Padang (ANTARA) - Banyak calon peserta didik SMA/SMK di Sumatera Barat (Sumbar) disinyalir salah dalam menginput data saat Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) secara daring, tetapi masih diberi kesempatan memperbaiki data hingga sore ini.

"Banyak yang salah input data, terutama jarak domisili dan sekolah. Merujuk sistem zonasi, bisa tidak masuk ke sekolah yang dekat rumah. Segera perbaiki," kata Ketua Panitia PPDB SMA, SMK, dan SLB Sumbar, Suryanto di Padang, Senin.

Beberapa kasus yang ditemukan, calon peserta saat mendaftar tidak memperhatikan tanda koma dan tanda titik di belakang angka yang menunjukkan jarak domisili. Juga tidak memperhatikan satuan jaraknya, meter atau kilometer.

Akibatnya banyak ditemukan jarak yang tidak logis, misalnya 360 kilometer dari sekolah, atau 0,5 meter dari sekolah.

Ia menyebutkan untuk kesalahan input data seperti itu masih diberikan kesempatan bagi calon peserta didik untuk memperbaiki hingga Senin (6/7) sore ini.

"Silahkan langsung datang ke sekolah karena akun untuk memperbaiki data itu ada di sekolah. Di sana sudah ada tim menunggu," ujarnya.

Setelah proses itu, nanti akan ada proses verifikasi dan validasi data untuk memastikan data calon peserta didik. Data itulah nanti yang diakui sebagai data valid untuk PPDB Sumbar 2020.

Suryanto menyebut hingga saat ini sudah ada sekitar 75 ribu calon peserta didik yang mendaftar untuk tingkat SMA/SMK dan kemungkinan terus bertambah karena diprediksi akan ada 90 ribu orang.

Sementara itu puluhan orang tua calon peserta didik mendatangi kantor Dinas Pendidikan Sumbar menuntut penjelasan tentang data yang diumumkan di laman ppdbsumbar.id. Data itu dinilai banyak yang "aneh" sehingga mereka khawatir anaknya tidak bisa masuk sekolah tahun ini.

"Masak ada anak yang tinggalnya jauh, tetapi diterima yang dekat bisa tidak diterima. Padahal katanya pakai sistem zonasi," tambah salah seorang perwakilan calon peserta didik.***2***


 

Pewarta : Miko Elfisha
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2025