Padang (ANTARA) - Capt Afwan pilot Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah tinggal landas dari bandara Soekarno Hatta pada Sabtu (9/1), hingga Kamis (21/1) tubuhnya belum kunjung ditemukan, meski sudah 43 korban teridentifikasi.

Kondisi itu memicu keprihatinan yang dalam bagi warganet. "Capt Afwan kita tak pernah ketemu dan malah ga saling kenal, tapi aku harap tubuh Capt secepatnya ketemu. Tenang dan bahagia di surga bersama yang lain," ujar warganet Dhawie yang mengomentari akun tiktok @Gading Pangestu.

"Ya Allah meskipun ga kenal sama Capt Afwan selalu terharu lihat Capt Afwan semasa hidup, selalu nunggu kabar apakah jasad Capt Afwan sudah ketemu?" ujar warganet lainnya. "Kenapa berasa kehilangan banget ya, berasa kayak ayah sendiri, alfatihah," timpal akun @ayukurnia.

Warganet lain @haikal berharap "Semoga alm Capt Afwan ditemukan, co pilot sudah ditemukan dan sudah dikebumikan, semoga semua penumpang sj 182 diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa,". "Ga kenal tapi sesedih ini kehilangan sosok beliau. Definisi orang yang meninggal khusnul khotimah adalah dikenang oleh orang2 karena kebaikannya,"@wilduuunnn

"Aku gak munafik, aku juga bukan siapa-siapa capt Afwan tapi aku nangis dan ikut merasa kehilangan, alfatihah," ujar Oca sembari memasang emoji orang menangis.  

Sebelumnya dari gambar yang diunggah komando pasukan katak TNI AL masker oksigen yang diperkirakan digunakan Capt Afwan ditemukan.

Satu hal yang cukup menarik adalah foto profil akun whats app nya Capt. Afwan. Ia tidak memasang foto dirinya namun justru menggunakan meme tokoh hero superman yang sedang terduduk dihadapan sajadah yang terbentang. Terlihat juga tulisan "Setinggi apapun aku terbang, tidak akan mencapai surga bila tidak shalat lima waktu," tulisnya di pesan WA yang terakhir dilihat Sabtu 9 Januari pukul 13.46 WIB beberapa saat sebelum ia membawa pesawat mengudara.


 

Pewarta : Maswandi
Editor : Maswandi
Copyright © ANTARA 2024