Padang (ANTARA) - Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang akan melakukan Kuliah Umum dengan menghadirkan penataran dari UiTM Malaysia sebagai wujud kerja sama yakni Dr. Syahrul Fithri Musa, seorang dosen teater dan film, serta juga sebagai seorang praktisi film, yaitu artis film di Malaysia.
“Kuliah umum ini akan bermanfaat secara umum bagi seluruh civitas akademika Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang dan diperkirakan akan diikuti lebih kurang 900 orang mahasiswa ikut dalam kuliah umum ini,” kata pembina mata kuliah di FBS Universitas Negeri Padang Indra Yuda, Ph.D.pada Senin (2/11) di Padang.
Ia mengatakan kegiatan ini akan berlangsung secara virtual dengan zoom pada tanggal 5 November 2020, pukul 14.00 s.d 16.00 WIB.
Lebih lanjut Indra Yuda menjelaskan bahwa Dr. Syahrul Fithri Musa adalah Wakil Dekan (Akademik) di Fakulti Filem, Teater dan Animasi, UiTM.
Keterlibatan pertamanya dengan teater adalah dengan grup teater, Grup Teater Anak Melaka (G-Team), di bawah kepemimpinan Yalal Chin dari tahun 1996 hingga 1998. Dia mewakili negara di Proyek Kerjasama Berorientasi Masa Depan Seoul, pada tahun 2005.
Kemudian ia juga terlibat aktif dalam dunia teater, baik sebagai dramawan, sutradara maupun aktor dalam beberapa produksi seperti Ronggeng Rokiah, Tunku Kudin, Seribu Peluru Untuk Aku, Obsesi, Rabak X, Jerjak, Mimpi (Midsummer Night's Dream), 1 Plastik Hitam, Isteriku Tiada Susu, Muzikal Destini, Gugurnya Kopiah Putih Mara! Musikal, Kopiah Putih dan Straw Bergincu Di bibirnya.
"Selain bermain teater dan menulis, Syahrul juga aktif dalam film, produksi TV. Ia memproduksi dan menyutradarai film pendek pertamanya Epal Hijau Di Luar Pagar bersama dengan FINAS, dan film pendek keduanya adalah Parvai (2018) yang diproduksi dan disutradarai olehnya sendiri. Parvai telah dipilih untuk Seleksi Resmi di Hong Kong, India, Singapura, dan Bangladesh," jelasnya.
Menurut Indra, kuliah umum dengan pensyarah dari Malaysia ini perlu sebagai upaya meningkatkan apresiasi dan pengayaan keilmuan tersebut maka diperlukan transformasi ilmu dan pengetahuan dari pihak lain, atau dari pakar lain di luar dosen Pembina matakuliah dimaksud.
"Hal ini sebagai pembanding dan menambah referensi keilmuan, maka pada kesempatan ini dilakukan kuliah umum atau stadium general. Kuliah umum ini bertujuan untuk memberikan pengayaan wawasan dan keilmuan bagi mahasiswa FBS, khususnya Jurusan Sendratasik mengenai Teknik Tata Pentas," sambungnya.
Sehubungan dengan itu, ia menargetkan kuliah umum ini agar mahasiswa dapat mengambil alih teknologi dan ilmu pengetahuan dari narasumber, mengenai teknik menata pentas yang lebih menguatkan pada nilai artistik dengan memberdayakan teknologi, baik teknologi manual maupun teknologi modern.
"Kuliah umum ini, diikuti oleh empat Jurusan yang ada di FBS, sebab keempat jurusannya sangat berhubungan dengan Teknik Tata Pentas, selain Jurusan Seni Drama Tari dan Musik, Jurusan Bahasa Indonesia juga mendalami masalah pertunjukan drama dan teater, begitu juga Jurusan Bahasa Inggris, dan Prodi Desain Komunikasi Visual yang sering bekerja sama dengan masalah desain grafis atau film dan foto," tuturnya.
“Kuliah umum ini akan bermanfaat secara umum bagi seluruh civitas akademika Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang dan diperkirakan akan diikuti lebih kurang 900 orang mahasiswa ikut dalam kuliah umum ini,” kata pembina mata kuliah di FBS Universitas Negeri Padang Indra Yuda, Ph.D.pada Senin (2/11) di Padang.
Ia mengatakan kegiatan ini akan berlangsung secara virtual dengan zoom pada tanggal 5 November 2020, pukul 14.00 s.d 16.00 WIB.
Lebih lanjut Indra Yuda menjelaskan bahwa Dr. Syahrul Fithri Musa adalah Wakil Dekan (Akademik) di Fakulti Filem, Teater dan Animasi, UiTM.
Keterlibatan pertamanya dengan teater adalah dengan grup teater, Grup Teater Anak Melaka (G-Team), di bawah kepemimpinan Yalal Chin dari tahun 1996 hingga 1998. Dia mewakili negara di Proyek Kerjasama Berorientasi Masa Depan Seoul, pada tahun 2005.
Kemudian ia juga terlibat aktif dalam dunia teater, baik sebagai dramawan, sutradara maupun aktor dalam beberapa produksi seperti Ronggeng Rokiah, Tunku Kudin, Seribu Peluru Untuk Aku, Obsesi, Rabak X, Jerjak, Mimpi (Midsummer Night's Dream), 1 Plastik Hitam, Isteriku Tiada Susu, Muzikal Destini, Gugurnya Kopiah Putih Mara! Musikal, Kopiah Putih dan Straw Bergincu Di bibirnya.
"Selain bermain teater dan menulis, Syahrul juga aktif dalam film, produksi TV. Ia memproduksi dan menyutradarai film pendek pertamanya Epal Hijau Di Luar Pagar bersama dengan FINAS, dan film pendek keduanya adalah Parvai (2018) yang diproduksi dan disutradarai olehnya sendiri. Parvai telah dipilih untuk Seleksi Resmi di Hong Kong, India, Singapura, dan Bangladesh," jelasnya.
Menurut Indra, kuliah umum dengan pensyarah dari Malaysia ini perlu sebagai upaya meningkatkan apresiasi dan pengayaan keilmuan tersebut maka diperlukan transformasi ilmu dan pengetahuan dari pihak lain, atau dari pakar lain di luar dosen Pembina matakuliah dimaksud.
"Hal ini sebagai pembanding dan menambah referensi keilmuan, maka pada kesempatan ini dilakukan kuliah umum atau stadium general. Kuliah umum ini bertujuan untuk memberikan pengayaan wawasan dan keilmuan bagi mahasiswa FBS, khususnya Jurusan Sendratasik mengenai Teknik Tata Pentas," sambungnya.
Sehubungan dengan itu, ia menargetkan kuliah umum ini agar mahasiswa dapat mengambil alih teknologi dan ilmu pengetahuan dari narasumber, mengenai teknik menata pentas yang lebih menguatkan pada nilai artistik dengan memberdayakan teknologi, baik teknologi manual maupun teknologi modern.
"Kuliah umum ini, diikuti oleh empat Jurusan yang ada di FBS, sebab keempat jurusannya sangat berhubungan dengan Teknik Tata Pentas, selain Jurusan Seni Drama Tari dan Musik, Jurusan Bahasa Indonesia juga mendalami masalah pertunjukan drama dan teater, begitu juga Jurusan Bahasa Inggris, dan Prodi Desain Komunikasi Visual yang sering bekerja sama dengan masalah desain grafis atau film dan foto," tuturnya.