Padang, (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau Padang Pariaman memperkirakan cuaca ekstrem yang terjadi di Sumatera Barat (Sumbar) akan berlangsung hingga Maret 2020.
"Kondisi cuaca di Sumbar pada umumnya hingga Maret diperkirakan masih cenderung terjadi hujan," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau Yudha Nugraha di Padang, Jumat.
Yudha menyebutkan beberapa wilayah di Sumbar bagian barat seperti Padang, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, dan Pasaman Barat diperkirakan masih berpotensi hujan.
Ia juga mengatakan kondisi cuaca di beberapa wilayah Sumbar pada dua sampai tiga hari ke depan masih berpotensi terjadi hujan ekstrem seperti di Kabupaten Solok, Solok Selatan, Limapuluh Kota, Agam, Bukittinggi, Padang Panjang, Pasaman, dan beberapa daerah lainnya masih terjadi potensi hujan dengan intensitas tinggi.
"Potensi hujan tersebut juga disebabkan oleh karakter angin yang cenderung membawa uap air dan masa udara basah, yaitu pertemuan dua arus angin dari arah laut sebelah Utara dan Samudera Hindia," kata dia menerangkan.
Pertumbuhan awan terjadi pada siang. Sehingga hujan lebih cenderung terjadi pada sore, malam, dan pagi.
"Diperkirakan potensi hujan di beberapa daerah di Sumbar hingga Mei 2020. Namun pada Maret intensitas hujan sudah mulai menurun," kata dia.
Dampak cuaca ekstrem tersebut berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi yang perlu diwaspadai seperti terjadinya longsor, banjir, dan pohon tumbang. Untuk itu ia mengimbau masyarakat supaya lebih waspada.
"Untuk saat ini cuaca di Sumbar cenderung berawan dengan kelembapan udara mencapai 68 sampai 98 persen dan suhu udara dari 18 sampai 29 derajat celsius," kata dia. (*)
"Kondisi cuaca di Sumbar pada umumnya hingga Maret diperkirakan masih cenderung terjadi hujan," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau Yudha Nugraha di Padang, Jumat.
Yudha menyebutkan beberapa wilayah di Sumbar bagian barat seperti Padang, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, dan Pasaman Barat diperkirakan masih berpotensi hujan.
Ia juga mengatakan kondisi cuaca di beberapa wilayah Sumbar pada dua sampai tiga hari ke depan masih berpotensi terjadi hujan ekstrem seperti di Kabupaten Solok, Solok Selatan, Limapuluh Kota, Agam, Bukittinggi, Padang Panjang, Pasaman, dan beberapa daerah lainnya masih terjadi potensi hujan dengan intensitas tinggi.
"Potensi hujan tersebut juga disebabkan oleh karakter angin yang cenderung membawa uap air dan masa udara basah, yaitu pertemuan dua arus angin dari arah laut sebelah Utara dan Samudera Hindia," kata dia menerangkan.
Pertumbuhan awan terjadi pada siang. Sehingga hujan lebih cenderung terjadi pada sore, malam, dan pagi.
"Diperkirakan potensi hujan di beberapa daerah di Sumbar hingga Mei 2020. Namun pada Maret intensitas hujan sudah mulai menurun," kata dia.
Dampak cuaca ekstrem tersebut berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi yang perlu diwaspadai seperti terjadinya longsor, banjir, dan pohon tumbang. Untuk itu ia mengimbau masyarakat supaya lebih waspada.
"Untuk saat ini cuaca di Sumbar cenderung berawan dengan kelembapan udara mencapai 68 sampai 98 persen dan suhu udara dari 18 sampai 29 derajat celsius," kata dia. (*)