Arosuka (ANTARA) - Pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok terus berupaya menggalakkan kampanye gemar makan ikan (Gemarikan) terhadap warga di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar).


Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok, Admaizon di Arosuka, Jumat, mengatakan program gemar makan ikan perlu lebih digalakkan lagi untuk menjaga tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Solok agar tetap tinggi.


"Program tentang Gemarikan ini penting dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada warga Kabupaten Solok mengenai kandungan nutrisi ikan dan manfaat makan ikan yang kaya protein dan mineral bagi kesehatan," ujar dia.


Menurut dia, kampanye tentang gerakan Gemarikan tersebut dilakukan untuk mengedukasi dan mendorong masyarakat gemar memakan ikan karena manfaatnya sangat besar bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak.


"Salah satunya untuk menekan jumlah perkembangan stunting di Kabupaten Solok ini," ucap dia.


Ia juga berharap dengan adanya peningkatan konsumsi ikan ini bisa menekan kasus gizi ganda, yaitu kelebihan dan kekurangan gizi dan beberapa kasus lainnya yang erat kaitannya dengan masalah pangan dan gizi.


"Salah satu yang akan disasar untuk meningkatkan konsumsi ikan adalah kaum milenial, karena mereka mempunyai karakteristik yang berbeda," ujar dia.


Selain itu, ia mengatakan melalui Forum peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) yang berperan sebagai inspirator, kreator, dan motivator program Gemarikan diharapkan bisa menekan angka stunting di Kabupaten Solok.


Menurut dia dengan adanya Forikan juga dapat mempengaruhi perubahan pola konsumsi masyarakat yang mengarah pada makanan dan minuman yang bergizi, rendah kolesterol, tinggi protein, asam amino lengkap.


"Kemudian juga dapat menciptakan pergeseran preferensi dari red meat kepada white meat seperti ikan sehingga dapat mengurangi berbagai risiko penyakit," kata dia.
 

Ia menyebutkan sampai saat ini jumlah warga Kabupaten Solok yang mengonsumsi ikan terus meningkat dari tahun ke tahun, yakni terhitung sejak 2017 mencapai 33,00 kilogram per kapita, 2018 naik menjadi 34,40 kilogram per kapita, 2019 35,36 kilogram per kapita, dan 2020 juga naik menjadi 36,00 kilogram per kapita.


Ia berharap program Gemarikan tersebut mampu menjadi solusi dalam mendukung ketersediaan sumber pangan bergizi bagi masyarakat.


"Ikan merupakan komoditas pangan yang mudah didapatkan. Di samping itu, harganya juga terjangkau. Kemudian mempunyai kandungan gizi uang tinggi terutama protein dan omega tiga," ucap dia.


Peningkatan konsumsi ikan jika tidak diimbangi dengan peningkatan produksi dapat menimbulkan masalah karena harganya akan mengalami kenaikan yang tinggi dan mengakibatkan warga mengurangi makan ikan.


Untuk mengatasi hal tersebut salah satu upaya yang dilakukan Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok ialah melakukan pembinaan dan mengadakan kegiatan konservasi perikanan melalui pengadaan reservat, pengembangan lubuk larangan, dan pemasangan plang ikan larangan.


"Masyarakat di sekitar danau sepakat untuk mengikuti aturan dan tidak melakukan penangkapan ikan secara liar di tempat yang dianggap sebagai keramat hingga dalam waktu tertentu," kata dia. ***3***


 

Pewarta : Laila Syafarud
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024