Padang Aro (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Solok Selatan, Sumatera Barat, Armen Syahjohan meninjau langsung lokasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) untuk meminta penjelasan kepada perusahaan terkait vidio pelepasan uap air dengan suara keras yang beredar di media sosial dan membuat warga resah.


"Dalam vidio tersebut ada narasi yang membuat warga resah maka saya sebagai wakil rakyat langsung mendatangi lokasi proyek meminta penjelasan kepada perusahaan dan itu hanya pengujian sumur oleh Supreme Energy dan tidak berbahaya," katanya di Padang Aro, Selasa.


Dia meminta, dinas terkait ikut meninjau dan menjelaskan kepada masyarakat tentang apa yang sudah terjadi dan teknis kerja geothermal agar tidak meresahkan warga.


Selain itu, katanya sebaiknya PT Supreme Energy melakukan sosialisasi kepada masyarakat karena mungkin saja masih banyak yang tidak paham terkait pengujian ini.


Site Support Manager PT Supreme Energy Muaralaboh, Yulnofrins Napilus mengatakan, vidio yang beredar di media sosial tersebut kemungkinan diambil dua minggu yang lalu oleh masyarakat yang ke ladang atau kontraktor yang tidak paham.


Dia menjelaskan, video yang beredar di medsos tersebut adalah uji sumur yang dilakukan sehingga mengeluarkan uap air dengan suara yang keras.


Selain itu, katanya pembukaan sumur ini juga untuk mengurangi tekanan di dalam dan uapnya tidak membahayakan masyarakat.


"Saat tekanan sumur naik maka dilepas uapnya sehingga menghasilkan suara yang keras," katanya.


Dia menyebutkan, pelepasan tekanan sumur ini bukan hal yang aneh di dalam dunia geothermal cuma jadwalnya tidak menentu.


Yang bikin khawatir didalam vidio tersebut, kalimat terbakarnya sedangkan di PLTP tidak ada gas hanya uap yang dikeluarkan.


"Kenapa konten tersebut dibilang hoax karena dibilangnya gas padahal uap air," ujarnya.


Kalau terkait sosialisasi lagi, pihaknya sudah mendatangi 106 masjid untuk menyampaikan kepada masyarakat tapi kalau dirasa perlu lagi tidak masalah.

Vidio pelepasan uap geothermal (Sumber: Group WA)

 

 

Pewarta : Erik Ifansya Akbar
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024