Padang (ANTARA) - Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dewasa ini, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat.  Kini masyarakat ingin hidup dengan serba cepat dan tak mau ribet. Apalagi dihadapkan dengan waktu, jarak dan berlama-lama dengan antrean. 

Termasuk gaya hidup masyarakat tidak mau dihadap dengan proses yang rumit meski sudah pada era digitalisasi. Inginnya instan dan cukup hanya dalam genggaman dan ujung jari saja. Sembari duduk manis di rumah semua urusan pemenuhan kebutuhan selesai.

Apalagi dalam situasi kehidupan tatanan baru atau normal baru saat masa pandemi COVID-19. New normal mengharuskan untuk beradaptasi dalam pola tindak dan prilaku semua orang, tanpa memilih kelas strata sosial.

Kini hidup dengan pembatasan, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, serta menghindari kerumunan. Dalam hal ini termasuk juga yang berkaitan dengan urusan finansial atau tata kelola keuangan dan transaksi untuk pemenuhan kebutuhan.

Masa pandemi COVID-19 memaksa orang tidak banyak atau sebisa mungkin mambatasi ruang gerak dan meminimalisir kontak langsung. Tujuannya sebagai upaya penerapan protokol kesehatan agar terhindar dari penyebaran virus atau memutus mata rantai COVID-19.

Kepatuhan terhadap imbauan dan kebijakan pemerintah seperti diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSPB) satu keharusan. Tentunya demi keselamatan dan kemaslahatan bersama juga.

Namun kelangsungan hidup dalam masa pandemi COVID-19 sekarang tak bisa ditunda juga. Kebutuhan pangan, pendidikan dan kesehatan dan pekerjaan serta layanan jasa tetap berjalan. Begitu juga dengan usaha atau urusan bisnis harus tetap bergerak meski agak melambat.

Dilema dan keresahan yang dihadapi masyarakat, cepat dijawab oleh Maybank Indonesia dengan hadirnya Mobile Banking M2U, sebagai salah satu platform digital payment. Sebab, terbatas mobilisasi tersebut terjadi peningkatan masyarakat memilih berbelanja dan transaksi keuangan secara online.

Hal itu mendorong percepatan era digitalisasi yang ditandai dengan peningkatan utilisasi platform digital payment, termasuk salah satunya mobile banking M2U dari Maybank Indonesia.

"Dirumah Aja!, biar Maybank menghadirkan M2U untuk memudahkan segala urusan finansial setiap waktu. Perbankan ditangan anda,".  Tepat kiranya ungkapan ini bagi masyarakat untuk situasi sekarang dengan apa yang telah dilakukan Maybank Indonesia --salah satu bank terbesar dengan memiliki 368 cabang, termasuk cabang Syariah yang tersebar di Indonesia--.

Director Community Financial Services (CFS) Maybank Indonesia Steffano Ridwan dalam pembukaan webiner bertajuk Maybank Indonesia Media Training M2U 2020 “Indonesia di Era Ekonomi dan Keuangan Digital” pada 11 September 2020, menyampaikan digital banking sangat penting dihadirkan sebagai solusi bagi masyarakat. Apalagi seperti era pandemi COVID-19.

Sebab, orang akan membatasi ke kantor bank atau Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Karenanya Maybank Indonesia menyuguhkan M2U ke masyarakat sebagai pilihan solusi yang tepat dalam situasi apapun.

Pihaknya, kata Steffano bertekad menjadi digital provider terbaik dan the best di Indonesia. Tidak salah tekad yang ingin diwujudkan manajemen Maybank Indonesia itu. Sebab, sudah menunjukkan transpormasi digital dalam layanan konsumen. Tidak berlebihan bila dikatakan Maybank Indonesia telah melakukan transpormasi gital termasuk yang tercepat. 

Bicara transpormasi tentu mengubah maiset sumberdaya manusia baik secara internal maupun eksternal, dan menyiapkan perangkat serta prosesnya. Transpormasi digital kuncinyo terletak pada inovasi.

Hal itu yang ditunjukkan Maybank dengan menghadirkan inovasi-inovasi layanan digitalisasi yang bisa selalu hadir dan seluruh tahapan hidup masyarakat, termasuk dalam berbagai situasi.

M2U lebih dari sebatas platform transaksi

Populasi Indonesia dengan 267 juta penduduk dengan jumlah pengguna mobile internet yang sangat tinggi  membuat Indonesia memiliki potensi besar memasuki era ekonomi dan keuangan digital. 

Melihat pada data we are social & Hootsuete 2020, tercatat sudah 175,4 juta pengguna internet di Indonesia. Artinya penetrasi sekitar 64 persen masyarakat Indonesia menggunakan internet dalam kesehariannya, kata Esti Nugraheni, Head, Corporate & Brand Communication Maybank Indonesia.

Aplikasi M2U bukan sekadar platform untuk melakukan transaksi keuangan saja, akan tetapi lebih dari itu. Aplikasi M2U juga dapat dimanfaatkan untuk mengelola portofolio keuangan, menjadi solusi pembayaran yang dapat dilakukan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, dan menjadi platform untuk menabung dan investasi serta life style, tambahnya.

Peluncuran dan inovasi yang  berkelanjutan dari M2U adalah bentuk pengejawantahan brand promise Maybank - Humanising Financial Service, yaitu untuk menghadirkan solusi yang dapat menjawab kebutuhan finansial konsumen dalam fase kehidupannya.

Baik anak muda, profesional, keluarga muda, business man/woman, paruh baya atau di usia matang / golden age, aplikasi M2U hadir untuk mengisi dan memenuhi kehidupan finansial mereka, katanya. Paparan Head Strategy, Transformation & Digital Office, Maybank Indonesia Michel Hamilton tentang mobile banking M2U (Antara/Anton)
Sementara itu, Head Strategy, Transformation & Digital Office, Maybank Indonesia Michel Hamilton mengatakan konsumen Indonesia sangat terbuka terhadap perkembangan perbankan digital, buktinya selama tiga tahun terakhir, penggunaan bulanan perbankan digital seluruh Indonesia telah berkembang sampai dua kali lebih cepat di tengah pasar Asia yang sedang berkembang.

Selanjutnya, data menunjukkan 56 persen pelanggan non-digital selama ini kini cenderung menggunakan digital perbankan dalam enam bulan ke depan untuk urusan bertransaksi atau finansialnya. 

Hal ini menunjukkan Indonesia berada pada urutan tertinggi kedua (56 persen) antusias adopsi digital banking, setelah Myanmar (60 persen) dalam penggunaan perbankan digital di kawasan Asia.

Tentunya tidak terlepas dari masyarakat Indonesia cukup terbuka terhadap perkembangan digital. Digital banking sudah menjadi tren, apalagi masa pandemi COVID-19 dan menatap era new normal.

Sejalan dengan tren gaya hidup dan kebiasaan baru masyarakat itu, Maybank Indonesia menghadirkan wadah transaksi M2U yang aman, lebih baik, mudah, cepat dan rile time, kata Michel.

Realitas itu sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, maka Maybank Indonesia memberi solusi melalui inovasi yang lebih dibandingkan yang lain.

"Sistem M2U bisa berkolaborasi dengan sistem bank yang lain. Bahkan lebih dari itu, sangat memudahkan masyarakat dalam segala urusan fainansialnya, karena cukup satu aplikasi bisa semuanya," ungkap Michel.

Dalam kesempatan webiner disampaikan Michel, saat pandemi COVID-19 sekarang mobilitas orang semakin menurun dan terbatas karena banyak kegiatan di rumah. 

Melihat pada data secara global menunjukkan 82 persen konsumen khawatir pergi ke bank secara fisik langsung, 73 persen lebih memilih bekerja jarak jauh atau Work For Home (WFH) dan sekitar 63 persen konsumen lebih cenderung memilih menggunakan aplikasi digital.

Bagi Maybank Indonesia dengan kondisi itu, kata dia mengharuskan tutup sebagian kantor cabang. Keadaan pandemi dan kemajuan teknologi informasi, tentunya memaksa pihak bank menyesuaikan dengan kebutuhan digital masyarakat.

"Maybank Indonesia selalu memperhatikan dan menempatkan nasabah di tengah-tengah solusi yang diciptakan," ujarnya.

Dengan menggunakan Mobile Bangking M2U, masyarakat tidak perlu secara fisik datang ke kantor cabang untuk buka rekening. Cukup dalam genggaman. Kemudian juga bisa saving untuk kebutuhan keuangan tertentu. Fitur-fitur yang dimunculkan pada M2U cukup banyak dan komplit, apapun bentuk urusan finansial cukup di satu aplikasi.

Di era perkembangan ekonomi dan keuangan digital sekarang, Maybank Indonesia terus ingin memahami apa yang dibutuhkan nasabah dan bisa memberi solusi yang tepat. 

"Kunci dari sistem digitalisasi bagaimana membuat urusan hidup konsumen sederhana. Sesuai dengan visi Maybank, memberi solusi untuk semua tahapan hidup masyarakat," ujarnya. Paparan Head Digital Banking Product & Strategy, Maybank Indonesia Ditto Prabowo tentang mobile banking M2U (Antara/Anton) Sementara itu, Head Digital Banking Product & Strategy, Maybank Indonesia Ditto Prabowo mengatakan dengan menggunakan M2U masyarakat konsumen dapat mengatur dan mengontrol fortopolio keuangan keluarga nasabah, mulai dari kebutuhan ayah, ibu dan anak.

Begitu pula di M2U card management, dimana pada fitur ini, nasabah dapat memblok atau stop penggunaan kartu kreditnya sendiri bila dirasa sudah terlalu boros penggunaan keuangannya.

Maybank2u (M2U), penggunaannya bisa kapan pun karena sistem dapat diakses dalam 24 jam, tujuh hari dalam sepekan. "Dari bangun hingga tidur lagi, M2U akan menemani nasabah,"ujarnya.

Kemudian di mobile banking M2U, nasabah juga dapat membuat perencanaan dan investasi jangka panjang. Seperti kapan ingin merencanakan membeli mobil, dan juga bisa deposit misalnya untuk memiliki rumah.

Dengan M2U nasabah dapat meminimalkan biaya transper, dan terintegrasi dengan layanan QRIS --bisa digunakan di bank lain--, dan termasuk merchant-merchant non bank.

Nasabah tidak perlu Top Up  ke aplikasi-aplikasi e-commerce lain bila ingin berbelanja. Dengan menggunakan M2U sudah bisa melayani dan uang akan diambil dari rekening kita, katanya.

Begitu pula untuk Buy Game Online atau membeli voucer game untuk anak bisa langsung melalui aplikasi M2U. Jadi, kata Dito menggunakan M2U cukup intuitif dan sangat menjawab untuk kebutuhan hidup mulai dari muda atau setiap tahapan.

Kini sudah 900 ribu yang aktif menggunakan M2U, bahkan di saat pandemi COVID-19 transaksi meningkat sampai 130 persen dengan sistem digital. Diyakini akan terus bertambah penggunanya.

Ke depannya fitur-fitur akan terus dikembangkan secara kontinuitas sehingga semakin lebih simple, sederhana, mudah, cepat dan aman. Buktikan saja dengan mendonwload mobile banking M2U di playstore atau appstore, sangat mudah dan murah caranya. Mengenai mobile banking Maybank2u (Antara/Anton)
Akselerasi dan Edukasi Digital

Kontinuitas inovasi M2U dihadirkan Maybank Indonesia bagian penting dalam akselarasi dan edukasi digital ke masyarakat di bumi pertiwi ini pada era revolusi industri 4.0. Perkembangan bisnis di dewasa ini menuntut proaktif dengan perkembangan serta kreatifitas dan inovasi oleh pelakunya dengan kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat terjadi.

Seperti disampaikan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangan resmi dilansir Antara pada 23 September 2020,
bahwa pemanfaatan teknologi Industri 4.0 diyakini memberikan keuntungan bagi perusahaan, antara lain dapat menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-15 persen.

Oleh karena itu, guna mencapai target yang ditetapkan, infrastruktur digital perlu dikembangkan. Adapun sejumlah teknologi digital yang menjadi kunci pembangunan sistem Industri 4.0, di antaranya Artificial Intelligence, Internet of Things (IoT), Cloud, Augmented Reality, Virtual Reality, Advanced Robotic dan 3D printing.

“Berdasarkan penelitian dari McKinsey & Company, pembangunan infrastruktur digital di Indonesia akan membawa peluang positif hingga 150 miliar dolar AS terhadap perekonomian global dunia pada tahun 2025,” kata Menperin.

Apalagi, potensi tersebut didukung karena Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna internet tertinggi di dunia.

Merujuk data dari HootSuite, masyarakat Indonesia yang terkoneksi internet di perangkat mobile seperti smartphone atau tablet mencapai 338,2 juta pengguna atau melebihi dari jumlah penduduk.

“Sebab, rata-rata orang Indonesia punya dua ponsel. Sedangkan, penetrasi internet mencapai 175,4 juta orang atau sekitar 64 persen total penduduk di Indonesia, dengan pengguna sosial media sebanyak 160 juta,” papar Menperin.

Di samping itu, pangsa pasar IoT di Indonesia diperkirakan berkembang pesat dan akan mencapai nilai Rp444 triliun pada tahun 2022. 

Nilai tersebut disumbang dari konten dan aplikasi sebesar Rp192,1 triliun, disusul platform Rp156,8 triliun, perangkat IoT Rp56 triliun, serta network dan gateway Rp39,1 triliun. “Bisa dibayangkan perkembangan pesat ini merupakan kesempatan bagi kita semua,” ujarnya.

Karenanya pilihan yang tepat dan menjadi keharusan melakukan akselerasi bisnis dengan menggunakan beragam fitur-fitur dalam satu aplikasi digital. Kehadiran aplikasi digital dalam menunjang bisnis sangat berkontribusi penting di era sekarang dan masa mendatang dalam sistem keuangan  dan menggerakkan perekonomian.

Sistem bisnis secara konvensional mulai ditinggalkan secara berlahan oleh konsumen. Bila bisnis ingin terus bertahan dan bahkan berkembang untuk menembus pasar lebih luas dan layanan yang unggul maka mengharuskan terus berinovasi di era digitalisasi sekarang.

Perusahaan yang hanya mengandalkan cara-cara konvensional termasuk jasa keuangan bakal tertinggal oleh perusahaan yang telah menerapkan teknologi informasi dalam operasional perusahaannya.

Bisnis menggunakan aplikasi digital masih bisa bertahan dan beroperasi di situasi sulit karena tidak terpengaruh ruang dan waktu, termasuk tengah wabah atau pandemi COVID-19 sedang melanda.

Seperti halnya, lompatan inovasi di era ekonomi keuangan dan digital ini yang terus ditunjukkan manajemen Maybank Indonesia, suatu langkah yang positif dan membuat perseroan tetap survive dan bertumbuh. 

Buktinya berdasarkan data  hingga akhir Juni 2020, Maybank Indonesia mengelola simpanan nasabah sebesar Rp105,8 triliun dan memiliki total aset senilai Rp164,1 triliun.

Bahkan dari paparan publik manajemen Maybank Indonesia pada 24 September 2020, bahwa perseroan ini mencatat kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali sebesar 7,0 persen menjadi Rp809,7 miliar pada semester pertama yang berakhir 30 Juni 2020 di tengah gejolak dan disrupsi pasar yang disebabkan pandemi COVID-19.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan terlepas dari kondisi pasar yang kurang kondusif, kami telah berhasil membukukan hasil positif dalam enam bulan pertama 2020. 

Bank telah mengubah kondisi pasar yang menantang menjadi peluang pada layanan perbankan digital serta tetap menjaga pertumbuhan yang baik.

"Kondisi saat ini telah membuat kami menjadi lebih kreatif, terutama dengan memanfaatkan teknologi dalam melakukan komunikasi kepada para nasabah. Kami telah mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut terhadap portofolio Bank atas pandemi global yang terjadi,” ungkapnya.
  Download mobile banking M2U (Antara/Anton)  
Jadi, tunggu apalagi?, kemudahan layanan perbankan sudah dihadirkan Maybank Indonesia. Ayo...download M2U di smartphone..!, saatnya gunakan kemudahan segala urusan finansial.***

Pewarta : Siri Anton
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024