Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno menilai budidaya ikan kerapu   dapat mengoptimalkan potensi kelautan di daerah itu yang selama ini belum tergarap dengan maksimal.


"Budidaya kerapu juga dapat memberikan dampak positif bagi nelayan di Sumbar dan karena komoditas ini diekspor juga memberikan pemasukan  kepada negara berupa pajak ekspor,"  kata dia di Padang Rabu.


Menurutnya belajar  dari panen kerapu yang dibudidayakan nelayan di Mandeh, Pesisir Selatan, potensi pasar untuk ekspor masih besar  maka perlu kerja sama antara nelayan dengan pengusaha.


"Apalagi ikan kerapu merupakan makanan favorit di Hong Kong dan China dan diyakini punya khasiat tertentu sehingga bisa dijual mahal," kata dia.


Ia mengakui budidaya ikan kerapu membutuhkan modal dan prasarana namun tertutupi dengan harga bagus dan bagi pengusaha  ekspor seluruh biaya juga akan balik modal dari penjualan.


Selain itu budidaya ikan kerapu juga berbeda dengan kebiasaan harian nelayan yang harus pergi melaut dan menangkap ikan setiap hari.


"Namun jika cuaca buruk tentu nelayan tidak bisa melaut dan mendapatkan uang,"  katanya.


Sedangkan budidaya kerapu membutuhkan waktu cukup lama dari awal untuk membesarkan hingga menjual sehingga sekian bulan baru mendapatkan uang.


"Saat menangkap ikan di laut nelayan sudah biasa, jika budidaya kerapu harus ada ilmu khusus yang dipelajari," katanya.


Akan tetapi saat membudiyakan ikan kerapu sembari menunggu panen nelayan tetap dapat menangkap ikan di laut secara harian sehingga bisa mendapatkan sumber penghasilan.


Gubernur juga mengajak pengusaha untuk bekerja sama dengan nelayan dalam budidaya ikan kerapu karena salah satu kendala yang dihadapi selama ini adalah terbatasnya modal.


"Ada banyak nelayan yang antusias ingin membudidayakan ikan kerapu, namun tidak punya uang untuk beli pakan, solusinya pengusaha memodali lalu menjual ikan kerapu pada pengusaha," kata dia.




 

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024