Padang (ANTARA) - Berpenduduk hampir satu juta jiwa, Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat terus bertumbuh dengan segala denyut nadi pembangunan dan kehidupan warga kota yang tenang.
Sebagai kota perdagangan, pendidikan dan jasa dalam kurun 10 tahun terakhir perkembangan Padang terbilang pesat.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Perencanaan Pembangunan Daerah setempat angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota itu pada 2019 telah mencapai 81,58 persen atau setara dengan Oman yang berada pada rangking 48 dunia.
Di Sumbar IPM Padang merupakan paling tinggi dan jika dilihat dalam skala global ternyata setara dengan Oman.
Sementara untuk angka rata-rata lama pendidikan di Padang saat ini sudah mencapai 11 tahun atau setara dengan kelas 2 SMA.
Dari 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat, daerah yang rata-rata lama sekolahnya sudah 11 tahun baru empat kota yaitu Padang, Padang Panjang, Solok dan Bukittinggi.
Angka rata-rata lama sekolah warga merupakan salah satu indikator untuk mengukur Indeks Pembangunan Manusia Kota yang saat ini Padang masuk kategori sangat tinggi yaitu 83,25.
Indeks pembangunan manusia merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pemerintah dalam upaya membangun kualitas hidup manusia, kata dia
Pada sisi lain, usia harapan hidup warga Padang saat ini telah mencapai 73,35 tahun dengan pengeluaran per kapita Rp14.312.000 per tahun
Di sisi lain sektor pariwisata terus menggeliat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dari sektor pariwisata dari tahun ke tahun terus meningkat.
PAD sektor pariwisata berasal dari pajak hotel, restoran, hiburan, serta retribusi masuk objek wisata.
Jumlah Pendapatan Asli Daerah Padang dari sektor pariwisata pada 2015 Rp17,8 miliar, 2016 Rp57 miliar, dan 2017 Rp74 miliar.
Kenaian ini merupakan dampak positif dari upaya Pemkot Padang membenahi sejumlah destinasi wisata, terutama dari segi infrastruktur.
Beberapa lokasi wisata populer di Kota Padang yang terus dibenahi dan berimbas seperti Pantai Padang, Pantai Air Manis, Gunuang Padang, Jembatan Siti Nurbaya.
Sejalan dengan itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang juga melakukan pembenahan kawasan pantai di sekitar Danau Cimpago dan menyelesaikan pembangunan masjid di Pantai Padang serta membentuk kelompok masyarakat sadar wisata.
Pada sisi lain pariwisata Padang diakui sejumlah pihak dengan memberikan penghargaan diantaranya sebagai 10 kota wisata terbaik dari Kementerian Pariwisata, kota paling potensial dalam pengembangan pariwisata dari majalah Tempo.
Di bidang ekonomi wajah baru Pasar Raya Padang kian tacelak karena telah dilakukan revitalisasi usai gempa 2009. Untuk pembangunan pasar Inpres Blok I, II, III dan IV menelan biaya Rp247 miliar.
Kini pedagang senang, pembeli nyaman karena bangunannya yang modern dan lebih bersih.
Pemerintah Kota Padang juga membenahi beberapa pasar satelit di sejumlah kecamatan seperti Pasar Tanah Kongsi di Padang Selatan dan Pasar Belimbing, Lubuk Buaya hingga Pasar Bandar Buat.
Dari data yang dihimpun BPS sejak 2015 pertumbuhan ekonomi Padang selalu berada di atas angka nasional. Pada 2015 ekonomi Padang tumbuh 6,41 persen, 2016 6,22 persen, 2017 6,23 persen dan 2018 6,09 persen.
Sedangkan jumlah penduduk miskin terus turun dalam empat tahun terakhir. Pada 2015 4,93 persen, 2016 4,68 persen, 2017 4,74 persen dan 2018 4,70 persen.
Tingkat pengangguran juga terus berkurang pada 2015 12,28 persen, 2016 12,28 persen, 2017 9,44 persen dan 2018 9,18 persen.
Untuk kinerja aparatur pemerintahan sejak 2014 hingga saat ini Padang selalu diganjar opini wajar tanpa pengecualian oleh BPK terhadap kinerja Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Tak hanya itu indeks kepuasan masyarakat juga terus meningkat pada 2015 75,25, 2016 77,49, 2017 78,05 dan 2018 80,50.
Sejak 2015 pemerintah kota juga intensif melakukan betonisasi jalan lingkungan yang telah mencapai 344 kilometer dan perbaikan trotoar hingga 43.864 meter per segi.
Semua pencapaian dan wajah kota Padang hari tak lepas dari peran sang Wali Kota Padang Buya Mahyeldi yang memimpin jajarannya untuk terus melakukan pembenahan dan memberikan pelayanan terbaik kepada warga.
Mengedepankan prinsip memimpin adalah melayani bersama warga ia terus berupaya memberikan yang terbaik termasuk jika diamanahkan memimpin Sumatera Barat lewat pilgub Sumbar 9 Desember 2020. (adv)
Penulis adalah Jubir Mahyeldi-Audy Joinaldy
Sebagai kota perdagangan, pendidikan dan jasa dalam kurun 10 tahun terakhir perkembangan Padang terbilang pesat.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Perencanaan Pembangunan Daerah setempat angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota itu pada 2019 telah mencapai 81,58 persen atau setara dengan Oman yang berada pada rangking 48 dunia.
Di Sumbar IPM Padang merupakan paling tinggi dan jika dilihat dalam skala global ternyata setara dengan Oman.
Sementara untuk angka rata-rata lama pendidikan di Padang saat ini sudah mencapai 11 tahun atau setara dengan kelas 2 SMA.
Dari 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat, daerah yang rata-rata lama sekolahnya sudah 11 tahun baru empat kota yaitu Padang, Padang Panjang, Solok dan Bukittinggi.
Angka rata-rata lama sekolah warga merupakan salah satu indikator untuk mengukur Indeks Pembangunan Manusia Kota yang saat ini Padang masuk kategori sangat tinggi yaitu 83,25.
Indeks pembangunan manusia merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pemerintah dalam upaya membangun kualitas hidup manusia, kata dia
Pada sisi lain, usia harapan hidup warga Padang saat ini telah mencapai 73,35 tahun dengan pengeluaran per kapita Rp14.312.000 per tahun
Di sisi lain sektor pariwisata terus menggeliat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dari sektor pariwisata dari tahun ke tahun terus meningkat.
PAD sektor pariwisata berasal dari pajak hotel, restoran, hiburan, serta retribusi masuk objek wisata.
Jumlah Pendapatan Asli Daerah Padang dari sektor pariwisata pada 2015 Rp17,8 miliar, 2016 Rp57 miliar, dan 2017 Rp74 miliar.
Kenaian ini merupakan dampak positif dari upaya Pemkot Padang membenahi sejumlah destinasi wisata, terutama dari segi infrastruktur.
Beberapa lokasi wisata populer di Kota Padang yang terus dibenahi dan berimbas seperti Pantai Padang, Pantai Air Manis, Gunuang Padang, Jembatan Siti Nurbaya.
Sejalan dengan itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang juga melakukan pembenahan kawasan pantai di sekitar Danau Cimpago dan menyelesaikan pembangunan masjid di Pantai Padang serta membentuk kelompok masyarakat sadar wisata.
Pada sisi lain pariwisata Padang diakui sejumlah pihak dengan memberikan penghargaan diantaranya sebagai 10 kota wisata terbaik dari Kementerian Pariwisata, kota paling potensial dalam pengembangan pariwisata dari majalah Tempo.
Di bidang ekonomi wajah baru Pasar Raya Padang kian tacelak karena telah dilakukan revitalisasi usai gempa 2009. Untuk pembangunan pasar Inpres Blok I, II, III dan IV menelan biaya Rp247 miliar.
Kini pedagang senang, pembeli nyaman karena bangunannya yang modern dan lebih bersih.
Pemerintah Kota Padang juga membenahi beberapa pasar satelit di sejumlah kecamatan seperti Pasar Tanah Kongsi di Padang Selatan dan Pasar Belimbing, Lubuk Buaya hingga Pasar Bandar Buat.
Dari data yang dihimpun BPS sejak 2015 pertumbuhan ekonomi Padang selalu berada di atas angka nasional. Pada 2015 ekonomi Padang tumbuh 6,41 persen, 2016 6,22 persen, 2017 6,23 persen dan 2018 6,09 persen.
Sedangkan jumlah penduduk miskin terus turun dalam empat tahun terakhir. Pada 2015 4,93 persen, 2016 4,68 persen, 2017 4,74 persen dan 2018 4,70 persen.
Tingkat pengangguran juga terus berkurang pada 2015 12,28 persen, 2016 12,28 persen, 2017 9,44 persen dan 2018 9,18 persen.
Untuk kinerja aparatur pemerintahan sejak 2014 hingga saat ini Padang selalu diganjar opini wajar tanpa pengecualian oleh BPK terhadap kinerja Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Tak hanya itu indeks kepuasan masyarakat juga terus meningkat pada 2015 75,25, 2016 77,49, 2017 78,05 dan 2018 80,50.
Sejak 2015 pemerintah kota juga intensif melakukan betonisasi jalan lingkungan yang telah mencapai 344 kilometer dan perbaikan trotoar hingga 43.864 meter per segi.
Semua pencapaian dan wajah kota Padang hari tak lepas dari peran sang Wali Kota Padang Buya Mahyeldi yang memimpin jajarannya untuk terus melakukan pembenahan dan memberikan pelayanan terbaik kepada warga.
Mengedepankan prinsip memimpin adalah melayani bersama warga ia terus berupaya memberikan yang terbaik termasuk jika diamanahkan memimpin Sumatera Barat lewat pilgub Sumbar 9 Desember 2020. (adv)
Penulis adalah Jubir Mahyeldi-Audy Joinaldy