Painan (ANTARA) - Sembilan kelompok binaan program kegiatan Responsive Innovative Fund (RIF) II kerjasama pemerintah Indonesia dengan Canada menampil produk unggulannya di acara temu bisnis di Painan Kecamatan IV Jurai pada Jumat (12/3).
Temu bisnis diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Daerah Penelitian dan Pembangunan (Bapedalitbang) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dengan mempertemukan antara pengusaha dengan kelompok pelaku usaha binaan yang menghasilkan produk berbagai jenis makanan dan minuman di Pessel.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Bapedalitbang Pessel Yozki Wandri, dengan diwakili Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan Ekonomi dan Pengembangan Wilayah Roza Afrila, dan juga dihadiri Kabid Perindustrian Dinas Koperindag UMKM dan Pasar Asrul Sani.
Kabid Perencanaan Ekonomi dan Pengembangan Wilayah Roza Afrila mengatakan Pessel merupakan salah satu kabupaten dari enam kabupaten di Indonesia sebagai penerima hibah program pengembangan ekonomi lokal dalam skema Dana Inovasi Responsif, atau Responsive Innovative Fund (RIF) tahap dua periode 2019-2020.
Melalui kerjasama itu maka kelompok masyarakat atau pelaku usaha mendapatkan pembinaan dalam mengembangkan produk-produk lokal yang dimiliki.
"Tujuannya agar produk lokal yang diunggulkan tersebut bisa maju dan berkembang. Ini sudah dirasakan oleh sembilan pelaku kelompok usaha yang hadir pada pameran produk unggulan yang mereka kembangkan itu," ujar dia.
Hal itu disampaikannya karena masyarakat yang tergabung sebagai pelaku usaha tersebut, dipertemukan langsung dengan pengusaha atau pemilik hotel, kafe, restoran, dan pemilik swalayan.
"Melalui temu bisnis ini, maka mereka bisa menawarkan produk makanan atau minuman yang mereka kembangkan, sebab telah sesuai dengan standar yang ditetapkan," ucapnya.
Beberapa jenis makanan dan minuman yang mereka kembangkan terdiri dari frozen food berbahan dasar ikan, sirup jeruk, sirup nipah, selai nipah, teri berselimut, keripik kenplang, stik ikan, es krim durian, dodol durian, dan banyak lagi.
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Perencanaan Ekonomi Fera Eza Safitri dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa berbagai produk yang dihasilkan oleh kelompok usaha masyarakat tersebut, masih membutuhkan pengembangan.
"Kami masih mengharapkan kerjasama dari semua pihak agar berbagai produk yang dihasilkan tersebut lebih maju dan lebih berkembang lagi. Saat ini, dari berbagai produk yang ditampilkan pada temu bisnis ini, sudah ada diantaranya yang dalam proses izin," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan apa yang dilakukan melalui Program RIF II yang dimulai sejak Juli 2019 lalu itu, merupakan wujud dari program Pessel dalam mengembangkan produk unggulan untuk peningkatan perekonomian daerah.
"Dengan telah dilaksanakannya kegiatan temu bisnis ini, maka telah berakhir pula rangkaian kegiatan proyek RIF II yang diawali sejak Juli 2019 lalu. Namun di daerah kita tetap melakukan pembinaan agar apa yang sudah dicapai saat ini bisa terus berkembang di masa datang," tambahnya.
Temu bisnis diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Daerah Penelitian dan Pembangunan (Bapedalitbang) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dengan mempertemukan antara pengusaha dengan kelompok pelaku usaha binaan yang menghasilkan produk berbagai jenis makanan dan minuman di Pessel.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Bapedalitbang Pessel Yozki Wandri, dengan diwakili Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan Ekonomi dan Pengembangan Wilayah Roza Afrila, dan juga dihadiri Kabid Perindustrian Dinas Koperindag UMKM dan Pasar Asrul Sani.
Kabid Perencanaan Ekonomi dan Pengembangan Wilayah Roza Afrila mengatakan Pessel merupakan salah satu kabupaten dari enam kabupaten di Indonesia sebagai penerima hibah program pengembangan ekonomi lokal dalam skema Dana Inovasi Responsif, atau Responsive Innovative Fund (RIF) tahap dua periode 2019-2020.
Melalui kerjasama itu maka kelompok masyarakat atau pelaku usaha mendapatkan pembinaan dalam mengembangkan produk-produk lokal yang dimiliki.
"Tujuannya agar produk lokal yang diunggulkan tersebut bisa maju dan berkembang. Ini sudah dirasakan oleh sembilan pelaku kelompok usaha yang hadir pada pameran produk unggulan yang mereka kembangkan itu," ujar dia.
Hal itu disampaikannya karena masyarakat yang tergabung sebagai pelaku usaha tersebut, dipertemukan langsung dengan pengusaha atau pemilik hotel, kafe, restoran, dan pemilik swalayan.
"Melalui temu bisnis ini, maka mereka bisa menawarkan produk makanan atau minuman yang mereka kembangkan, sebab telah sesuai dengan standar yang ditetapkan," ucapnya.
Beberapa jenis makanan dan minuman yang mereka kembangkan terdiri dari frozen food berbahan dasar ikan, sirup jeruk, sirup nipah, selai nipah, teri berselimut, keripik kenplang, stik ikan, es krim durian, dodol durian, dan banyak lagi.
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Perencanaan Ekonomi Fera Eza Safitri dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa berbagai produk yang dihasilkan oleh kelompok usaha masyarakat tersebut, masih membutuhkan pengembangan.
"Kami masih mengharapkan kerjasama dari semua pihak agar berbagai produk yang dihasilkan tersebut lebih maju dan lebih berkembang lagi. Saat ini, dari berbagai produk yang ditampilkan pada temu bisnis ini, sudah ada diantaranya yang dalam proses izin," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan apa yang dilakukan melalui Program RIF II yang dimulai sejak Juli 2019 lalu itu, merupakan wujud dari program Pessel dalam mengembangkan produk unggulan untuk peningkatan perekonomian daerah.
"Dengan telah dilaksanakannya kegiatan temu bisnis ini, maka telah berakhir pula rangkaian kegiatan proyek RIF II yang diawali sejak Juli 2019 lalu. Namun di daerah kita tetap melakukan pembinaan agar apa yang sudah dicapai saat ini bisa terus berkembang di masa datang," tambahnya.