Padang (ANTARA) - Di tengah pandemi COVID-19 ekspor manggis Sumatera Barat (Sumbar) mengalami peningkatan hampir  dua kali lipat dibandingkan periode yang sama pada 2019  berdasarkan data  Balai Karantina Pertanian Padang.

"Berdasarkan data dari sistem perkarantinaan  pada periode Januari hingga Juli 2020 tercatat sebanyak 143 kali pengiriman manggis  dengan total 475,5 ton senilai Rp21,4 miliar. Sementara pada periode yang sama  di  2019 hanya sebanyak 240,9 ton dengan nilai Rp10,8 miliar," jelas Kepala Balai Karantina Pertanian Padang, Eka Darnida di Padang, Senin.

Menurutnya peningkatan ekspor tersebut  patut disyukuri karena  di tengah  keterbatasan akibat pandemi, petani manggis Sumbar bisa menggenjot kinerja ekspor hampir dua kali lipat.

"Ini tentunya menjadi pengungkit kinerja ekspor sektor pertanian secara keseluruhan," ujar dia.

Ia menyampaikan  selama pandemi manggis Sumbar hanya diekspor  ke satu negara yaitu China, sementara di tahun sebelumnya ada tiga negara.

"Selain China, tahun lalu ada Malaysia dan Singapura. Semoga dengan dibukanya pembatasan secara bertahap maka moda transportasi tersedia kembali sehingga pengiriman manggis ke negara lainnya terlayani," lanjutnya.

Untuk mempercepat proses bisnis, Karantina Pertanian Padang juga menyiapkan layanan inline inspection atau pemeriksaan dan tindakan karantina dilakukan di gudang pemilik.

Saat ini terhitung ada lima eksportir manggis di Sumbar  yaitu  PT BA, PT AFA, PT BAS, PT SHB dan PT EBS.

Sebelumnya Pemerintah Provinsi Sumbar  fokus pada pembangunan pertanian berbasis kawasan yang berorientasi pada kearifan lokal dan ekspor.

Berdasarkan catatan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Sumbar telah menyiapkan perluasan lahan untuk kebun manggis dari 8.000 hektare  dan terus ditambah hingga 10.000 hektare  untuk mencapai target produksi minimal 80.000 hingga 100.000 ton per tahun.

Tidak hanya itu, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jendral Hortikultura juga memberikan bibit unggul sebanyak 100.000 batang untuk lahan seluas 1.000 hektare.

Di Sumbar saat ini petani manggis tersebar di beberapa sentra yaitu di Kabupaten Limapuluh Kota, Pesisir Selatan dan  Padang Pariaman.

Menurut salah seorang eksportir manggis Sumbar, Emli Wazir dari PT EBS menilai  sinergisitas yang dibangun antara instansi terkait, eksportir dan  petani menjadikan produktivitas, mutu dan harga manggis dapat terjaga dengan baik.

"Semangat yang sama untuk menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas manggis Sumbar di pasar ekspor," kata dia.


 

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024