Jakarta, (ANTARA) - Mantan bek Liverpool Dejan Lovren mengaku pernah menyikut Sergio Ramos sebagai aksi balas dendam atas pelanggaran yang dilakukan kapten Real Madrid itu terhadap Mohamed Salah di final Liga Champions 2018.
Pelatih Jurgen Klopp membawa tim Liverpool asuhannya ke final di Kiev untuk melawan Real Madrid dua tahun lalu.
The Merengue menang 3-1 dalam pertandingan itu dan menjadi juara untuk ke-13 kalinya dalam kompetisi Eropa tersebut berkat satu gol Karim Benzema dan dua gol Gareth Bale.
Gol Liverpool dicetak oleh Sadio Mane dan mereka harus bermain tanpa pencetak gol terbanyak Mohamed Salah karena harus ditarik keluar pada babak pertama menyusul bentrokan dengan Ramos.
Kapten Madrid itu tampaknya dengan sengaja menjatuhkan pemain berdarah Mesir itu saat keduanya berebut bola, yang menyebabkan sang striker mengalami cedera bahu serius.
Pada tahun yang sama, Lovren bertemu lagi dengan Ramos saat Kroasia mengalahkan Spanyol 3-2 dalam pertandingan UEFA Nation's League.
Bek berusia 31 tahun itu mengaku sengaja menyikut Ramos dalam pertandingan tersebut, di mana ia mendapat larangan satu pertandingan.
"Saya menyikutnya dengan baik. Haha! 3-2! Silakan bicara sekarang sobat. Sobat!" kata Lovren melalui Instagram soal tindakannya itu kepada Ramos, yang dikutip Goal pada Jumat.
Lovren beralasan bahwa ia melakukan hal tersebut karena ingin membalas tindakan Ramos kepada mantan rekan setim sekaligus sahabatnya Mohamed Salah.
"Saya sengaja memukul Ramos setelah ia melukai Salah? Ya, ini mungkin,“ ujar Lovren kepada saluran TV Mesir, Sada El Balad.
"Luka Modric mencoba untuk mengurangi ketegangan antara saya dan Ramos, kami menghadapi Spanyol bersama dengan tim nasional Kroasia dan saya sengaja memukulnya dengan siku saya dan mengatakan kepadanya bahwa kami impas sekarang.“
"Saya menghormati Ramos sebagai seorang pemain dan apa yang ia lakukan untuk timnya. Ia telah memenangkan banyak gelar, tetapi di sisi lain, ia melakukan beberapa perilaku yang tidak saya sukai dan merugikan para pemain.“
"Saya tidak mau bikin cerita besar, tetapi menurut saya apa yang dilakukan Ramos itu disengaja untuk melukai teman saya, jadi sudah waktunya membayar atas apa yang telah dilakukannya," tambahnya.
"Kami bermain jauh lebih baik daripada Real Madrid sebelum Salah cedera di final Liga Champions (2018). Keluarnya Salah merupakan pukulan besar bagi kami, setelah ia tersingkir, mereka mulai mendominasi pertandingan." (*)
Pelatih Jurgen Klopp membawa tim Liverpool asuhannya ke final di Kiev untuk melawan Real Madrid dua tahun lalu.
The Merengue menang 3-1 dalam pertandingan itu dan menjadi juara untuk ke-13 kalinya dalam kompetisi Eropa tersebut berkat satu gol Karim Benzema dan dua gol Gareth Bale.
Gol Liverpool dicetak oleh Sadio Mane dan mereka harus bermain tanpa pencetak gol terbanyak Mohamed Salah karena harus ditarik keluar pada babak pertama menyusul bentrokan dengan Ramos.
Kapten Madrid itu tampaknya dengan sengaja menjatuhkan pemain berdarah Mesir itu saat keduanya berebut bola, yang menyebabkan sang striker mengalami cedera bahu serius.
Pada tahun yang sama, Lovren bertemu lagi dengan Ramos saat Kroasia mengalahkan Spanyol 3-2 dalam pertandingan UEFA Nation's League.
Bek berusia 31 tahun itu mengaku sengaja menyikut Ramos dalam pertandingan tersebut, di mana ia mendapat larangan satu pertandingan.
"Saya menyikutnya dengan baik. Haha! 3-2! Silakan bicara sekarang sobat. Sobat!" kata Lovren melalui Instagram soal tindakannya itu kepada Ramos, yang dikutip Goal pada Jumat.
Lovren beralasan bahwa ia melakukan hal tersebut karena ingin membalas tindakan Ramos kepada mantan rekan setim sekaligus sahabatnya Mohamed Salah.
"Saya sengaja memukul Ramos setelah ia melukai Salah? Ya, ini mungkin,“ ujar Lovren kepada saluran TV Mesir, Sada El Balad.
"Luka Modric mencoba untuk mengurangi ketegangan antara saya dan Ramos, kami menghadapi Spanyol bersama dengan tim nasional Kroasia dan saya sengaja memukulnya dengan siku saya dan mengatakan kepadanya bahwa kami impas sekarang.“
"Saya menghormati Ramos sebagai seorang pemain dan apa yang ia lakukan untuk timnya. Ia telah memenangkan banyak gelar, tetapi di sisi lain, ia melakukan beberapa perilaku yang tidak saya sukai dan merugikan para pemain.“
"Saya tidak mau bikin cerita besar, tetapi menurut saya apa yang dilakukan Ramos itu disengaja untuk melukai teman saya, jadi sudah waktunya membayar atas apa yang telah dilakukannya," tambahnya.
"Kami bermain jauh lebih baik daripada Real Madrid sebelum Salah cedera di final Liga Champions (2018). Keluarnya Salah merupakan pukulan besar bagi kami, setelah ia tersingkir, mereka mulai mendominasi pertandingan." (*)