Batusangkar, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar bersama Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dan tim dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) wilayah Sumatera Barat melakukan uji adaptasi bawang merah lokal di Sungai Jambu, Kecamatan Pariangan.
"Uji adaptasi tanaman bawang merah lokal tersebut diharapkan menjadi varietas unggul nasional dan mampu meningkatkan tanaman bawang merah di Tanah Datar," kata Kabid Holtikultura Dinas Pertanian Tanah Datar Sri Mulyani di Batusangkar, Rabu.
Ia mengatakan uji adaptasi dilakukan untuk menjadi salah satu tahapan memperoleh sertifikasi agar bisa dilepas menjadi varietas unggul nasional.
Varietas unggul itu nantinya juga bisa dimanfaatkan bagi para petani bawang merah untuk uji banding dengan varietas lainnya seperti Bima Brebes Jawa Tengah, Maja Cipanas Jawa Barat dan SS Sakato Solok Sumatera Barat.
Bawang merah unggul lokal Sungai Jambu dipilih untuk dijadikan varietas unggul karena bawang itu mempunyai keunggulan dibanding bawang merah lainnya.
Seperti daun bawang lebat, umbinya banyak dan besar, timbul di permukaan tanah, isinya berwarna merah dan masa tanam lebih singkat sehingga bisa dikembangkan jadi varietas unggul.
Varietas bawang merah Sungai Jambu Pariangan Kabupaten Tanah Datar. (Antara/Istimewa)
Ia mengatakan untuk lokasi uji adaptasi bawang merah tersebut dilakukan di dua lokasi dengan ketinggian yang berbeda sehingga diharapkan bisa melahirkan rekomendasi varietas untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi wilayah Tanah Datar.
"Yakni pada kategori sedang di Nagari Sungai Jambu dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan kategori rendah di Nagari Padang Laweh Malalo Batipuh Selatan ketinggian 400 meter dari permukaan laut," katanya.
Sementara Asisten Ekonomi dan Pembangunan Edi Susanto mengatakan pelaksanaan uji adaptasi bawang merah unggul lokal Sungai Jambu diharapkan memberikan hasil yang baik sesuai harapan.
Karena saat ini lahan pertanian bawang merah yang dimiliki Tanah Datar di Kecamatan X Koto menggunakan varietas SS Sakato Solok baru mampu menghasilkan delapan ton bawang kering per hektar.
Sementara bawang merah lokal unggul Sungai Jambu Pariangan diperkirakan bisa mencapai 15 ton bawang kering per hektare. (*)
"Uji adaptasi tanaman bawang merah lokal tersebut diharapkan menjadi varietas unggul nasional dan mampu meningkatkan tanaman bawang merah di Tanah Datar," kata Kabid Holtikultura Dinas Pertanian Tanah Datar Sri Mulyani di Batusangkar, Rabu.
Ia mengatakan uji adaptasi dilakukan untuk menjadi salah satu tahapan memperoleh sertifikasi agar bisa dilepas menjadi varietas unggul nasional.
Varietas unggul itu nantinya juga bisa dimanfaatkan bagi para petani bawang merah untuk uji banding dengan varietas lainnya seperti Bima Brebes Jawa Tengah, Maja Cipanas Jawa Barat dan SS Sakato Solok Sumatera Barat.
Bawang merah unggul lokal Sungai Jambu dipilih untuk dijadikan varietas unggul karena bawang itu mempunyai keunggulan dibanding bawang merah lainnya.
Seperti daun bawang lebat, umbinya banyak dan besar, timbul di permukaan tanah, isinya berwarna merah dan masa tanam lebih singkat sehingga bisa dikembangkan jadi varietas unggul.
Ia mengatakan untuk lokasi uji adaptasi bawang merah tersebut dilakukan di dua lokasi dengan ketinggian yang berbeda sehingga diharapkan bisa melahirkan rekomendasi varietas untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi wilayah Tanah Datar.
"Yakni pada kategori sedang di Nagari Sungai Jambu dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan kategori rendah di Nagari Padang Laweh Malalo Batipuh Selatan ketinggian 400 meter dari permukaan laut," katanya.
Sementara Asisten Ekonomi dan Pembangunan Edi Susanto mengatakan pelaksanaan uji adaptasi bawang merah unggul lokal Sungai Jambu diharapkan memberikan hasil yang baik sesuai harapan.
Karena saat ini lahan pertanian bawang merah yang dimiliki Tanah Datar di Kecamatan X Koto menggunakan varietas SS Sakato Solok baru mampu menghasilkan delapan ton bawang kering per hektar.
Sementara bawang merah lokal unggul Sungai Jambu Pariangan diperkirakan bisa mencapai 15 ton bawang kering per hektare. (*)