Pulau Punjung, (ANTARA) - Harga jahe merah di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) naik dari Rp30 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram sejak Corona Virus Disease (COVID-19) mewabah
"Selain naik, jahe merah juga sulit didapat. Ini sudah berlangsung sejak seminggu terakhir," kata penjual minuman Sekoteng David (38) di Pulau Punjung, Sabtu.
Menurut dia harga jahe naik karena dicari banyak orang sejak beredar isu bahwa rempah itu dapat mencegah penularan virus Corona.
"Awalnya juga bingung kenapa naik, mungkin sedang ada wabah virus corona katanya dapat menjadi penangkal virus," ujar dia.
Menurut pedagang sekoteng yang berjualan di Jalan Lintas Sumatera depan SPBU Gunung Medang itu jahe merah tersebut dikirim dari petani Solok.
Meskipun naik namun ia tidak menaikkan harga jual. Satu gelas sekoteng dijual dengan harga Rp8.000. Kalau sekoteng dicampur telur bebek Rp10.000 per gelas, kata dia.
Setiap malam dapat menjual 80 sampai 90 gelas minuman dari air jahe, lanjut dia.
"Selain sekoteng kami juga menjual minuman bandrek, bedanya bandrek tidak pakai campuran melainkan hanya air jahe dikasih susu," ujarnya.
Ia menambahkan sekoteng adalah minuman dari air jahe yang dihidangkan panas. Bahan lain yang dicampur ke dalam minuman sekoteng antara lain kacang hijau, kacang tanah, pacar cina, dan potongan roti tawar.
Terpisah, Juri Bicara Penanganan COVID-19 Dharmasraya Rahmadian mengatakan hingga Sabtu (28/3) jumlah warga yang masuk dalam kategori Pelaku Perjalanan Daerah Terjangkit (PPT) mencapai 775 meningkat dari sebelumnya hanya 596 orang.
Sementara Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 39 orang, meningkat dari sebelumnya 38 orang, dan Pasien Dalam Pengawasan berjumlah dua orang, kata dia.
Ia mengimbau masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat dan bijak dalam menanggapi isu yang beredar di tengah masyarakat.
"Selain itu masyarakat juga dapat melakukan penyemprotan disinfektan secara mandiri menggunakan antiseptik yg mudah diperoleh seperti cairan pel, clori atau pemutih yang diencerkan," tambah dia.
"Selain naik, jahe merah juga sulit didapat. Ini sudah berlangsung sejak seminggu terakhir," kata penjual minuman Sekoteng David (38) di Pulau Punjung, Sabtu.
Menurut dia harga jahe naik karena dicari banyak orang sejak beredar isu bahwa rempah itu dapat mencegah penularan virus Corona.
"Awalnya juga bingung kenapa naik, mungkin sedang ada wabah virus corona katanya dapat menjadi penangkal virus," ujar dia.
Menurut pedagang sekoteng yang berjualan di Jalan Lintas Sumatera depan SPBU Gunung Medang itu jahe merah tersebut dikirim dari petani Solok.
Meskipun naik namun ia tidak menaikkan harga jual. Satu gelas sekoteng dijual dengan harga Rp8.000. Kalau sekoteng dicampur telur bebek Rp10.000 per gelas, kata dia.
Setiap malam dapat menjual 80 sampai 90 gelas minuman dari air jahe, lanjut dia.
"Selain sekoteng kami juga menjual minuman bandrek, bedanya bandrek tidak pakai campuran melainkan hanya air jahe dikasih susu," ujarnya.
Ia menambahkan sekoteng adalah minuman dari air jahe yang dihidangkan panas. Bahan lain yang dicampur ke dalam minuman sekoteng antara lain kacang hijau, kacang tanah, pacar cina, dan potongan roti tawar.
Terpisah, Juri Bicara Penanganan COVID-19 Dharmasraya Rahmadian mengatakan hingga Sabtu (28/3) jumlah warga yang masuk dalam kategori Pelaku Perjalanan Daerah Terjangkit (PPT) mencapai 775 meningkat dari sebelumnya hanya 596 orang.
Sementara Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 39 orang, meningkat dari sebelumnya 38 orang, dan Pasien Dalam Pengawasan berjumlah dua orang, kata dia.
Ia mengimbau masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat dan bijak dalam menanggapi isu yang beredar di tengah masyarakat.
"Selain itu masyarakat juga dapat melakukan penyemprotan disinfektan secara mandiri menggunakan antiseptik yg mudah diperoleh seperti cairan pel, clori atau pemutih yang diencerkan," tambah dia.