Padang (ANTARA) - "Sediakan payung sebelum hujan", ungkapan peribahasa ini tentu bukan asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Arti secara filosofinya tentu mengingatkan agar berjaga-jaga terhadap sesuatu yang akan terjadi, termasuk hal buruk yang tak diinginkan.
Ungkapan ini pantas kiranya disematkan terhadap manajemen PT. Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia atau Perseroan) dalam menghadapi era ekonomi dan keuangan digitalisasi yang semakin ketat persaingan lini bisnis dan termasuk jasa perbankan. Kemudian melihat tanda-tanda perekonomian global yang kurang begitu baik sejak beberapa tahun terakhir yang dipicu berbagai faktor dan turut berdampak terhadap Indonesia. Kondisi ini kian diperburuk terjadinya wabah Corona Virus Desease atau COVID-19 yang mulanya terjadi di Wuhan China pada akhir 2019.
Dengan kondisi tersebut, manajemen Maybank Indonesia terus menunjukkan langkah proaktif dan strategi inovasi dalam menangkap peluang perkembangan dan kemajuan teknologi informasi tersebut. Salah satunya dengan menghadirkan inovasi seperti platform digital Maybank2U (M2U).
Aplikasi mobile banking M2U laksana menjadi magnet yang menjadi perekat antara Maybank Indonesia dengan nasabahnya. Dalam situasi sulit hadir satu solusi layanan untuk masyarakat dan nasabahnya dalam bertransaksi lebih praktis secara online. Dimana saja, kapan saja dan dalam situasi apapun, selama ada akses internet bisa selesai dalam genggaman dengan M2U.
Komitmen manajemen Maybank sebagai warga usaha (corporate citizen) senantiasa mengedepankan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh nasabahnya dalam melakukan transaksi perbankan. Dengan kerja keras dan kerja cerdas dari tim Maybank Indonesia tidak sia-sia dengan inovasi di era ekonomi dan keuangan digital yang menunjukkan hasil positif karena tetap survive yang dibuktikan dengan meraih sejumlah reward dan mampu cetak laba.
Seperti disampaikan President Director of Maybank Indonesia Taswin Zakaria saat pengumuman laba Maybank Indonesia, wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mempengaruhi kinerja industri perbankan, termasuk pihaknya.
"Pencapaian kinerja kami mencerminkan kondisi menantang yang kami alami, di mana beberapa langkah yang diperlukan telah dan terus akan kami tempuh untuk mencegah dampak lebih lanjut dari situasi sekarang," katanya.
Taswin menyampaikan, pihaknya akan terus mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut terhadap portofolio dari gangguan pandemi. Sementara pada saat yang sama, meraih peluang bisnis melalui layanan digital banking (M2U) yang kini mulai menunjukkan hasil yang positif meskipun transpormasi digital terus berjalan.
Bank memberikan fokus pada transformasi digital yang tengah berjalan dengan meningkatkan dan menyempurnakan layanan digital banking. Digital banking atau M2U telah mulai menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam akuisisi nasabah dan jumlah serta volume transaksi.
Transaksi finansial yang dilakukan melalui aplikasi Maybank2U meningkat 132 persen menjadi 7,8 juta transaksi selama kuartal pertama hingga kuartal ketiga 2020. Sementara lebih dari 60.000 rekening tabungan/simpanan dibuka dan lebih dari 76.000 rekening didaftar melalui M2U.
"Kami akan tetap waspada atas kualitas aset kami melalui sikap yang prudent dan pendekatan manajemen risiko yang ketat dengan mencari cara untuk melibatkan nasabah kami dalam memberikan dukungan yang diperlukan untuk memastikan keberlanjutan bisnis mereka," ungkapnya.
Bila melihat pada data PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) telah mengumumkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) tetap sama yaitu sebesar Rp1,1 triliun per 30 September 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Laba sebelum pajak (PBT) turun sedikit sebesar 6,1 persen menjadi Rp1,5 triliun. Pendapatan non bunga Bank turun sebesar 7,1 persen menjadi Rp 1,7 triliun per September 2020. Tahun lalu, Bank menyertakan pendapatan one-off dari penyelesaian arbitrase domestik sebesar Rp101,0 miliar dan pendapatan terkait pajak sebesar Rp68,7 miliar.
Jika melihat pada sisi rasio kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit (LDR bank saja) berada pada tingkat yang sehat sebesar 80,7 persen, sementara rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR bank saja) tercatat sebesar 178,6 persen per September 2020, jauh di atas ketentuan minimum sebesar 100 persen.
Paparan Head Digital Banking Product & Strategy, Maybank Indonesia Ditto Prabowo tentang mobile banking M2U (Antara/Anton)
M2U bukan sekadar platform transaksi
Populasi Indonesia dengan 267 juta penduduk dengan jumlah pengguna mobile internet yang sangat tinggi membuat Indonesia memiliki potensi besar memasuki era ekonomi dan keuangan digital.
Melihat pada data we are social & Hootsuete 2020, tercatat sudah 175,4 juta pengguna internet di Indonesia. Artinya penetrasi sekitar 64 persen masyarakat Indonesia menggunakan internet dalam kesehariannya, kata Esti Nugraheni, Head, Corporate & Brand Communication Maybank Indonesia.
Aplikasi M2U bukan sekadar platform untuk melakukan transaksi keuangan saja, akan tetapi lebih dari itu. Aplikasi M2U juga dapat dimanfaatkan untuk mengelola portofolio keuangan, menjadi solusi pembayaran yang dapat dilakukan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, dan menjadi platform untuk menabung dan investasi serta life style, tambahnya.
Peluncuran dan inovasi yang berkelanjutan dari M2U adalah bentuk pengejawantahan brand promise Maybank - Humanising Financial Service, yaitu untuk menghadirkan solusi yang dapat menjawab kebutuhan finansial konsumen dalam fase kehidupannya.
Baik anak muda, profesional, keluarga muda, business man/woman, paruh baya atau di usia matang/golden age, aplikasi M2U hadir untuk mengisi dan memenuhi kehidupan finansial mereka, katanya.
Sementara itu, Head Strategy, Transformation & Digital Office, Maybank Indonesia Michel Hamilton mengatakan konsumen Indonesia sangat terbuka terhadap perkembangan perbankan digital, buktinya selama tiga tahun terakhir, penggunaan bulanan perbankan digital seluruh Indonesia telah berkembang sampai dua kali lebih cepat di tengah pasar Asia yang sedang berkembang.
Selanjutnya, data menunjukkan 56 persen pelanggan non-digital selama ini kini cenderung menggunakan digital perbankan dalam enam bulan ke depan untuk urusan bertransaksi atau finansialnya.
Hal ini menunjukkan Indonesia berada pada urutan tertinggi kedua (56 persen) antusias adopsi digital banking, setelah Myanmar (60 persen) dalam penggunaan perbankan digital di kawasan Asia. Tentunya tidak terlepas dari masyarakat Indonesia cukup terbuka terhadap perkembangan digital. Digital banking sudah menjadi tren, apalagi masa pandemi COVID-19 dan menatap era new normal.
"Sejalan dengan tren gaya hidup dan kebiasaan baru masyarakat itu, Maybank Indonesia menghadirkan wadah transaksi M2U yang aman, lebih baik, mudah, cepat dan rile time," kata Michel.
Realitas itu sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, maka Maybank Indonesia memberi solusi melalui inovasi yang lebih dibandingkan yang lain.
"Sistem M2U bisa berkolaborasi dengan sistem bank yang lain. Bahkan lebih dari itu, sangat memudahkan masyarakat dalam segala urusan fainansialnya, karena cukup satu aplikasi bisa semuanya," ungkap Michel.
Dalam kesempatan webiner tersebut disampaikan Michel, saat pandemi COVID-19 sekarang mobilitas orang semakin menurun dan terbatas karena banyak kegiatan di rumah.
Melihat pada data secara global menunjukkan 82 persen konsumen khawatir pergi ke bank secara fisik langsung, 73 persen lebih memilih bekerja jarak jauh atau Work For Home (WFH) dan sekitar 63 persen konsumen lebih cenderung memilih menggunakan aplikasi digital.
Bagi Maybank Indonesia dengan kondisi itu, kata dia mengharuskan tutup sebagian kantor cabang. Keadaan pandemi dan kemajuan teknologi informasi, tentunya memaksa pihak bank menyesuaikan dengan kebutuhan digital masyarakat. "Maybank Indonesia selalu memperhatikan dan menempatkan nasabah di tengah-tengah solusi yang diciptakan," ujarnya.
Dengan menggunakan Mobile Bangking M2U, masyarakat tidak perlu secara fisik datang ke kantor cabang untuk buka rekening. Cukup dalam genggaman. Kemudian juga bisa saving untuk kebutuhan keuangan tertentu. Fitur-fitur yang dimunculkan pada M2U cukup banyak dan komplit, apapun bentuk urusan finansial cukup di satu aplikasi.
Di era perkembangan ekonomi dan keuangan digital sekarang, Maybank Indonesia terus ingin memahami apa yang dibutuhkan nasabah dan bisa memberi solusi yang tepat. "Kunci dari sistem digitalisasi bagaimana membuat urusan hidup konsumen sederhana. Sesuai dengan visi Maybank, memberi solusi untuk semua tahapan hidup masyarakat," ujarnya.
Maybank selalu hadirkan inovasi untuk mudahkan nasabah (Antara/Siri Antoni)
Mengatur fortopolio dalam genggaman
Seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat dengan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan keuangan digitalisasi. Keinginan serba cepat dan tak mau ribet. Apalagi dihadapkan dengan waktu, jarak dan berlama-lama dengan antrean.
Termasuk gaya hidup masyarakat tidak mau dihadap dengan proses yang rumit meski sudah pada era digitalisasi. Inginnya instan dan cukup hanya dalam genggaman dan ujung jari saja. Sembari duduk manis di rumah semua urusan pemenuhan kebutuhan selesai.
Apalagi dalam situasi kehidupan tatanan baru atau normal baru saat masa pandemi COVID-19. New normal mengharuskan untuk beradaptasi dalam pola tindak dan prilaku semua orang, tanpa memilih kelas strata sosial.
Kini hidup dengan pembatasan, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, serta menghindari kerumunan. Dalam hal ini termasuk juga yang berkaitan dengan urusan finansial atau tata kelola keuangan dan transaksi untuk pemenuhan kebutuhan.
Masa pandemi COVID-19 memaksa orang tidak banyak atau sebisa mungkin mambatasi ruang gerak dan meminimalisir kontak langsung. Tujuannya sebagai upaya penerapan protokol kesehatan agar terhindar dari penyebaran virus atau memutus mata rantai COVID-19.
Kepatuhan terhadap imbauan dan kebijakan pemerintah seperti diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSPB) satu keharusan. Tentunya demi keselamatan dan kemaslahatan bersama juga. Namun kelangsungan hidup dalam masa pandemi COVID-19 sekarang tak bisa ditunda juga.
Justru itu, Ditto Prabowo, Head Digital Banking Product & Strategy, Maybank Indonesia mengatakan dengan menggunakan M2U masyarakat konsumen dapat mengatur dan mengontrol fortopolio keuangan keluarga, mulai dari kebutuhan ayah, ibu dan anak kapan saja dan dimana saja diinginkan. Jadi tidak perlu ribet dan kontak langsung tetapi cukup dalam genggaman saja.
Dalam aplikasi M2U card management, dimana pada fitur ini nasabah dapat memblok atau stop penggunaan kartu kreditnya sendiri bila dirasa sudah terlalu boros dalam penggunaannya.
"Maybank2u (M2U), penggunaannya bisa kapan pun karena sistem dapat diakses dalam 24 jam, tujuh hari dalam sepekan. Mulai dari bangun hingga tidur lagi, M2U akan menemani nasabah,"ujarnya.
Kemudian di mobile M2U, nasabah juga dapat membuat perencanaan dan investasi jangka panjang, seperti kapan ingin merencanakan membeli mobil, dan juga bisa deposit misalnya untuk memiliki rumah.
Selanjutnya di aplikasi M2U, nasabah dapat meminimalkan biaya transper, dan terintegrasi dengan layanan QRIS --bisa digunakan di bank lain--, dan termasuk merchant-merchant non bank, tambahnya.
Nasabah tidak perlu Top Up ke aplikasi-aplikasi e-commerce lain, bila ingin berbelanja, tapi dengan menggunakan M2U sudah bisa melayani dan uang akan diambil dari rekening kita, katanya.
Begitu pula untuk Buy Game Online atau membeli voucer game untuk anak bisa langsung melalui aplikasi M2U. Jadi, kata Dito menggunakan M2U cukup intuitif dan sangat menjawab untuk kebutuhan hidup mulai dari muda atau setiap tahapan.
Ke depannya fitur-fitur akan terus dikembangkan secara kontinuitas sehingga semakin lebih simpel, sederhana, mudah, cepat dan aman. Buktikan saja dengan mendonwload mobile banking M2U di playstore atau appstore..!, sangat mudah dan murah caranya.***
Ungkapan ini pantas kiranya disematkan terhadap manajemen PT. Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia atau Perseroan) dalam menghadapi era ekonomi dan keuangan digitalisasi yang semakin ketat persaingan lini bisnis dan termasuk jasa perbankan. Kemudian melihat tanda-tanda perekonomian global yang kurang begitu baik sejak beberapa tahun terakhir yang dipicu berbagai faktor dan turut berdampak terhadap Indonesia. Kondisi ini kian diperburuk terjadinya wabah Corona Virus Desease atau COVID-19 yang mulanya terjadi di Wuhan China pada akhir 2019.
Dengan kondisi tersebut, manajemen Maybank Indonesia terus menunjukkan langkah proaktif dan strategi inovasi dalam menangkap peluang perkembangan dan kemajuan teknologi informasi tersebut. Salah satunya dengan menghadirkan inovasi seperti platform digital Maybank2U (M2U).
Aplikasi mobile banking M2U laksana menjadi magnet yang menjadi perekat antara Maybank Indonesia dengan nasabahnya. Dalam situasi sulit hadir satu solusi layanan untuk masyarakat dan nasabahnya dalam bertransaksi lebih praktis secara online. Dimana saja, kapan saja dan dalam situasi apapun, selama ada akses internet bisa selesai dalam genggaman dengan M2U.
Komitmen manajemen Maybank sebagai warga usaha (corporate citizen) senantiasa mengedepankan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh nasabahnya dalam melakukan transaksi perbankan. Dengan kerja keras dan kerja cerdas dari tim Maybank Indonesia tidak sia-sia dengan inovasi di era ekonomi dan keuangan digital yang menunjukkan hasil positif karena tetap survive yang dibuktikan dengan meraih sejumlah reward dan mampu cetak laba.
Seperti disampaikan President Director of Maybank Indonesia Taswin Zakaria saat pengumuman laba Maybank Indonesia, wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mempengaruhi kinerja industri perbankan, termasuk pihaknya.
"Pencapaian kinerja kami mencerminkan kondisi menantang yang kami alami, di mana beberapa langkah yang diperlukan telah dan terus akan kami tempuh untuk mencegah dampak lebih lanjut dari situasi sekarang," katanya.
Taswin menyampaikan, pihaknya akan terus mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut terhadap portofolio dari gangguan pandemi. Sementara pada saat yang sama, meraih peluang bisnis melalui layanan digital banking (M2U) yang kini mulai menunjukkan hasil yang positif meskipun transpormasi digital terus berjalan.
Bank memberikan fokus pada transformasi digital yang tengah berjalan dengan meningkatkan dan menyempurnakan layanan digital banking. Digital banking atau M2U telah mulai menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam akuisisi nasabah dan jumlah serta volume transaksi.
Transaksi finansial yang dilakukan melalui aplikasi Maybank2U meningkat 132 persen menjadi 7,8 juta transaksi selama kuartal pertama hingga kuartal ketiga 2020. Sementara lebih dari 60.000 rekening tabungan/simpanan dibuka dan lebih dari 76.000 rekening didaftar melalui M2U.
"Kami akan tetap waspada atas kualitas aset kami melalui sikap yang prudent dan pendekatan manajemen risiko yang ketat dengan mencari cara untuk melibatkan nasabah kami dalam memberikan dukungan yang diperlukan untuk memastikan keberlanjutan bisnis mereka," ungkapnya.
Bila melihat pada data PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) telah mengumumkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) tetap sama yaitu sebesar Rp1,1 triliun per 30 September 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Laba sebelum pajak (PBT) turun sedikit sebesar 6,1 persen menjadi Rp1,5 triliun. Pendapatan non bunga Bank turun sebesar 7,1 persen menjadi Rp 1,7 triliun per September 2020. Tahun lalu, Bank menyertakan pendapatan one-off dari penyelesaian arbitrase domestik sebesar Rp101,0 miliar dan pendapatan terkait pajak sebesar Rp68,7 miliar.
Jika melihat pada sisi rasio kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit (LDR bank saja) berada pada tingkat yang sehat sebesar 80,7 persen, sementara rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR bank saja) tercatat sebesar 178,6 persen per September 2020, jauh di atas ketentuan minimum sebesar 100 persen.
M2U bukan sekadar platform transaksi
Populasi Indonesia dengan 267 juta penduduk dengan jumlah pengguna mobile internet yang sangat tinggi membuat Indonesia memiliki potensi besar memasuki era ekonomi dan keuangan digital.
Melihat pada data we are social & Hootsuete 2020, tercatat sudah 175,4 juta pengguna internet di Indonesia. Artinya penetrasi sekitar 64 persen masyarakat Indonesia menggunakan internet dalam kesehariannya, kata Esti Nugraheni, Head, Corporate & Brand Communication Maybank Indonesia.
Aplikasi M2U bukan sekadar platform untuk melakukan transaksi keuangan saja, akan tetapi lebih dari itu. Aplikasi M2U juga dapat dimanfaatkan untuk mengelola portofolio keuangan, menjadi solusi pembayaran yang dapat dilakukan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, dan menjadi platform untuk menabung dan investasi serta life style, tambahnya.
Peluncuran dan inovasi yang berkelanjutan dari M2U adalah bentuk pengejawantahan brand promise Maybank - Humanising Financial Service, yaitu untuk menghadirkan solusi yang dapat menjawab kebutuhan finansial konsumen dalam fase kehidupannya.
Baik anak muda, profesional, keluarga muda, business man/woman, paruh baya atau di usia matang/golden age, aplikasi M2U hadir untuk mengisi dan memenuhi kehidupan finansial mereka, katanya.
Sementara itu, Head Strategy, Transformation & Digital Office, Maybank Indonesia Michel Hamilton mengatakan konsumen Indonesia sangat terbuka terhadap perkembangan perbankan digital, buktinya selama tiga tahun terakhir, penggunaan bulanan perbankan digital seluruh Indonesia telah berkembang sampai dua kali lebih cepat di tengah pasar Asia yang sedang berkembang.
Selanjutnya, data menunjukkan 56 persen pelanggan non-digital selama ini kini cenderung menggunakan digital perbankan dalam enam bulan ke depan untuk urusan bertransaksi atau finansialnya.
Hal ini menunjukkan Indonesia berada pada urutan tertinggi kedua (56 persen) antusias adopsi digital banking, setelah Myanmar (60 persen) dalam penggunaan perbankan digital di kawasan Asia. Tentunya tidak terlepas dari masyarakat Indonesia cukup terbuka terhadap perkembangan digital. Digital banking sudah menjadi tren, apalagi masa pandemi COVID-19 dan menatap era new normal.
"Sejalan dengan tren gaya hidup dan kebiasaan baru masyarakat itu, Maybank Indonesia menghadirkan wadah transaksi M2U yang aman, lebih baik, mudah, cepat dan rile time," kata Michel.
Realitas itu sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, maka Maybank Indonesia memberi solusi melalui inovasi yang lebih dibandingkan yang lain.
"Sistem M2U bisa berkolaborasi dengan sistem bank yang lain. Bahkan lebih dari itu, sangat memudahkan masyarakat dalam segala urusan fainansialnya, karena cukup satu aplikasi bisa semuanya," ungkap Michel.
Dalam kesempatan webiner tersebut disampaikan Michel, saat pandemi COVID-19 sekarang mobilitas orang semakin menurun dan terbatas karena banyak kegiatan di rumah.
Melihat pada data secara global menunjukkan 82 persen konsumen khawatir pergi ke bank secara fisik langsung, 73 persen lebih memilih bekerja jarak jauh atau Work For Home (WFH) dan sekitar 63 persen konsumen lebih cenderung memilih menggunakan aplikasi digital.
Bagi Maybank Indonesia dengan kondisi itu, kata dia mengharuskan tutup sebagian kantor cabang. Keadaan pandemi dan kemajuan teknologi informasi, tentunya memaksa pihak bank menyesuaikan dengan kebutuhan digital masyarakat. "Maybank Indonesia selalu memperhatikan dan menempatkan nasabah di tengah-tengah solusi yang diciptakan," ujarnya.
Dengan menggunakan Mobile Bangking M2U, masyarakat tidak perlu secara fisik datang ke kantor cabang untuk buka rekening. Cukup dalam genggaman. Kemudian juga bisa saving untuk kebutuhan keuangan tertentu. Fitur-fitur yang dimunculkan pada M2U cukup banyak dan komplit, apapun bentuk urusan finansial cukup di satu aplikasi.
Di era perkembangan ekonomi dan keuangan digital sekarang, Maybank Indonesia terus ingin memahami apa yang dibutuhkan nasabah dan bisa memberi solusi yang tepat. "Kunci dari sistem digitalisasi bagaimana membuat urusan hidup konsumen sederhana. Sesuai dengan visi Maybank, memberi solusi untuk semua tahapan hidup masyarakat," ujarnya.
Mengatur fortopolio dalam genggaman
Seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat dengan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan keuangan digitalisasi. Keinginan serba cepat dan tak mau ribet. Apalagi dihadapkan dengan waktu, jarak dan berlama-lama dengan antrean.
Termasuk gaya hidup masyarakat tidak mau dihadap dengan proses yang rumit meski sudah pada era digitalisasi. Inginnya instan dan cukup hanya dalam genggaman dan ujung jari saja. Sembari duduk manis di rumah semua urusan pemenuhan kebutuhan selesai.
Apalagi dalam situasi kehidupan tatanan baru atau normal baru saat masa pandemi COVID-19. New normal mengharuskan untuk beradaptasi dalam pola tindak dan prilaku semua orang, tanpa memilih kelas strata sosial.
Kini hidup dengan pembatasan, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, serta menghindari kerumunan. Dalam hal ini termasuk juga yang berkaitan dengan urusan finansial atau tata kelola keuangan dan transaksi untuk pemenuhan kebutuhan.
Masa pandemi COVID-19 memaksa orang tidak banyak atau sebisa mungkin mambatasi ruang gerak dan meminimalisir kontak langsung. Tujuannya sebagai upaya penerapan protokol kesehatan agar terhindar dari penyebaran virus atau memutus mata rantai COVID-19.
Kepatuhan terhadap imbauan dan kebijakan pemerintah seperti diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSPB) satu keharusan. Tentunya demi keselamatan dan kemaslahatan bersama juga. Namun kelangsungan hidup dalam masa pandemi COVID-19 sekarang tak bisa ditunda juga.
Justru itu, Ditto Prabowo, Head Digital Banking Product & Strategy, Maybank Indonesia mengatakan dengan menggunakan M2U masyarakat konsumen dapat mengatur dan mengontrol fortopolio keuangan keluarga, mulai dari kebutuhan ayah, ibu dan anak kapan saja dan dimana saja diinginkan. Jadi tidak perlu ribet dan kontak langsung tetapi cukup dalam genggaman saja.
Dalam aplikasi M2U card management, dimana pada fitur ini nasabah dapat memblok atau stop penggunaan kartu kreditnya sendiri bila dirasa sudah terlalu boros dalam penggunaannya.
"Maybank2u (M2U), penggunaannya bisa kapan pun karena sistem dapat diakses dalam 24 jam, tujuh hari dalam sepekan. Mulai dari bangun hingga tidur lagi, M2U akan menemani nasabah,"ujarnya.
Kemudian di mobile M2U, nasabah juga dapat membuat perencanaan dan investasi jangka panjang, seperti kapan ingin merencanakan membeli mobil, dan juga bisa deposit misalnya untuk memiliki rumah.
Selanjutnya di aplikasi M2U, nasabah dapat meminimalkan biaya transper, dan terintegrasi dengan layanan QRIS --bisa digunakan di bank lain--, dan termasuk merchant-merchant non bank, tambahnya.
Nasabah tidak perlu Top Up ke aplikasi-aplikasi e-commerce lain, bila ingin berbelanja, tapi dengan menggunakan M2U sudah bisa melayani dan uang akan diambil dari rekening kita, katanya.
Begitu pula untuk Buy Game Online atau membeli voucer game untuk anak bisa langsung melalui aplikasi M2U. Jadi, kata Dito menggunakan M2U cukup intuitif dan sangat menjawab untuk kebutuhan hidup mulai dari muda atau setiap tahapan.
Ke depannya fitur-fitur akan terus dikembangkan secara kontinuitas sehingga semakin lebih simpel, sederhana, mudah, cepat dan aman. Buktikan saja dengan mendonwload mobile banking M2U di playstore atau appstore..!, sangat mudah dan murah caranya.***