya yang bisa didapatkan yakni nilai tambah dari output pengelolaan lumpur tinja yakni dari sedimen atau endapan.
Pemkot Payakumbuh tengah menyiapkan sarana dan prasarana tambahan agar limbah domestik tersebut dapat terkelola dengan baik dan memiliki nilai tambah. Hasil dari pengelolaan berbentuk pupuk organik untuk tanaman tertentu yang dihasilkan dari sedimen yang telah diuraikan di pengelolaan IPLT.
"Lumpur tinja yang endapannya bisa dijadikan pupuk hanyalah nilai tambah dari keberadaan IPLT kita. Untuk pemanfaatannya masih dalam tahap uji coba. Sejauh mana bisa dimanfaatkan, maka kita perlu belajar banyak ke daerah yang telah berhasil mengolah dan melakukannya," katanya
Untuk mendukung itu, ke depannya Pemkot Payakumbuh akan menambah besarnya kapasitas sarana hangar jemur sedimen, dari 30 kubik limbah yang diolah ditaksir baru bisa menghasilkan maksimal kira-kira 5 kubik endapan perhari.