Padang, (ANTARA) - Saat ini penyakit virus corona (coronavirus diseases: Covid-19) telah dinyatakan sebagai wabah global atau pandemi. Betapa tidak, tidak ada region dan benua yang tidak terjangkit penyakit virus ini, yang hingga saat ini, 16 Maret 2020 kasus infeksi Covid-19 telah dilaporkan terjadi di 151 negara. 

Musibah Global
Sejak ditemukan pertama kali Desember 2019 yang lalu di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, kasusnya terus mengalami peningkatan, baik di negara asalnya ataupun di berbagai belahan dunia secara global.
Penyakit ini merupakan penyakit radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh virus yang dinamakan dengan novel coronavirus (nCoV-2019) atau severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus -2 (SARS-CoV2). Gejala  klinisnya sangat mirip dengan SARS yang juga muncul pertama kali di Asia tahun 2002, yang dapat berakhir dengan sesak nafas berat atau gagal nafas dan kematian. 

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sampai 16 Maret 2020 mencatat 167.511 kasus, dengan 81 ribu lebih terjadi di Negara Tiongkok dan 86 ribu lebih tersebar di berbagai negara. Angka ini diprediksi akan terus bertambah hingga kekebalan populasi atau daya tahan masyarakat secara umum terbentuk terhadap virus tersebut, ataupun zat imunisasinya berhasil dikembangkan. 
Angka kematiannya lebih datas 2%, yang termasuk tinggi berdasarkan indikator tingkat fatalitas penyakit infeksius. Dari total kasus yang tercatat, 6.606 diantaranya meninggal dunia, dengan angka fatalitasnya (CFR) mencapai 3,9%.

Kewaspadaan

Penularan covid-19 ini yang menginfeksi tanpa pandang bulu. Siapa saja bisa terkena, apakah pejabat, petugas kesehatan, buruh, pegawai kantoran, tua ataupun muda. Angka kejadian tercatat juga terus meningkat.
Oleh sebab itu, hal ini seharusnya menjadi pengingat bagi semua untuk melakukan tindakan kewaspadaan dan pencegahan tanpa kepanikan. Upaya-upaya yang semestinya dilakukan adalah tindakan pencegahan primer agar tidak terkena infeksi virus tersebut. Penularan yang cepat dan angka kematian mendekati 4% harus menjadi pengingat tetapi jangan menimbulkan kepanikan.

Sifat dasarnya, virus SARS-CoV2 sebagai penyebab Covid-19, sebagaimana halnya virus lainnya hanya dapat hidup dan berkembang dalam sel inangnya. Sehingga di luar tubuh, jika sel inangnya hancur maka virus akan tidak aktif (mati) pula, yang dalam suhu ruangan hanya akan bertahan beberapa jam saja. 

Sebagaimana disebutkan oleh Dirjen P2P kemenkes RI dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19, pencegahan utama yang harus dilakukan setiap orang saat ini adalah agar tidak berkontak dengan pasien atau mengunjungi daerah-daerah yang sedang terjangkit.

Selanjutnya, belajar dari kasus-kasus yang terjadi, yang mana lebih banyak dan lebih berat pada orang tua atau dengan penyakit lain. Maka pencegahan pertama agar senantiasa menjaga vitalitas atau daya tahan tubuh. Salah satu langkah yang tidak boleh dilupakan adalah dengan minum yang cukup dan konsumsi sayur dan buah segar setiap hari.

Tindakan kewaspadaan terutama di saat wabah ini juga agar menghindari keramaian. Jika memang dibutuhkan ke tempat-tempat umum, maka memakai masker dapat mengurangi risiko penularan. Berpergian ini terlebih lagi harus dihindari jika tubuh dalam keadaan tidak bugar, yang memungkinkan mudah tertular penyakit. 
 
Tindakan pencegahan dan kewaspadaan secara personal harus selalu menjaga kebersihan diri. Hal ini termasuk selalu mencuci tangan dengan sabun terutama setelah memegang fasilitas umum, termasuk setelah memegang uang. Hal ini termasuk agar setiap orang menghindari memegang wajah, hidung dan mulut setelah banyak memegang fasilitas umum tersebut. 

Mencuci tangan dengan antiseptik atau sabun efektif menonaktifkan virus karena sel-sel inang atau droplet pembawa virus akan hancur. Selain itu, lapisan luar virus itu sendiri juga terdiri dari senyawa lemak-protein yang juga akan hancur oleh antiseptik dan deterjen tersebut.   

 Sangat disarankan setiap orang setelah kembali dari tempat umum ke rumahnya untuk selalu mencuci tangan tersebut yang tidak hanya sebelum memegang makanan, tetapi juga sebelum menyentuh, bersalaman atau mencium anaknya dan keluarganya di rumah. 

Mandi dan mengganti pakaian juga semestinya dilakukan setelah kembali dari suatu keramaian, karena kita tidak tahu siapa yang dropletnya jatuh, bersin, batuk yang mengenai pakaian kita.
Begitu juga bagi setiap orang yang bersin dan batuk harus menjaga etikanya di tempat umum. Ia sedapatnya menggunakan tissue agar dropletnya tidak mengenai orang lain. Atau minimal ia dapat menutupnya dengan lengan atas bagian kiri. Tindakan ini dapat mengurangi risiko penularan berbagai penyakit terutama jika seseorang itu memang membawa virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19 ini.  

Tawakkal di Penghujung Usaha

Musibah virus corona yang datang tentu tidak menjadi sebuah sumber kepanikan, atau hanya sekedar fenomena alam yang dianggap lewat begitu saja. Akan tetapi, musibah ini seharusnya menghantarkan setiap orang yang yakin pafa Tuhan kembali kepada Tuhannya. Bagi Muslim, musibah ini harus menjadi momentum untuk peningkatan Iman, keyakinan kan Kuasa Ilahi. 

Keyakinan yang mendalam, yang terlahir dari dalam qalbu akan menghantarkan seseorang bertawakkal pada-Nya, setelah melakukan segala bentuk kewaspadaan dan langkah-langkah pencegahan. Sebagaimana Firman-Nya dalam Al-Quran (QS Ali Imran [3]:159), bahwa seorang mukmin harus senantiasa melakukan ikhtiar maksimal (azzam) dalam menolak segala mudharat atau untuk mencapai segala maslahat, namun di penghujung semuanya berserah dirilah kepada-Nya. 

Dalam ketauhidan, seorang mukmin juga harus senantiasa menjadi seorang ulul albab, yang menjadikan segala fenomena yang terjadi di alam ini sebagai sarana bertafakur dan memantapkan dzikir kepada-Nya. Kemudian dia yakin bahwa ada hikmah dibalik segala fenomena penciptaan itu ( hikmah QS Ali Imran [3]:190-191).

Semua fenomena ini, bagi orang beriman akan semakin memantapkan diri untuk berkata bahwa kita manusia adalah makhluk yang lemah, tidak ada daya dan kekuatan selain kekuatan-Nya. Dia tidak perlu makhluk yang besar untuk menggoncang dunia. Dia hanya mengirimkan makhluk kecil yang tak terlihat untuk menggemparkan dunia yang begitu besar dan miliaran manusia yang ada di dalamnya.
Akhirnya, setelah melakukan segala ikhtiar pencegahan dan kewaspadaan; tawakkal adalah mutlak dengan berserah diri kepada-Nya dengan keyakinan akan Kebesaran dan keagungan-Nya. 

Dosen FK-Unand, Bidang Kedokteran Komunitas dan Pencegahan, dan Pemerhati Masalah Kesehatan dan Sosial.

 

Pewarta : dr. Hardisman, MHID, PhD
Editor : Ikhwan Wahyudi
Copyright © ANTARA 2024