Sarilamak, (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat mengingatkan potensi bencana kebakaran hutan dan lahan saat masuknya musim kemarau yang diperkirakan mulai April 2020.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Limapuluh Kota Jhoni Amir di Sarilamak, Senin, mengatakan sesuai prediksi BMKG, bulan Maret merupakan peralihan musim dari hujan ke kemarau.
"Dari prediksi BMKG musim kemarau akan terjadi pada April, dan Maret merupakan peralihan dan penghujung musim hujan. Jadi kita perlu bersiap menghadapi bencana yang akan terjadi pada musim kemarau," kata dia.
Menurutnya, saat musim kemarau Kabupaten Limapuluh Kota berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan.
"Tahun lalu ada tiga titik kebakaran hutan di Limapuluh Kota. Tahun ini kita meningkatkan kewaspadaan untuk meminimalkan dampak kebakaran hutan," sebut dia.
Beberapa daerah yang berpotensi terjadi kebakaran hutan, yakni Kecamatan Pangkalan, Kecamatan Kapur IX, Kecamatan Mungka, Kecamatan Suliki, Kecamatan Gunuang Omeh.
"Ada lagi potensi di Kecamatan Luhak, namun ini potensinya lebih kecil dari yang lainnya. Tapi kita tetap waspada," ujarnya.
Untuk meminimalkan itu, pihaknya akan memaksimalkan Kelompok Siaga Bencana (KSB) dan manggala agni (pemadam kebakaran hutan dan lahan) bersama pemadam kebakaran.
"KSB dan lainnya kita dorong untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat di musim kemarau, karena kebakaran hutan juga cukup banyak disebabkan perilaku masyarakat," kata dia.
Seperti membakar sisa lahan pertanian dan sampah di sekitar hutan saat musim kemarau. Hal ini semaksimal mungkin harus dihindarkan agar tidak ada lagi terjadi kebakaran hutan.
"Saat musim kemarau potensi api lebih cepat menyebar dan besar. Jadi hindari membakar sampah dan sisa lahan pertanian di musim kemarau," ujarnya.
Selain kebakaran hutan, saat musim kemarau juga berpotensi adanya kekeringan. Oleh karena itu pihaknya akan menyiapkan peralatan dan stok air apabila terjadi kekeringan.
"Kita akan serahkan air di sana di daerah yang kekeringan. Yang penting kita siapkan dulu semuanya," sebutnya. (*)
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Limapuluh Kota Jhoni Amir di Sarilamak, Senin, mengatakan sesuai prediksi BMKG, bulan Maret merupakan peralihan musim dari hujan ke kemarau.
"Dari prediksi BMKG musim kemarau akan terjadi pada April, dan Maret merupakan peralihan dan penghujung musim hujan. Jadi kita perlu bersiap menghadapi bencana yang akan terjadi pada musim kemarau," kata dia.
Menurutnya, saat musim kemarau Kabupaten Limapuluh Kota berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan.
"Tahun lalu ada tiga titik kebakaran hutan di Limapuluh Kota. Tahun ini kita meningkatkan kewaspadaan untuk meminimalkan dampak kebakaran hutan," sebut dia.
Beberapa daerah yang berpotensi terjadi kebakaran hutan, yakni Kecamatan Pangkalan, Kecamatan Kapur IX, Kecamatan Mungka, Kecamatan Suliki, Kecamatan Gunuang Omeh.
"Ada lagi potensi di Kecamatan Luhak, namun ini potensinya lebih kecil dari yang lainnya. Tapi kita tetap waspada," ujarnya.
Untuk meminimalkan itu, pihaknya akan memaksimalkan Kelompok Siaga Bencana (KSB) dan manggala agni (pemadam kebakaran hutan dan lahan) bersama pemadam kebakaran.
"KSB dan lainnya kita dorong untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat di musim kemarau, karena kebakaran hutan juga cukup banyak disebabkan perilaku masyarakat," kata dia.
Seperti membakar sisa lahan pertanian dan sampah di sekitar hutan saat musim kemarau. Hal ini semaksimal mungkin harus dihindarkan agar tidak ada lagi terjadi kebakaran hutan.
"Saat musim kemarau potensi api lebih cepat menyebar dan besar. Jadi hindari membakar sampah dan sisa lahan pertanian di musim kemarau," ujarnya.
Selain kebakaran hutan, saat musim kemarau juga berpotensi adanya kekeringan. Oleh karena itu pihaknya akan menyiapkan peralatan dan stok air apabila terjadi kekeringan.
"Kita akan serahkan air di sana di daerah yang kekeringan. Yang penting kita siapkan dulu semuanya," sebutnya. (*)