Padang Aro (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat mengusulkan pembangunan Sistem Resi Gudang (SRG) untuk kopi supaya harga stabil dan petani tidak rugi.

"Solok Selatan merupakan salah satu sentra kopi dan saat panen banyak harganya bisa anjlok. Dengan keberadaan SRG ini nilai jualnya bisa stabil sehingga petani maupun pengusaha kopi tidak merugi", kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten itu Budiman, di Padang Aro, Senin.

Saat ini, katanya, pengusaha kopi sedang semarak dan pemerintah terus mendorong supaya terus berkembang sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

Ditambah lagi kondisi alam Solok Selatan yang cocok untuk pengembangan kopi baik arabika maupun robusta.

Untuk pembangunan gudang ini, katanya, membutuhkan biaya sekitar Rp6 miliar dan kalau disetujui akan didirikan di dekat pasar Padang Aro.

"Produksi kopi paling besar di sekitar Kecamatan Sangir sehingga pembangunan gudang SRG ini lebih pas di dekat pasar Padang Aro," ujarnya.

Pembangunan gudang SRG, katanya, kemungkinan baru bisa direalisasikan pada 2021 karena pihaknya baru mengusulkan tahun ini.

Selain itu, katanya, pihaknya juga mengusulkan roasting kopi dengan skala besar sehingga nilai jualnya bisa lebih tinggi.

Dia menambahkan, penyimpanan hasil panen petani merupakan bagian penting dari sistem distribusi pangan dan berpengaruh besar terhadap perekonomian, maka diterapkanlah SRG.

Mengacu pada UU Nomor 9 tahun 2011, resi gudang atau yang disebut juga werehouse reciept system (WRS) adalah dokumen kepemilikan barang yang disimpan di suatu gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang. 

Pewarta : Erik Ifansya Akbar
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024