Pariaman, (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat telah membina 375 keluarga selama 2019 dalam budidaya berbagai jenis ikan melalui program satu rumah satu kolam guna meningkatkan pendapatan keluarga di daerah itu.
"Sudah ada kolam warga yang panen, terutama mereka yang membudidayakan lele karena dapat panen selama tiga bulan," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Dasril di Pariaman, Kamis.
Ia mengatakan dalam program ini pihaknya menyediakan pakan dan bibit ikan mulai dari jenis lele, nila hingga gurami. Bahkan pihaknya mengutus penyuluh untuk mendampingi warga selama proses pembudidayaan.
"Namun panen untuk jenis nila dan gurami memerlukan waktu yang panjang, sekitar enam sampai sembilan bulan," katanya.
Meskipun program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pendapatan warga namun pihaknya mengutamakan memberikan bantuan kepada keluarga yang memiliki lahan dengan ketersediaan air yang mencukupi.
Produksi ikan air tawar di Pariaman pada 2019 mencapai 318 ton, atau meningkat sekitar dua ton dari tahun sebelumnya yang hanya 316 ton.
"Produksi ikan itu didominasi lele. Namun lele ini juga dijual ke Pasaman untuk bahan baku lele asap," ujarnya.
Sebelumnya produksi ikan air tawar di Kota Pariaman pada 2019 mencapai 318 ton naik sekitar dua ton dari tahun sebelumnya yang hanya 316 ton.
"Ikan tersebut dibudidaya oleh warga Kota Pariaman yang gabung ke dalam 27 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan)," kata Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Dasril melalui Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Citrha Aditur Bahri di Pariaman.
Ia menyebutkan produksi terbanyak yaitu pada Oktober berjumlah 30,94 ton, lalu disusul Juni dengan jumlah produksi 30,18 ton.
Adapun produksi ikan air tawar berdasarkan jenisnya yang dibudidaya di daerah itu yaitu ikan mas 11,12 ton, nila 80,80 ton, gurami 39,36 ton, patin 7,03 ton, dan lele 180,50 ton. (*)
"Sudah ada kolam warga yang panen, terutama mereka yang membudidayakan lele karena dapat panen selama tiga bulan," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Dasril di Pariaman, Kamis.
Ia mengatakan dalam program ini pihaknya menyediakan pakan dan bibit ikan mulai dari jenis lele, nila hingga gurami. Bahkan pihaknya mengutus penyuluh untuk mendampingi warga selama proses pembudidayaan.
"Namun panen untuk jenis nila dan gurami memerlukan waktu yang panjang, sekitar enam sampai sembilan bulan," katanya.
Meskipun program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pendapatan warga namun pihaknya mengutamakan memberikan bantuan kepada keluarga yang memiliki lahan dengan ketersediaan air yang mencukupi.
Produksi ikan air tawar di Pariaman pada 2019 mencapai 318 ton, atau meningkat sekitar dua ton dari tahun sebelumnya yang hanya 316 ton.
"Produksi ikan itu didominasi lele. Namun lele ini juga dijual ke Pasaman untuk bahan baku lele asap," ujarnya.
Sebelumnya produksi ikan air tawar di Kota Pariaman pada 2019 mencapai 318 ton naik sekitar dua ton dari tahun sebelumnya yang hanya 316 ton.
"Ikan tersebut dibudidaya oleh warga Kota Pariaman yang gabung ke dalam 27 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan)," kata Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Dasril melalui Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Citrha Aditur Bahri di Pariaman.
Ia menyebutkan produksi terbanyak yaitu pada Oktober berjumlah 30,94 ton, lalu disusul Juni dengan jumlah produksi 30,18 ton.
Adapun produksi ikan air tawar berdasarkan jenisnya yang dibudidaya di daerah itu yaitu ikan mas 11,12 ton, nila 80,80 ton, gurami 39,36 ton, patin 7,03 ton, dan lele 180,50 ton. (*)