Padang (ANTARA) - Dokter spesialis gigi Semen Padang Hospital Dr. drg. Dewi Elianora MDSc Sp. KGA mengingatkan para orang tua untuk tidak mengabaikan kesehatan gigi anak karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan tumbuh kembang rahang.

"Seringkali ada pertanyaan,  pentingkah melakukan perawatan gigi pada anak, padahal mereka masih kecil? jawabannyaiya, karena kesehatan gigi merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak," kata dia di Padang, Kamis.

Menurutnya jika anak sakit gigi jadi tidak mau makan, asupan gizi menjadi berkurang, akibatnya terjadi penurunan berat badan karena nutrisi terganggu. 

"Selain itu, kualitas hidup anak juga akan terganggu seperti sering tidak bisa masuk sekolah, belajar terganggu dan berdampak juga terhadap psikologis anak," ujarnya.

Oleh sebab itu pemeriksaan gigi dan mulut anak, sebaiknya dilakukan sejak usia dini saat gigi susu sudah ada yang tumbuh. 

"Bahkan dalam dunia kesehatan gigi dan mulut pada anak, paling telat pemeriksaan gigi dan mulut anak dilakukan pada usia 1 tahun," ujarnya.

Untuk pemeriksaan gigi dan konsultasi rutin ke dokter gigi anak, lanjutnya, dianjurkan dilakukan setiap 3 - 6 bulan sekali. 

Pemeriksaan rutin bertujuan untuk memeriksa apakah ada lubang baru yang baru terbentuk, atau kemungkinan adanya tambalan yang lepas, termasuk pemeriksaan  gigi permanen yang sudah tumbuh sedang gigi susunya belum dicabut.

Lalu  kontrol kebersihan rongga mulut dan untuk mengetahui perlu atau tidaknya dilakukan aplikasi fluor untuk mencegah terjadinya lubang gigi. Manfaat dari dilakukannya pemeriksaan rutin supaya tumbuh kembang gigi dan rahang anak baik.

Ia melihat selama ini orang tua seringkali tidak begitu memperhatikan kesehatan gigi anaknya, sehingga tak jarang anak yang melakukan pengobatan ke dokter gigi saat kondisi gigi anaknya sudah cukup parah.

"Padahal harusnya pemeriksaan gigi untuk anak dilakukan sedari dini guna menghindari hal yang tidak kita inginkan,” ujarnya.

Menurutnya mengabaikan kesehatan gigi anak sedari dini akan menimbulkan masalah meski gigi yang awalnya mereka miliki adalah gigi susu. Tapi gigi susu tersebut akan copot dan tergantikan dengan gigi permanen.

“Anak anak merupakan miniatur orang dewasa, masalah kesehatan giginya hampir sama dengan orang dewasa,” katanya. 
 
Dewi menjelaskan masalah gigi dan mulut yang paling sering dijumpai pada anak adalah gigi berlubang, penyakit  gusi bengkak dan berdarah, bengkak pada gusi hilang timbul akibat gigi berlubang dan tidak dirawat, gigi keropos, gigi tinggal sisa akar karena minum susu botol, gigi yang tumbuh tidak pada tempatnya  efek pencabutan yang belum pada waktunya. 

Berbagai masalah gigi pada anak tersebut  dapat mempengaruhi tumbuh kembang gigi tetap dan tumbuh kembang rahang anak, sehingga nantinya akan mempengaruhi psikologis dan kualitas hidup anak, katanya 

Untuk penanganan gigi anak pada saat pemeriksaan gigi, lanjut dokter Dewi, perlu upaya yang berbeda dengan orang dewasa.

 Dari segi anatomi dan morfologis gigi anak jelas berbeda, gigi anak lebih kecil jika dibanding orang dewasa. Penanganan gigi anak sedikit lebih sulit dibanding orang dewasa, karena ketakutan untuk berjumpa dengan dokter, disini perlu komunikasi yang baik antara dokter gigi, anak dan orang tua supaya anak mau membuka mulutnya untuk dilakukan pemeriksaan. 

 "Dituntut manajemen perilaku yang bagus, supaya anak menjadi kooperatif pada saat dilakukan pemeriksaan gigi dan mulutnya. Perlu kerja sama yang baik antara dokter gigi, anak dan orang tua," ujarnya. 

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2025