Padang (ANTARA) - Wakil Rektor (WR) I Universitas Negeri Padang (UNP) Dr Refnaldi mengatakan 20 persen calon mahasiswa yang mendaftar di SNMPTN yang sudah lulus verifikasi namun gagal diterima disaat pencocokkan nilai dengan data yang sudah dientri sebelumnya.
"Siswa yang memasukkan nilai rapor perlu mengetahui sekitar 20 persen siswa yang sudah diterima lewat jalur SNMPTN gagal mendaftar karena tidak lulus verifikasi nilai rapor. Siswa perlu teliti supaya nilai yang dimasukkan sesuai dengan rapor yang diupload," kata dia di Padang,
Kamis.
Ia menyarankan agar siswa memasukkan nilai sesuai dengan yang diminta. Jika diminta nilai pengetahuan jangan nilai keterampilan yang dimasukkan hanya karena nilai itu lebih tinggi, serta juga jangan menggabungkan kedua nilai lalu mengambil rata-ratanya karena itu akan bermasalah pada verifikasi nilai.
Menurutnya, siswa yang sudah dinyatakan lulus pada jalur SNMPTN maka akan diminta upload nilai rapor untuk verifikasi dan dicocokkan dengan nilai sebelumnya. Jika tidak lulus verifikasi siswa akan gagal di dua jenis ujian.
"Pertama tidak lulus di SNMPTN, kedua SBMPTN-UTBK otomatis tidak bisa lulus karena di SNMPTN sudah dinyatakan lulus namun tidak jadi lulus karena nilai rapor yang diupload tidak cocok sehingga siswa yang lulus verifikasi di SNMPTN sudah terkunci di sistemnya," ujar dia.
Ia mengatakan pada tahun ini penerimaan mahasiswa baru UNP melalui tiga jalur yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN)-Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan terakhir seleksi Mandiri.
Untuk kuota jalur SNMPTN adalah sebesar 30 persen, kuota jalur SBMPTN sebesar 40 persen, dan kuota jalur seleksi Mandiri sebesar 30 persen.
Pada SNMPTN di 2021 mengharuskan sekolah memenuhi persyaratan seperti nomor pokok sekolah nasional. Kemudian untuk sekolah dengan akreditasi A, akan diberikan kesempatan 40 persen dari siswa terbaik di sekolah menjadi peserta SNMPTN.
Selanjutnya, untuk sekolah dengan akreditasi B maka 25 persen siswa terbaik bisa menjadi calon mahasiswa baru melalui SNMPTN. Sedangkan sekolah dengan akreditasi C hanya 5 persen siswa terbaik saja yang akan memiliki kesempatan tersebut.
Bagi siswa yang tidak berhasil di jalur SNMPTN masih bisa mengikuti jalur SBMPTN-UTBK dan kesempatan tes hanya satu kali saja. Pelaksanaan tes UTBK dilaksanakan dua gelombang, gelombang pertama berlangsung mulai 12-14 April 2021. Gelombang dua mulai 26 April sampai dengan 2 Mei 2021.
Biaya SBMPTN-UTBK untuk kelompok ujian Saintek dan Soshum masing-masing sebesar Rp200 ribu. Untuk kelompok ujian campuran antara Saintek dan Soshum membayar sebesar Rp300 ribu.
Kemudian bagi siswa berprestasi akademik tetapi kurang beruntung secara ekonomi maka dapat menggunakan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Siswa dapat mendaftar melalui website Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan di Https://kip-kuliah.kemdikbud.go.id.
"Siswa yang memasukkan nilai rapor perlu mengetahui sekitar 20 persen siswa yang sudah diterima lewat jalur SNMPTN gagal mendaftar karena tidak lulus verifikasi nilai rapor. Siswa perlu teliti supaya nilai yang dimasukkan sesuai dengan rapor yang diupload," kata dia di Padang,
Kamis.
Ia menyarankan agar siswa memasukkan nilai sesuai dengan yang diminta. Jika diminta nilai pengetahuan jangan nilai keterampilan yang dimasukkan hanya karena nilai itu lebih tinggi, serta juga jangan menggabungkan kedua nilai lalu mengambil rata-ratanya karena itu akan bermasalah pada verifikasi nilai.
Menurutnya, siswa yang sudah dinyatakan lulus pada jalur SNMPTN maka akan diminta upload nilai rapor untuk verifikasi dan dicocokkan dengan nilai sebelumnya. Jika tidak lulus verifikasi siswa akan gagal di dua jenis ujian.
"Pertama tidak lulus di SNMPTN, kedua SBMPTN-UTBK otomatis tidak bisa lulus karena di SNMPTN sudah dinyatakan lulus namun tidak jadi lulus karena nilai rapor yang diupload tidak cocok sehingga siswa yang lulus verifikasi di SNMPTN sudah terkunci di sistemnya," ujar dia.
Ia mengatakan pada tahun ini penerimaan mahasiswa baru UNP melalui tiga jalur yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN)-Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan terakhir seleksi Mandiri.
Untuk kuota jalur SNMPTN adalah sebesar 30 persen, kuota jalur SBMPTN sebesar 40 persen, dan kuota jalur seleksi Mandiri sebesar 30 persen.
Pada SNMPTN di 2021 mengharuskan sekolah memenuhi persyaratan seperti nomor pokok sekolah nasional. Kemudian untuk sekolah dengan akreditasi A, akan diberikan kesempatan 40 persen dari siswa terbaik di sekolah menjadi peserta SNMPTN.
Selanjutnya, untuk sekolah dengan akreditasi B maka 25 persen siswa terbaik bisa menjadi calon mahasiswa baru melalui SNMPTN. Sedangkan sekolah dengan akreditasi C hanya 5 persen siswa terbaik saja yang akan memiliki kesempatan tersebut.
Bagi siswa yang tidak berhasil di jalur SNMPTN masih bisa mengikuti jalur SBMPTN-UTBK dan kesempatan tes hanya satu kali saja. Pelaksanaan tes UTBK dilaksanakan dua gelombang, gelombang pertama berlangsung mulai 12-14 April 2021. Gelombang dua mulai 26 April sampai dengan 2 Mei 2021.
Biaya SBMPTN-UTBK untuk kelompok ujian Saintek dan Soshum masing-masing sebesar Rp200 ribu. Untuk kelompok ujian campuran antara Saintek dan Soshum membayar sebesar Rp300 ribu.
Kemudian bagi siswa berprestasi akademik tetapi kurang beruntung secara ekonomi maka dapat menggunakan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Siswa dapat mendaftar melalui website Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan di Https://kip-kuliah.kemdikbud.go.id.