Padang (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro meluncurkan 100 lebih produk inovasi dan hasil riset Universitas Andalas (Unand) Padang yang siap dikomersialisasi dunia usaha dan industri.
"Saya melihat Unand sudah menuju hilirisasi riset dan diharapkan dan dilihat dari produk-produk riset yang telah dihasilkan amat sesuai dengan hasil kekayaan alam yang dimiliki bangsa ini," kata dia di Padang, Jumat saat peluncuran secara daring.
Ia memaparkan tidak ada yang menyangsikan lagi Indonesia adalah negara yang paling kaya sumber daya alamnya, bahkan kalau dilihat potensi keanekaragaman hayati yang ada di permukaan Indonesia nomor dua di dunia setelah Brazil.
Akan tetapi ia mengingatkan kekayaan alam yang dimiliki tak cukup hanya sebatas dikenali namun harus mulai dimanfaatkan menjadi sesuatu yang punya nilai tambah dan dapat digunakan bagi masyarakat secara luas melalui riset.
Selain meluncurkan produk inovasi hasil riset Menristek juga meresmikan Science Techno Park Unand, Pusat Teaching Industri Gambir, Pusat Produksi Inovasi Hasil Riset dan Pusat Technology Transfer Office,
Ketua Science Techno Park Unand Dr Eka Candra Lina (Antara/Ikhwan Wahyudi)
Sementara Ketua Science Techno Park Unand Dr Eka Candra Lina menyampaikan 100 lebih produk inovasi hasil riset Unand tersebut merupakan hasil karya para inovator Unand dan hasil kerja sama dengan berbagai pihak mulai dari UKM, alumni hingga komunitas.
Seluruh produk telah disusun dalam dua buku berjudul Produk Riset Inovatif Unand jilid I dan II yang terdiri dari produk hasil riset kelompok kesehatan sebanyak 51, kelompok teknologi 59 produk, kelompok pangan 63 produk
Ia menyampaikan membuka diri seluas-luasnya kepada perusahaan rintisan, UMKM hingga pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan Unand dalam rangka komersialisasi hasil riset yang telah dilakukan para inovator.
Eka menyampaikan dari 100 lebih hasil riset yang siap dikomersialisasi di antaranya motif batik Minang, tenun tradisional Minang, pengering dari tenaga surya, olahan kulit manggis.
Kemudian teknologi pengendalian hama ramah lingkungan, ventilator, pengolahan minyak kelapa alat uji kematangan produk tanaman, produk turunan gambir dengan 18 olahan inovatif, hingga 25 benih jagung hibrida.
"Semua ini siap dikomersialisasi dan dikerjasamakan," katanya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unand Uyung Gatot. (Antara/Ikhwan Wahyudi)
"Saya melihat Unand sudah menuju hilirisasi riset dan diharapkan dan dilihat dari produk-produk riset yang telah dihasilkan amat sesuai dengan hasil kekayaan alam yang dimiliki bangsa ini," kata dia di Padang, Jumat saat peluncuran secara daring.
Ia memaparkan tidak ada yang menyangsikan lagi Indonesia adalah negara yang paling kaya sumber daya alamnya, bahkan kalau dilihat potensi keanekaragaman hayati yang ada di permukaan Indonesia nomor dua di dunia setelah Brazil.
Akan tetapi ia mengingatkan kekayaan alam yang dimiliki tak cukup hanya sebatas dikenali namun harus mulai dimanfaatkan menjadi sesuatu yang punya nilai tambah dan dapat digunakan bagi masyarakat secara luas melalui riset.
Selain meluncurkan produk inovasi hasil riset Menristek juga meresmikan Science Techno Park Unand, Pusat Teaching Industri Gambir, Pusat Produksi Inovasi Hasil Riset dan Pusat Technology Transfer Office,
Seluruh produk telah disusun dalam dua buku berjudul Produk Riset Inovatif Unand jilid I dan II yang terdiri dari produk hasil riset kelompok kesehatan sebanyak 51, kelompok teknologi 59 produk, kelompok pangan 63 produk
Ia menyampaikan membuka diri seluas-luasnya kepada perusahaan rintisan, UMKM hingga pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan Unand dalam rangka komersialisasi hasil riset yang telah dilakukan para inovator.
Eka menyampaikan dari 100 lebih hasil riset yang siap dikomersialisasi di antaranya motif batik Minang, tenun tradisional Minang, pengering dari tenaga surya, olahan kulit manggis.
Kemudian teknologi pengendalian hama ramah lingkungan, ventilator, pengolahan minyak kelapa alat uji kematangan produk tanaman, produk turunan gambir dengan 18 olahan inovatif, hingga 25 benih jagung hibrida.
"Semua ini siap dikomersialisasi dan dikerjasamakan," katanya.