Padang (ANTARA) - Tingkat hunian hotel di Sumatera Barat (Sumbar) mulai meningkat sejak seminggu terakhir seiring kembali menggeliatnya sektor pariwisata di provinsi itu setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir dan masuk ke era normal baru.
"Sekarang tingkat hunian hotel mulai bergerak naik pada posisi 20 hingga 25 persen. Meski belum maksimal tetapi hotel sudah mulai "bernafas"," kata Ketua Umum Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) chapter Sumbar, Soejoko di Padang, Senin.
Ia menambahkan pada masa pandemi terutama saat PSBB diterapkan, tingkat hunian hotel di Sumbar sangat minim. Hanya berkisar antara 12 sampai 15 persen sehingga tidak semua hotel yang mampu bertahan.
Sebagian memilih untuk menutup sementara usahanya seperti Hotel Rocky, Hotel Basko, dan Amaris. Hanya sebagian hotel yang tetap bertahan seperti Pangeran Beach Hotel, Grand Zury dan Daima.
Salah satu strategi untuk bertahan itu dengan melakukan "sistem barter" dengan pemerintah daerah yaitu menyediakan kamar untuk tenaga laboratorium yang bekerja untuk menguji sampel swab.
"Sekarang sudah hampir semua hotel buka kembali dengan penerapan protokol kesehatan," ujarnya.
Seluruh staf dan pegawai hotel dari 23 hotel berbintang di Sumbar juga melakukan tes swab gratis yang difasilitasi Pemprov Sumbar untuk memberikan rasa nyaman dan aman pada wisatawan.
Protokol kesehatan yang diterapkan, begitu tamu datang dilakukan tes suhu tubuh dan cuci tangan dengan sabun serta diminta tetap menggunakan masker. Pegawai penerima tamu diwajibkan menggunakan masker, pelindung wajah dan sarung tangan.
Ia berharap pada akhir tahun, jumlah hunian hotel di Sumbar bisa normal kembali pada posisi 80 hingga 82 persen.
Sementara itu Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengapresiasi dukungan perhotelan di daerah itu dalam penerapan protokol kesehatan dalam pelayanan terhadap wisatawan.
Ia juga berterimakasih atas peran hotel untuk menyediakan tempat menginap bagi petugas laboratorium yang harus bertugas full time dan tidak bisa pulang ke rumah masing-masing.***1***
"Sekarang tingkat hunian hotel mulai bergerak naik pada posisi 20 hingga 25 persen. Meski belum maksimal tetapi hotel sudah mulai "bernafas"," kata Ketua Umum Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) chapter Sumbar, Soejoko di Padang, Senin.
Ia menambahkan pada masa pandemi terutama saat PSBB diterapkan, tingkat hunian hotel di Sumbar sangat minim. Hanya berkisar antara 12 sampai 15 persen sehingga tidak semua hotel yang mampu bertahan.
Sebagian memilih untuk menutup sementara usahanya seperti Hotel Rocky, Hotel Basko, dan Amaris. Hanya sebagian hotel yang tetap bertahan seperti Pangeran Beach Hotel, Grand Zury dan Daima.
Salah satu strategi untuk bertahan itu dengan melakukan "sistem barter" dengan pemerintah daerah yaitu menyediakan kamar untuk tenaga laboratorium yang bekerja untuk menguji sampel swab.
"Sekarang sudah hampir semua hotel buka kembali dengan penerapan protokol kesehatan," ujarnya.
Seluruh staf dan pegawai hotel dari 23 hotel berbintang di Sumbar juga melakukan tes swab gratis yang difasilitasi Pemprov Sumbar untuk memberikan rasa nyaman dan aman pada wisatawan.
Protokol kesehatan yang diterapkan, begitu tamu datang dilakukan tes suhu tubuh dan cuci tangan dengan sabun serta diminta tetap menggunakan masker. Pegawai penerima tamu diwajibkan menggunakan masker, pelindung wajah dan sarung tangan.
Ia berharap pada akhir tahun, jumlah hunian hotel di Sumbar bisa normal kembali pada posisi 80 hingga 82 persen.
Sementara itu Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengapresiasi dukungan perhotelan di daerah itu dalam penerapan protokol kesehatan dalam pelayanan terhadap wisatawan.
Ia juga berterimakasih atas peran hotel untuk menyediakan tempat menginap bagi petugas laboratorium yang harus bertugas full time dan tidak bisa pulang ke rumah masing-masing.***1***