Padang (ANTARA) - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mendorong reaktivasi seluruh jalur kereta api sepanjang 300 kilometer di daerah itu guna meningkatkan akses transportasi massal bagi masyarakat.

"Pada 2016 ada rencananya reaktivasi jalur kereta api dari Padang ke Padang Panjang kemudian terpecah satu jalur ke Bukittinggi terus ke Payakumbuh, jalur lain menuju Solok, Sawahlunto dan Sijunjung. Ini harus direalisasikan," katanya di Padang, Jumat.

Ia mengatakan anggaran untuk reaktivasi itu awalnya telah ditetapkan sekitar Rp2,7 triliun. Pengerjaan juga telah dimulai pada 2016. Namun karena ada kebutuhan mendesak, sebagian besar anggaran itu ditarik kembali.

"Kita berharap anggaran itu kembali dikucurkan dan kereta api hidup lagi di Sumbar sebagai salah satu transportasi massal," katanya.

Jika perlu jalur kereta api yang terputus di Sijunjung diteruskan hingga ke Pakanbaru sehingga arus barang terkoneksi ke ruas tol lintas sumatera.

Saat ini lintasan rel kereta api yang sudah aktif di Sumbar sekitar 93 kilometer dari total sekitar 300 kilometer panjang lintasan rel. Jalur yang telah aktif itu sudah efektif digunakan untuk angkutan orang dan barang. Lintasan itu dari Teluk Bayur-Padang, Padang-Stasiun Duku, Duku-Bandara Internasional Minangkabau, Duku-Pariaman-Naras dan Duku-Kayu Tanam. Terakhir ditambah dengan aktifnya kembali Stasiun Pulau Air.

Kepala Dinas Perhubungan Sumbar Heri Nofardi mengatakan Pemprov Sumbar sudah mengusulkan untuk rencana pengaktifan jalur kereta itu ke Kementerian Perhubungan.

Salah satu kendala dalam reaktivasi itu adalah kecuraman medan di Sumbar. Mengatasi persoalan itu ada beberapa jalur terutama Kayu Tanam-Padang Panjang yang menggunakan rel bergigi.

Teknologi itu tidak digunakan lagi saat ini sehingga pengaktifan jalur itu terkendala. Namun Heri meyakini teknologi perkeretaapian saat ini memiliki solusi untuk hal itu. (*)
 

Pewarta : Miko Elfisha
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024